Featured Post

Kecanduan

February 17, 2016

Ayah Koleb

Rafhael itu GF pertamaku.
Seumur-umur ya baru kali ini Ngobrol Mesra sama Butchi.
Dia itu Memiliki Porsi yang pas untuk menjadi sosok seorang Laki-laki.
Suaranya, Pekerjaannya, Pemikirannya, namanya, cara berpakaianya, senyumnya, bahkan cara berjalannya
itu sama sakali tidak menggambarkan bahwa rafhael seorang manusia yang terlahir sebagai Wanita.
Satu hal yang buat dia kurang beruntung. rafael gak punya 'batang'.

Impiannya buat begitu sama mantan-mantannya juga harus pakai bantuan gitu..

Oke- Mulai aja cerita absurb ini.

Aku ketemu dia pertama kali dari situs Sosial Facebok.
Dia Chat aku, minta nomor Hp, Telfonan, kenalan, bla,bla,bal.
Sampai pada Kalimat "aku mau langsung aja ya ngomong. Karna aku lagi sendiri
Kamu sendiri. single, jomblo, kamu mau gak jadi pacar aku".

Yang ada difikiranku waktu mendengar itu, Ratusan pertanyaan .
bagaimana jika ?
apakah yang terjadi ?
siapakah dia ?
dimanakah kebenarannya ?
berapa banyak rintangangannya ?

Pokoknya begitu banyak pertanyaan.
Yang sebenarnya semua pertanyaan itu akan berhenti jika aku jawab "TIDAK"

Tapi sesuatu menghalangiku. Mungkin itu bagian dari fikiran kotorku.
jika aku bilang tidak, maka aku tidak akan bisa lagi bicara dengan dia.
Aku akan berhenti belajar memahami Dunia LGBT yang berhasil membuat orang-orang tak habis pikir ?
dan yang pasti aku tak akan pernah tau bagaimana rasanya memiliki pacar seorang Butchi.

Layaknya orang Pacaran, kami punya panggilan Sayang.
Ayah dan Bundha.

Kenapa begitu bermanja dengan seseorang wanita sepertinya kadang terasa lebih baik.
Entah karna wanita memiliki sisi lembut yang tidak dimiliki oleh sisi seorang cowok. Atau karna aku memang mulai Lain.

Kita Sering Berbagi cerita lewat Obrolan ponsel,
dan karna sudah sedekat itu. semudah itu. karna sebuah kesibukan kami berakhir dengan secepat itu.

Aku tak berniat meninggalkannya, hanya saja Facebookku jarang kubuka karna tak punya waktu.
Tapi rafael lalu Menghilang.
Karna kami tak pernah bertemu secara langsung.
Jarak antara Medan dan Sulawesi memisahkan Cinta kami yang terlarang ini.

Entah bagaimana aku bisa mempertahankan perasaan yang tak seberapa ini.
Di satu sisi sangat membahagiakan. tapi di sisi yang lain bertentangan dengan nurani lahiriah.

Ya.. Jika ada Waktu Lain, Aku Lanjutkan cerita ini dengan Versi lebih Menye.

__Bye..