Aku
bertemu Pria gila lain.
Entahlah,
aku tidak pernah membawa siapapun Masuk kedalam Ruanganku. Tapi Orang
menyebalkan ini, telah membuatku berfikir untuk menjadikannya sebagai orang
pertama yang kuajak ke dalam Ruangan ku,
"Kau
suka ini Mario"
Sambil
menatap penuh Takjub, Pria itu membelalakkan matanya ke arah dinding
kamar.Menyentuh cat timbul yang masih setengah kering.
"Bukan hanya suka, ini seperti Pameran Karya seni Dunia Jill".
"Bukan hanya suka, ini seperti Pameran Karya seni Dunia Jill".
"ya,
ini bakat terpendamku. Dan kau orang pertama yang kuizinkan melihatnya
Mario"
Masih
penuh takjub, Mario mengelilingi Ruangan yang tidak memiliki Jendela terbuka
ini.
Aku
hanya duduk di sebuah kursi ornamen tua, dekat dengan sebuah Piano Klasik
Pertamaku, Tapi itupun sekaligus menjadi piano
terakhirku, karna aku tak pernah mahir memainkan Jariku di atas Tuts nya. Sejak
ayah membelikannya untukku,aku kesulitan memainkannya. Hingga, mungkin aku
putus asa dan lebih memilih melanjutkan ketertarikanku pada seni.
"Mario, kau hanya diam ? Ayolah, katakanlah sesuatu"
"entahlah Jill, aku tak tau bakatmu sehebat ini. Maaf jika aku pernah meremehkanmu" mario tersenyum kecil, tapi senyuman yang manis dan penuh kagum.
"Boleh saya merokok disini" sambil mengeluarkan sebatang rokok, mario menyulutnya dengan Korek api jess,
"Mario, kau hanya diam ? Ayolah, katakanlah sesuatu"
"entahlah Jill, aku tak tau bakatmu sehebat ini. Maaf jika aku pernah meremehkanmu" mario tersenyum kecil, tapi senyuman yang manis dan penuh kagum.
"Boleh saya merokok disini" sambil mengeluarkan sebatang rokok, mario menyulutnya dengan Korek api jess,
"Ya,
terserah kau saja. Aku hanya tidak punya Asbak di sini, buanglah puntungan
korekmu di luar"
"Siap
Putri" sekali lagi Senyuman mario tergambar manis di wajahnya.
**
Perkenalkan
aku, Putri Jill Charista dan adikku Putri Jill Carolin.
Kami
bukan anak kembar. Hanya terpaut satu tahun.
Mamaku
sudah tua ketika melahirkan kami, di usia 42 tahun, mama sempat berfikir
pernikahannya dengan ayah akan sulit mendapat keturunan.Tapi beruntung sedang
memihak pada mama di tahun 1993. Mama dikaruniai 2 orang putri dalam waktu
2tahun.
Dan
saat usiaku menginjak 20tahun. Jangan heran jika orang menyangka mama adalah
nenekku. Dia sudah tampak menua dan Keriput. Tapi aku menyayanginya.
Bagaimanapun Mama yang telah mengizinkan -Karya Hebat-
Seperti
diriku hadir di tengah kehidupan ini.
**
"Kakaak...,
Akhirnya, aku dapat Beasiswa dari salah satu Universitas di Kanadaa.."
dengan nada Bahagia setengah mati, Carolin berlari ke arahku, membawa secarik
kertas dan menyerahkannya untukku baca.
"Oh.,
akhirnya pengajuanmu diterima. Selamat
Caroline, kakak bangga padamu" Kupeluk adikku yang masih dengan senyum
lebar memamerkan gigi-giginya yang putih.
Tepat
di bulan juli 2011, adikku karolin mendapatkan hal terbaik dalam hidupnya. Dia
manjadi Lulusan terbaik di SMA Internasional Bandung. Dan diterima menjadi
salah satu mahasiswa di Universitas luar Negri, dari beberapa universitas yang
diajukannya. Takdir membawa Karolin ke Kanada, Amerika Serikat. Dan yang terpenting,
Kuliahnya dibiayai oleh Beasiswa.
**
"Putri
jill, kenapa kau menyembunyikan ruanganmu"
"Karna
aku menyukai Karya. Aku Menyukai hidupku yang bahagia"
"apa
kau menyukaiku?"
"Mungkin
jika kau penyebab karya seniku"
The End (1)