Featured Post

Sakit

February 03, 2013

Karna Permata itu Bukan Untukku


Terkadang semakin besar sesuatu yang ingin kita capai, maka akan terasa semakin besar pula pengorbanan yang harus dilalui.
  _Chery

..Kemarin perasaan sayang itu Pernah terjadi begitu indah sekaligus menyakitkan. Dan hari ini aku mulai Lupa. Kenapa, Aku tak pernah menggapainya?
Entah karna dia terlalu berharga atau karna tak ada upaya lebih yang bisa kupilih? Oh, mungkin (itu karna) Aku manusia biasa dan cukup sadar diri.
Ya,  so true, The Innocent like me can never Last. Andai waktu bisa diulang, aku pasti akan memperbaiki semua yang salah. Tapi sepertinya tidak. waktu adalah masa depan yang terus berjalan maju, mungkin dia tak lagi pedulikanku meskipun air mataku sudah mengering. Sepertinya masih terlalu klise jika Saat ini aku masih melihat jelas dirimu yang dulu pernah Milikku.

Bicara usia. Haha mungkin aku harus menahan malu.
Orang-orang pasti akan menertawakanku jika tau di usia hampir 20 tahun aku tak pernah berpacaran seperti kebanyakan remaja lainnya. (ada apa denganku ?)

Ya,kadang aku sendiri bertanya ‘kenapa aku begini’. Apakah terlalu bodoh jika aku mencintai sesuatu yang memang pantas untuk kucintai. Tapi kenapa aku tidak bisa bersamanya. ‘wahai hujan, beri aku jawaban lewat tetesan airmu. Yakinkan aku jika ini memang takdir Tuhan’.


Di masa lalu aku sempat menemukan permata itu. Dia lebih berkilau di antara semua permata yang kulihat. Ketika sedang berjalan aku membayangkan 2 sayap putih nan indah sedang mengembang di bahunya. Entahlah, seperti nyata tapi itu hanya imajinasiku --Wake me up Now--.
 Aku tertarik dan sudah-sangat-ingin memiliki permata itu sejak awal. Sungguh, aku akan memperoleh permata itu dengan kerja kerasku sendiri. WaW. Tapi dia indah, bukan hanya aku yang terkilau dibuatnya. Mungkinkah aku berhasil -_-??”

Ya Nyaris !

Jika bukan karna takdir, aku yakin permata itu masih akan menjadi milikku. Seseorang yang membawa pandangan lebih kini telah membeli Permataku. Dia memiliknya dengan mudah karna dia memiliki segalanya. Yah, tak ada yang bisa kulakukan lagi, aku Harus Ikhlas, ini sudah Finish.