Akhir Desember 2010
“mengertilah engkau wanita, harusnya engkau juga bicara,
ucapkan cintamu padaku, akupun juga mencintaimu.
aku hanya lelaki, yang lembut suka bila kasihmu,bila memang cintamu untukku,
karena kita sama juga begitu”
Sebuah pemikiran dangkal, akhirnya memanduku untuk menulis
cerpen tanpa alur ini.
Bahkan aku sendiri sebagai penulis tidak bisa mengartikannya dengan hati
ataupun kata.
Sebelumnya ini pengenalan sama karakter cerpennya dulu :
-
Sisy, Dia adalah tokoh utama. Pendiam,
pemalu, dan juga sensitiv kalau lagi datang bulan. Hehe.
Kalau menyangkut aktor idolanya, yaitu Boyband K-pop Suju, Sisy sangat agresif.
Meskipun memiliki segudang cita-cita, sisy lebih senang menuliskan semua hal
dalam hidupnya di dalam sebuah buku catatan kecil ‘diary’ nya.
Meskipun punya beberapa sahabat, sisy lebih mempercayai diary nya saja sebagai
teman berbagi curahan hatinya, dia takut perasannya pada kak ernest yang sudah
satu tahun dipendam akan terungkap.
-
Arnest, adalah kakak kelas Sisy. Seorang anak orang
kaya, wajah tampan, dan punya segalanya. Arnest aktif dalam kegiatan organisasi
di sekolah, dan juga hobi main sepak bola.
Meskipun memiliki sifat cuek, ada rumor beredar jika di luar sekolah arnest
adalah playboy. Yang bisa jadi super tega, kalau bersaing dengan cowok lain
dalam mengejar cewek incaran.
-
Rasty, adalah teman sekelas arnest. Dia
pintar dalam pelajaran dan juga pintar bergaul. Tapi rasty selalu iri pada
teman yang bisa melebihi prestasinya di sekolah. Rasty mengenal sisy hanya
sebatas adik kelas biasa. Meski begitu sisy sangat ingin bersahabat dengan
rasty karena kepopulerannya sebagai cewek pintar.
-
Roby, adalah teman sekelas sisy sejak
masih sekolah dasar. Roby sangat perhatian terhadap sisy, karena selama ini
sudah menyimpan perasaan yang tak pernah diungkapkannya. Meski begitu roby
tidak ingin buru-buru karena harus fokus pada sekolahnya.
-
Buk Sari, adalah seorang guru sekolah yang
baru lulus sarjana. Karena usianya masih muda bu’ sari mudah dekat dengan semua
muridnya.
Guru kesayangan sekaligus guru idola yang diam-diam menjadi saksi kisah cinta
masa sekolah antara sisy, dan murid-muridnya yang lain.
Di luar sekolah, bu’ sari sering dianggap layaknya teman oleh siswa siswinya.