Aku berharap bisa menghasilkan uang, namun tetap bisa menjaga kewarasan.
Adakah Solusi ?
Singkat sekali padahal hidup di dunia ini.
Tapi apa yang terlihat didepan mata, nyatanya lebih menggiurkan dikejar
dibandingkan bicara akhirat.
Satu sisi ingin berusaha segigih mungkin, tapi di sisi lain
timbul pertanyaan dalam benak ‘For What’.
Mencari dan mengumpulkan sebanyak banyaknya harta yang pada akhirnya tidak akan
dibawa ketika mati.
Yang malah akan dianggap sampah rongsok oleh orang yang masih hidup.
Aku sudah cukup bersabar dengan tidak ‘Tantrum Kesurupan’
seperti dahulu.
Meski terkadang rasa sakit –akibat menahan amarah- ini membuatku ingin meledak
dari dalam.
Suami dan Ibu, mereka membuatku semakin bodoh hari demi
hari.
Tapi mereka juga adalah sosok yang membuatku bergantung untuk bertahan hidup.
Andai saja perut bisa diisi makanan satu kali sehari saja.
Andai saja kebutuhan hidup bisa terpenuhi hanya dengan seratus limapuluh ribu
seminggu.
Tapi ada nafsu dan hasrat lain berbentuk gengsi dalam upaya bertahan hidup di tengah Masyarakat, Ingin Makan enak, Pakai baju bagus, sampai merawat kulit sekinclong porselein.
Jika saja aku bisa mematikan rasa Cinta, mungkin sekarang
semuanya tak menjadi serumit ini.
Menikah, Menjadi istri dan ibu.
Aku ingin hidup yang simpel dan tidak membuat kepala
migrain.
Bekerja baik-baik, Berinteraksi baik-baik dan beribadah baik-baik.
Terimakasih.