Menunggu itu lama, untuk sesuatu yang memang kita nantikan.
Padahal nanti malam suamiku akan pulang dengan membawa gaji dan memberiku uang
belanja.
Dari uang itu aku bisa membeli paket internet yang akan aku gunakan untuk
browsing, bloging dan main game.
Tapi paket internet yang sudah habis sejak tadi malam membuatku tak sabar untuk bisa terhubung ke internet lagi. Aku menunggu malam hari dan itu sudah membuatku tak sabar.
Entah kenapa
kondisinya –aku- jadi semakin tak bisa jauh dari tekhnologi.
Hidupku benar-benar tergantung pada tekhnologi. Terutama Listrik nomor 1.
Andaikan ada satu hari saja hidup tanpa listrik, mungkin aku sudah kelimpungan tak tau harus
berbuat apa. Tak bisa mandi, masak, dan bertahan hidup.
Miris memang, tapi inilah nyatanya. Aku tak bisa hidup tanpa listrik, tanpa
Tekhnologi dan apapun yang mempermudah hidupku kini.
Dan kembali pada –kata- menunggu, segalanya akan terasa
berlalu cepat jika kita jalani tanpa ada sesuatu yang kita nantikan.
Contohnya pergantian bulan, Ucuk-ucuk unyuk unyuk tiba-tiba saja udah memasuki
bulan juli. Kepergian papaku tersayang –di bulan januari- yang memberikan luka
begitu dalam di hati, masih belum terpulihkan. Tapi sudah setengah tahun saja
waktu berlalu dan membuat segalanya terlewati.
Aku masih saaaangaaat merindukan papa.
Tangannya yang hangat dan pelukannya yang menenangkan, aku masih ingin
merasakan kasih sayang itu. Hatinya yang luar biasa lembut, sampai saat ini
belum ada yang menandingi. Jangankan yang menyamai, yang mendekati kesabarannya
saja tak ada.
Bagiku papa tetaplah satu-satunya manusia terbaik yang
pernah kutau.
Mungkin, karna itulah Allah memanggilnya lebih cepat, karna Allah ingin dekat
dengan hambanya yang baik itu.
*haduuuh*
Tak terasa air mata ini mengalir kembali. Kita sudahi dulu cerita hari ini yay..
by"Chery |