Kamu menghubungiku lebih dari
25kali sejak malam tahun baru dimulai.
Aku tau sebanyak itu kamu menelfon
karna aku memblokir panggilannya.
Panggilanmu masuk, tapi tertolak
secara otomatis dari ponselku.
Dalam fikiranmu, mungkin aku
bertindak sangat tega padamu. Aku sudah jahat karna tanpa alasan menghindar
darimu begitu saja.
Kamu tidak habis fikir karna lagi
dan lagi aku bersikap seolah kamu sudah berbuat kesalahan yang membuatku marah.
Tapi tidak sayangku.
Aku tidak seperti apa yang kaufikirkan (meskipun aku tak tau apa yang kau fikirkan).
Aku tidak seperti apa yang kaufikirkan (meskipun aku tak tau apa yang kau fikirkan).
Aku hanya, memiliki alasan dan
pemahamanku sendiri.
Bukan hanya soal aku telah
membohongi perasaanku. Tapi ini juga soal pertimbangan yang kuputuskan sebelum
tahun 2018 berakhir.
Yaitu, aku harus berakhir denganmu
bersama dengan berakhirnya tahun.
Aku ingin menghindarimu, apapun
ceritanya.
Karna aku tidak lagi memiliki keinginan untuk bersamamu.
Karna aku tidak lagi memiliki keinginan untuk bersamamu.
Aku sudah cukup kecewa dengan
rencana pernikahan kita yang gagal.
Aku juga sudah cukup merasa terhina
dengan Pernyataanmu yang selalu -Lagi dan Lagi- mengungkit masa laluku yang
nyatanya kamu tidak tau dan memiliki andil apa-apa disana.
Harga diriku sudah cukup
terinjak-injak oleh Nafsu.
Aku sudah kehilangan harapan dan
rencana bersamamu sejak kau mulai menyadarkanku jika diriku memang tidak ada
harganya dan tidak layak dihargai lagi.
Kamu yang semakin lama semakin jauh
dari harapan.
Mungkin! disana kau sedang berusaha
untuk memperjuangkanku. Tapi ketahuilah kekasihku, aku disini dengan perasaan
tak rela, berharap kau berhenti bertahan dan bekerja keras demi aku.
Bekerjalah demi dirimu sendiri. Bertahanlah
untuk luka yang kutinggalkan ini beberapa saat saja.
Karna nanti, jika sudah tiba
waktunya, kau juga akan bahagia. Jauh lebih Bahagia dibanding ketika masih
bersamaku.
Aku yakin, Kau pasti takkan sudi
merindukan seseorang sepertiku, yang telah mencampakkanmu seperti Sampah. –Lagi
dan lagi-.
Sekuat-kuatnya kamu bertahan,
Percayalah akan ada saatnya kamu lelah
dan ingin berhenti.
Seperti aku yang dulu. Seperti aku
yang pernah hidup di masa lalu, sebelum kau mengenalku.