Featured Post

Sakit

January 01, 2019

Menghindar


Kamu menghubungiku lebih dari 25kali sejak malam tahun baru dimulai.
Aku tau sebanyak itu kamu menelfon karna aku memblokir panggilannya.
Panggilanmu masuk, tapi tertolak secara otomatis dari ponselku.
Dalam fikiranmu, mungkin aku bertindak sangat tega padamu. Aku sudah jahat karna tanpa alasan menghindar darimu begitu saja.
Kamu tidak habis fikir karna lagi dan lagi aku bersikap seolah kamu sudah berbuat kesalahan yang membuatku marah.

Tapi tidak sayangku.   
Aku tidak seperti apa yang kaufikirkan (meskipun aku tak tau apa yang kau fikirkan).

Aku hanya, memiliki alasan dan pemahamanku sendiri.
Bukan hanya soal aku telah membohongi perasaanku. Tapi ini juga soal pertimbangan yang kuputuskan sebelum tahun 2018 berakhir.
Yaitu, aku harus berakhir denganmu bersama dengan berakhirnya tahun.

Aku ingin menghindarimu, apapun ceritanya.
Karna aku tidak lagi memiliki keinginan untuk bersamamu.
Aku sudah cukup kecewa dengan rencana pernikahan kita yang gagal.
Aku juga sudah cukup merasa terhina dengan Pernyataanmu yang selalu -Lagi dan Lagi- mengungkit masa laluku yang nyatanya kamu tidak tau dan memiliki andil apa-apa disana.
Harga diriku sudah cukup terinjak-injak oleh Nafsu.

Aku sudah kehilangan harapan dan rencana bersamamu sejak kau mulai menyadarkanku jika diriku memang tidak ada harganya dan tidak layak dihargai lagi.
Kamu yang semakin lama semakin jauh dari harapan.

Mungkin! disana kau sedang berusaha untuk memperjuangkanku. Tapi ketahuilah kekasihku, aku disini dengan perasaan tak rela, berharap kau berhenti bertahan dan bekerja keras demi aku.
Bekerjalah demi dirimu sendiri. Bertahanlah untuk luka yang kutinggalkan ini beberapa saat saja.
Karna nanti, jika sudah tiba waktunya, kau juga akan bahagia. Jauh lebih Bahagia dibanding ketika masih bersamaku.

Aku yakin, Kau pasti takkan sudi merindukan seseorang sepertiku, yang telah mencampakkanmu seperti Sampah. –Lagi dan lagi-.
Sekuat-kuatnya kamu bertahan, Percayalah akan  ada saatnya kamu lelah dan ingin berhenti.
Seperti aku yang dulu. Seperti aku yang pernah hidup di masa lalu, sebelum kau mengenalku.