Dulu, aku fikir semua manusia hatinya itu baik, ternyata seiring dewasa, Banyak kebaikan hati yang terkontaminasi oleh ‘racun’ dan kehilangan kemurniannya.
Racun yang kumaksud adalah racun hati itu sendiri, berupa iri dengki, kesombongan dan juga rasa dendam.
Dulu, aku fikir juga setiap anak memiliki kehidupan yang mirip denganku. Orang tua yang lengkap, menempuh pendidikan di sekolah dan hidup dalam lingkungan yang layak dan berkecukupan. Tapi ternyata seiring dewasa aku menemukan banyak anak yang terlahir dalam ketidakberuntungan dan ketidakadilan takdir. Beberapa bahkan dikutuk kelahirannya dan berakhir tumbuh dalam nestapa.
Even, ada yang diasuh oleh orang ‘jahat’, tidak diberikan pendidikan dan bahkan dipaksa bekerja keras sejak usia dini.
Prasangka baikku terhadap keadaan, dimana yang kulihat selama masa kecilku hanya anak-anak beruntung dan bahagia, akhirnya mengaburkan pandanganku terhadap anak-anak yang terbuang itu.
Aku kaget saat tau ternyata ada anak tak berdaya yang menjadi korban kebiadapan orang dewasa, entah itu pelecehan, penganiayaan, hingga ditelantarkan sampai akhir hidupnya.
Dan saat ruang lingkup pengetahuanku sudah semakin luas, aku menyadari bahwa salah satu korban dari anak yang terlahir kurang beruntung itu, ternyata adalah diriku sendiri.