Iqbal, iqbal, iqbal..
Aku terus menyebut nama itu sampai terdengar tak ada artinya
lagi.
sebuah nama yang selalu kurindukan.
Nama yang selalu kuingat. Meski pemilik nama itu bahkan tak ingat aku lagi (Sad
L)
Ada jutaan rangkaian kata, rencanaku ingin kuutarakan
padanya. Tapi aku membisu.
hanya air mata yang mewakili betapa dalamnya perasaanku.
Terkadang, nama itu begitu kubenci. Buah dari logikaku untukmu. Kau yang berbeda.
--
Mata itu !
Rona mata bercahaya seolah tak berdosa, aku rindu ingin menatapnya.
Dengan atau tanpa ketulusan dan terkesan memanfaatkanku, just!
Mata itu milikmu, right !
Suaranya !
Suara itu juga sama. Suara yang terdengar begitu khas dan
selalu menyemangati.
membuat kekaguman, dan merapuhkan rasa di satu sisi.
suara itu juga milikmu, kan !
Sampai detik aku menulis ini, belum ada yang bisa
menggantikan posisimu.yang lainnya hanya menarik perhatianku.
Meskipun yang lain indah, mereka hanya di mata. Yang masuk dalam jiwa hanya
dirimu.
Aku ingin bal, kita berteman seperti dulu. Pertemanan yang
dipenuhi ketulusan, bukan cinta.
Menjadikan perkenalan berkesan sepanjang hidup. Pertemanan yang indah dan tak
terlupakan.
Seiring berakhirnya tulisan ini, aku akan menata perasaanku kembali. Untukmu Muhammad Iqbal.