Maaf jika sudah terlalu sering mengabaikanmu. Rasanya masih saja aneh jika seseorang mengaku mengikuti Blog Acakadut ini.
Tapi terimakasih banyak, setidaknya ada yang mau ikut membaca kisahku, meskipun hanya lewat tulisan.
Januari 2020 hampir berakhir.
Dan beberapa hari yang lalu aku masih menoreh cerita bersama teman-teman baru yang Abstrak.
Lalu malam ini, aku baru saja memblokir Whatsaap mereka lagi.
Well, aku memang gak pernah tau caranya mempertahankan.
Aku hanya tau caranya memulai dan mengakhiri.
Luka di masa lalu itu masih menorehkan bekas yang tak pernah berhenti berdarah. Terkadang aku bisa menahan luka itu sementara. Tapi pada akhirnya, ada saja hal yang membuatku harus kembali merasakan sakitnya luka itu.
Aku akan terus sendiri untuk waktu yang tidak ditentukan.
Kubiarkan Takdir mengalir dan Menanti akankah ada sesuatu yang bisa memberiku Ketegaran yang jauh lebih kuat daripada hari ini.
T_T
Aku selalu benci melihat tangan kotorku dipegang oleh seseorang.
Aku begitu sakit merasakan hatiku, entah kenapa betapa lemahnya aku menghadapi sebuah rasa.
Aku bisa merasakan sebuah Ketulusan, meskipun itu palsu atau tipuan semata.
Kupandangi tangan itu. Jari2 yang besar dengan urat halus menonjol, khas milik seorang lelaki.
Tangan lembut itu menggenggam tanganku, membersihkan sisa kotoran yang ada di kuku dengan kuku jempolnya.
Kenapa kamu melakukan itu. Hal sepele dan remeh yang luar biasa menyentuh perasaanku.
Kulihat tangan kita yang saling menggenggam ini sebagai sebuah keindahan.
hatiku menggumam "jari kitapun bahkan serasi"
Aku tidak memilih jodohku, kubiarkan Ilahi menTakdirkannya untukku.
Sesusah apapun berupaya, takdirku tetap hanya akan menjadi seseorang yang dipilih.
Bukan hanya memilih.
Terimakasih untuk Pertemuan Singkatnya.
Maaf jika aku belum tau cara untuk Tegar dan Bertahan.