Malam ini, rumahku tidak sesunyi
biasanya, kedua orangtuaku sedang berada dirumah, duduk diruang tamu, menunggu
kedatangan orangtuamu.
Entah bagaimana memulai ceritanya
sampai kedua orangtua kita akhirnya bertemu.
yang pastinya, malam ini aku sudah mempersiapkan diri jika akhirnya hatiku harus kembali pecah, hancur dan nyaris tak berbentuk lagi.
yang pastinya, malam ini aku sudah mempersiapkan diri jika akhirnya hatiku harus kembali pecah, hancur dan nyaris tak berbentuk lagi.
Aku memang lemah untuk hal yang
satu ini, didekati oleh seorang laki-laki bermata indah seperti mata milikmu.
Tapi sejak awal semuanya berjalan bagai
takdir yang tak bisa kuhindari.
Kau yang awalnya tak kusukai,
sering datang dan menemani hariku yang sepi. Canda tawa yang awalnya kaku,
perlahan menjadi Rindu.
Akupun mulai terbiasa dan menyambut
kedatanganmu.
Tanpa terelak lagi. Aku dan kamu, jatuh cinta.
Tanpa terelak lagi. Aku dan kamu, jatuh cinta.
Kamu mungkin tau jika dulu aku
pernah begitu terluka pada seorang laki-laki. Jangka waktunya belum lama,
2tahun sebelum kedatanganmu.
Laki-laki itu telah memenangkan
hatiku dengan semua kebohongannya.
aku yang saat itu begitu lugu, tidak berfikir panjang, selain memikirkan hal apa yang bisa kulakukan untuk membuatnya bahagia.
aku yang saat itu begitu lugu, tidak berfikir panjang, selain memikirkan hal apa yang bisa kulakukan untuk membuatnya bahagia.
Aku melakukan semuanya, Cinta,
Harta, Raga, bahkan Hidupku, Aku berikan semua untuknya yang ternyata berhati
Iblis.
Lalu, aku dicampakkan.
Dilupakan.
Dan dianggap tak pernah ada dalam
hidupnya.
Tapi itulah wanita, hanya perlu
menyentuh hatinya untuk bisa mendapatkan apapun miliknya.
Sejak saat itu aku rapuh.
Dan mulai memutuskan untuk tidak
pernah menikah dengan siapapun.
--
Tapi malam ini, kedua orangtua kita bertemu. Mereka
membicarakan kondisi kita, cukup membuat mereka risih mungkin.
Perbedaan kasta dan budaya, nyaris
terlihat jelas diantara keluargaku dan keluargamu.
Seperti langit dan bumi, bisa
berdampingan, saling melengkapi, tapi tak pernah bisa bersatu.
Mereka bicara banyak hal selayaknya
orang tua. Mereka tidak menginginkan aku menjadi menantunya.
dan orang tuakupun tidak mengharapkan kamu menjadi bagian keluarga kami.
dan orang tuakupun tidak mengharapkan kamu menjadi bagian keluarga kami.
Cinta kita tidak dipertanyakan,
hanya soal harta, Harga diri dan egoisme masing-masing.
Setelah pertemuan malam itu.
Aku kosong dan menatap segalanya
tiada arti lagi.
Aku tau pertemuan malam ini akan
menjadi pertemuan pertama dan terakhir dari keluarga kita.
Kulepaskan kamu kembali sebagai
cinta yang tak seharusnya dipertemukan sejak awal.
By : Cherry