Duduklah disini,
Disampingku.
Jangan banyak bicara, dan hanya tatap mataku.
Jangan banyak bicara, dan hanya tatap mataku.
Kau Tau.
JLEB !!
Otakku menari-nari
menyerukan ribuan kata untukmu. “Kamu Milikku” “Kamu tidak mungkin milikku”,
“Kamu Baik” “Kamu tidak sebaik itu”, bla,bla,bla.
Sumber imajinasi
terbesarku adalah dirimu.
Aku yakin, jika aku
terlahir sebagai pencipta syair. Dan jika sesuatu membuatku berhenti berlagu.
Mungkin syair itu telah berganti dirimu.
Didekatmu. Aku
selalu menyimpan Ratusan kata yang tinggal menunggu untuk ditorehkan.
Di saat tatapan itu beradu. Setiap kata akan semakin dalam menyeru bersama Qalbu.
Di saat tatapan itu beradu. Setiap kata akan semakin dalam menyeru bersama Qalbu.
Kamu. Kamu dan hanya
dirimu.
Jika sedang berjauhan darimu, anehnya setiap
torehan makna menjadi kaku. Dan tersembunyi malu-malu.