Dion..
Aku harap aku enggak pernah bosen menyebut Nama kamu dalam setiap My Real Diary. That it.
Begitu berusahanya aku untuk bisa bertemu denganmu sampai seribu hati yang kini hadir menjadi tak ada yang kumau.
Itu karna aku Mau Kamu. Titik.
Hari yang mengagetkan memang.
Karna telah kehilangan Kamera DSLR ku. Aku mutusin untuk Lebih banyak Berdoa pada Allah.
Aku Mengikhlaskan segala yang tlah hilang. Meski aku tidak melupakannya.
Kuharap ini menjadi Pelajaran di waktu-waktu mendatang.
Kagetnya karna bang Fadli Kepet Nasution tiba-tiba datang hari ini.
Perasaan ku bilang dia pulang kesini karna aku !
Well Well well well well....
Dia Partner kerja yang Asik.
Tapi bukan Teman, sahabat apalagi Pacar yang Baik.
Aku enggak tau, kalau yang marga Nasution ada yang seRoyal dirinya.
Tapi aku bingung sama ungkapannya yang kekanak-kanakan.
Bukannya kemarin dia yang bilang kalau enggak akan mau ketemu sama aku lagi.
Dia juga yang bilang kalau gak ada lagi sangkut pautnya sama Fritz.
Dasar Gila. Fak yu !
Kenapa tadi sekitar Jam setengah enam sore dia datang kesini sama Fritz.
Si Fritz pake baju Item. Anjir Manis banget lagi.
Ini nih, yang buat aku goyah.
Aku udah berusaha Gak ada sangkut pautnya sama dia lagi Lo.
Gw kira lu udah mau mati fritz. Tapi tadi gw liat lu sehat banget.
Kangen gak sih lu sama Gue.
Aneh banget Gini.
Sorry ya Dion.
Meskipun kamu tidak nyata dalam cerita ini. Tapi kuharap kamu tidak ingin muntah mendengar Ocehanku..
Aku bahagianya sih tadi malam.
Aku memperhatikan wajahnya bang Budi.
Ternyata kalau dari samping itu dia Manisss, Hidungnya mancung. Jerawatnya What Ever..!
Dia punya senyum Secret.
kalau enggak dibilang bUdi Tiet dia Ompong, Maybe aku gak pernah tau dia itu ompong.
So far sih. Emang gak pernah liat gigi dia secara langsung.
kalau bicara, merokok, ketawa. giginya itu kesimpen.
lalu... Mama !
'ma, Kayaknya sama siapapun aku deket mama gak akan pernah setuju deh.'
dan waktu tau aku lagi deket sama bang budi mama juga gak setuju.
Katanya bapaknya suka Nyolong Ikan, Gak punya ladang, cuma manjat kelapa.
Ibuknya orang susah. Tapi Belagu.
Mereka keluarga orang pendatang, Hidup susah, dapet rumah kecil bantuan dari SBY. bla, bla bla...
Dan satu lagi, Budi itu anaknya Nakal, suka Nyolong.
OH, FUCK SHITT MEN !
Keburukan apa lagi yang mama tau tentang Orang lain!
Kayaknya mama emang lebih tau hidup orang lain dibanding orang lain itu sendiri ya.
Aku Jalan sama bang Budi ma!
Aku enggak jalan sama Keluarganya.
Aku nyaman sama bang budi..
Seenggaknya dia jauh lebih menghormatiku daripada semua cowok yang pernah dekat denganku.
Dia bahkan sangat segan memegang Tanganku..
Emangnya mama pikir aku mau Nikah sama dia.
Eh.. Maksudku kenapa aku harus mempertimbangkan keluarganya.
Toh belum memikirkan sama sekali tentang pernikahan bersama Dia.
Kalau saja semua orang seperti mama.
Oke, mereka memandang BAIK keluargaku.
Tapi apakah aku sebaik keluargaku.
Ibu mana sih yang bisa memahami Jalan Pikiran anaknya secara Akurat tanpa meleset 0, 001% pun.
Kalau aku Cinta, sampai mana pun ya aku hanya mencintai dia saja.
Masalah keluarganya, Hidupnya, dan Lainnya.
Itu akan Mendapat Titik terang seiring waktu berjalan.
Hebatnya.
Hampir semua Pertentangan Keluarga mengalahkan Perasaan Cinta Tulus sepasang anak Manusia.
Kejadian seperti begini Ada Loh. Banyak !
Aku jadi inget satu kata menyakitkan dari Bapakku dulu. Kalau aku pilih Dion, maka aku akan kehilangan Bapak ?
Doble Fuck shitt Men !