Aku suka musik, suka nonton konser. Tapi sayangnya aku tidak punya akses untuk kesukaanku yang satu itu.
Di tahun 2010, aku sering diajak nonton konser sama teman-teman sekolahku. Tapi
jarak rumahku yang terlalu jauh untuk sampai ke kota, ditambah tidak adanya
akses kendaraan. Akupun sering ‘terpaksa’ menolak ajakan –yang padahal aku
sangat ingin datangi-itu.
Karna ongkos untuk angkutan umumnya udah berapa !
belum lagi kalau nonton konsernya bayar, tiketnya udah berapa !
kalaupun konsernya gratis, pasti beli minum atau minimal makan bakso. udah
berapa lagi itu hayo !
Dan untuk mendanai itu semua satu-satunya cara adalah minta uang sama bapak,
yang itupun belum tentu dikasih kalau alasannya untuk nonton konser.
Lanjut >>
Aku juga suka menggambar, menggambar yang benar-benar menggambar pakai pensil.
Seperti membuat sketsa wajah atau sketsa apapun itu.
Tapi aku juga tidak pernah berlatih secara khusus, menggambar itu butuh waktu
luang, bukan waktu sempit, karna otak harus tenang, jadi selama ini apapun yang
kugambar adalah sekedar hobi, yang benar-benar hobi dan kupelajari secara
otodidak.
Peralatan menggambarku juga bukan yang mahal dan bermerek, hanya kertas hvs
putih, atau buku gambar biasa dengan pensil 2B merek apapun yang dijual di toko
dekat rumah.
Dan juga aku suka
Desain.
Hal itulah yang akhirnya membawaku pada sekolah DreamArch.
Yang belum kutamatkan, karna keburu pindah lokasi.
Tapi dari kesemua hobby, belum ada satupun hobiku yang
menghasilkan.
karna aku tidak berinteraksi dengan orang-orang diluaran sana.
Satu hal yang paling sering kulakukan adalah membaca dan
menulis.
Karna itu tidak membutuhkan interaksi dengan orang lain.
Dan beruntungnya ini adalah satu-satunya hobi yang masih bisa kujalani sampai detik ini.