Aku menarik Nafas panjang, dan atas nama kejujuran hati. Tertorehlah Catatan ini.
Aku terus saja berfikir pada
keputusan yang kubuat akhir-akhir ini, Keinginan dan harapan Bahwa aku tidak mau hidup
bersama dan menikah dengan seseorang yang kucintai. Jangan tanya kenapa, karna aku tidak tau kenapa ?
Seperti alasan aku tidak pernah tau kenapa aku jatuh cinta padanya. Seperti itu juga kenapa aku tidak tau kenapa aku tidak ingin hidup denganmu.
Seperti alasan aku tidak pernah tau kenapa aku jatuh cinta padanya. Seperti itu juga kenapa aku tidak tau kenapa aku tidak ingin hidup denganmu.
__
Aku bimbang dan sedikit kacau.
"kasihku, Ini semua bukan karna aku tidak suka kamu. Karna semakin
lama aku sangat menyukaimu dari berbagai sudut pandang.
Aku ingin terlepas drimu lebih karna Kenyataan dan
Logika yang kukira benar selama ini.
Karna kamu begitu Pencemburu, dan cemburu itu juga menular padaku.
Karna kamu begitu Pencemburu, dan cemburu itu juga menular padaku.
Kamu tidak suka aku melihat cowok yang lebih ganteng, karna
itu aku juga benci jika melihatmu tertarik pada wanita cantik yang lain.
Sejujurnya wajah dan penampilanmu sangat jauh dari tipe
cowok yang bisa membuatku senang memamerkan dan membanggakanmu di depan
orang-orang. Tapi itu tak akan pernah menjadi masalah untukku.
Karna aku juga memiliki kekurangan dalam fisik. Meski secara
kasat mata banyak orang yang melihatku sebagai wanita yang cantik.
Tapi dirimu, secara kasat mata saja sudah terlihat berantakan buat mereka.
Haruskah,aku mempertahankanmu lebih jauh lagi.
Aku berharap semakin aku Dewasa, logika ini akan semakin
menuntunku untuk menyikapi perasaan dengan jauh lebih Realistis.
Aku tidak begitu suka ibumu, dia menayakanku soal materi ketika kami sedang bersama. Ayahmu, dia juga tidak begitu suka akan kehadiranku dan kufikir Keluargamu tidak ingin jika aku masuk dan 'ada' diantara mereka.
Kamu punya marga,
dan silsilahmu masih kental. Aku tidak punya bagian dalam hal itu.
Sungguh, membayangkan aku harus membaur dalam adat istiadat
yang begitu ribet dan tidak kupahami. Itu saja jauh dari kesan 'aku ini cocok' untukku.
Mereka banyak yang tidak seakidah, tutur katanya saja sukar kuterima.
Aku yang sensitive ini bisa berulang kali menahan sakit
hati, kalau-kalau mereka bicara seenaknya tanpa mikir perasaanku.
Memang sih hatinya bisa saja baik dibalik kata-katanya yang ceplas ceploa, tapi ya mana aku tau isi hati orang. Aku bukan Tuhan, aku hanya bisa menilai prilaku orang.
Memang sih hatinya bisa saja baik dibalik kata-katanya yang ceplas ceploa, tapi ya mana aku tau isi hati orang. Aku bukan Tuhan, aku hanya bisa menilai prilaku orang.
Dan Satu lagi, Jika aku bersamamu itu artinya Aku harus melepaskan satu persatu impianku.
Kehidupan pribadiku yang semula Rahasia, harus kurelakan
untuk menjadi bagian dalam hidupmu. Menjadi hal yang kamu hakimi, hal yang kamu
tidak setujui dan mendapat pertentangan darimu.
Sungguh, aku sangat-sangat-sangat minta maaf.
Tapi daripada aku menyesal nanti. Lebih baik aku menyesal sekarang.
Aku tau kamu punya mimpi yang tinggi. Karna itu Gapailah impianmu yang segede Gaban itu.
Jangan libatkan aku untuk menjadi seseorang yang harus kau kekang kebebasannya. yang mau tak mau harus mengikuti inginmu.
*Aku sungguh tak bisa*
Dibalik tatapan mataku yang sayu, suhu tubuhku yang hangat dan kasih sayang yang super tulus. Ketahuilah aku menyimpan Keegoisan di dalam kepala yang keras dan beball.
Aku benci ketidaksepahaman yang terus-menerus mengitari duniaku.
Aku benci dicintai dengan cara Pukimak, yang selalu buatku merasa ingin mati lebih cepat.
--
Bagiku kini, Cinta adalah Dongeng indah.