Kita bicara di telfon sampai jam 12
malam. Kamu tau betapa merasa bodohnya aku mendengar perkataanmu.
‘karna kamu punya cinta !
‘Punya sayang !
‘Punya Niat !
‘Kamu jadi tidak bisa pergi dariku !
‘Punya sayang !
‘Punya Niat !
‘Kamu jadi tidak bisa pergi dariku !
Hey, jangan terlalu yakin..
Aku takut jika itu semua hanya
omong kosong saja.
Bagiku, kata-katamu itu membuatku terdengar lemah dan tolol. Kau ungkit-ungkit lagi masa laluku.
“Bukannya aku sombong dengan mengatakan aku ingin sendiri. Aku hanya tak ingin melibatkan orang lain, untuk menjadi bagian dari mimpi dan harapan tinggiku”
Nanti kamu makin kecewa -_-,
Gak ada yang jamin kamu bakal
bahagia di sampingku. Keegoisan dan sifat cuekku, nanti bisa membuatmu selalu
kesal.
Percayalah, jika aku jadi kamu, aku
akan meninggalkan wanita sepertiku.
-Pikiranku selalu kacau dan bingung
soal ini-
Karna semakin banyak kata manis,
aku kesulitan memutuskan ikatan denganmu.
Tapi –lebih-dari-itu. Muncul
bayangan-bayangan mengerikan dikepalaku soal pernikahan.
0_-
Setan sedang sukses mengacau
balaukan pikiranku di bulan Ramadhan ini. Mungkin karna ibadahku masih
sangat-sangat Kurang.