Featured Post

Sakit

September 05, 2015

Mau, Jadi Yang KeDUA

 Hai, Kota Medan. Masihkah Hujan Turun Sepanjang Malam.
 Tak Tahukah Kau wahai Hujan, Ingatanku Tentangnya semakin dalam ketika Kudengar Rintikmu.


*
Well Malam ini Saya mau Cerita sebuah Kisah Cinta yang Aneh, tapi sepertinya ngulik benget buat diceritain.

So,,,,,, Apa ya ?
Buat temen-temen semua yang udah pada Punya pasangan. Pasti begitu tau pasangan yang kita sayang ternyata menduakan kita. Itu Perasaannya Pasti SAKKKKIIIITTT Banget. Begitu Sakkitnya, Sampai berasa ingin Mati, Mungkin.

So, ini cerita Cinta Saya. Kisah Nyata yang Aneh, Nyakitin, Tapi kok Bisa gini jadinya ? Saya Juga enggak Ngerti. Baca aja Sendiri.
*
Jadiii.... ketika menulis ini Saya lagi Pacaran sama Orang,
*yaiyalah masa sama Mbek*
lebih Spesifik, Saya macarin seorang Cowok.

Ya, Cowok itu Bernama Doni. Selayaknya orang Pacaran, Kami saling menyayangi dan terikat dalam sebuah hubungan. Dan seperti pasangan-pasangan lain, Kami Punya panggilan sayang 'Mamah dan Papah.

Entahlah, Dulu saya juga sering ngerasa lebay denger  orang yang masih pacaran panggilannya ayah bunda. Eh, ternyata saya juga gitu pas udah macarin anak orang.

Doni. Sejak mengenalnya, Saya merasa dia baik untuk perasaan saya, karna sifat pengertiannya yang luar biasa itu. Ibarat Tes mau masuk sekolah bonafit, Murid yang kurang pinter akan diseleksi kelasnya dengan murid  yang otaknya Encer. Maka disini saya berperan sebagai Guru pembimbing Tes, dan Memilih mereka yang telah mendaftarkan diri !!!!!
*Apasih Ngaco*

Intinya gini nih, dari mereka-mereka yang mau PDKT dan ngasih Sinyal2  saat diri saya  Belum laku  Masih Single Kemaren.  Maka saya akan menseleksi siapa yang baik buat dipacarin, yang punya pengertian atas sikap saya yang Cueknya keterlaluan ini. Hingga terpilihlah Doni sebagai yang Lulus Tes dengan Predikat Murid Tercocok dengan Saya. Hehe..

Sejak saat memilihnya, Saya tau gimana rasanya disayangi. Doni ngajarin Gimana caranya menyayangi orang yang sayang sama kita.
Karna sayangnya ke dia, Saya sering jadi tak peduli kalaupun harus saya yang lebih sering Ngeluarin Pulsa buat nelfon dia. Dan kami seringnya telfonan Malam hari. Abis gimana, Siangnya sibuk masing2. Waktunya buat Nelfon Cuma bisa Malem.

**
>>Tanggal 03 September 2015
'Mah, papa kangen'. Iya, Mama lebih kangen' awalnya Cuma ngomong kangen-kangenan di Telfon. Tapi
Di sela-sela pembicaraan, Doni ngakuin  sesuatu hal tentang seorang wanita Bernama Ayu. "Mantannya ? Bukan.

Ayu itu Pacarnya Doni, yang udah jalan Setahun lebih.
Sampai saat ini mereka tak pernah mengucap kata Putus.
Hanya saja, Jarak sedang memisahkan keduanya.
WTF !!

Saya teringat ketika nanya 'kapan terakhir kali papa pacaran ?'
Dan Doni menjawab Terakhir itu sejak bulan januari  2015.
Well, saya taunya Doni benar-benar kosong saat itu. Saya tidak tau bakalan jadi orang yang kedua kayak gini.

Saya Juga inget, waktu pertama kali buka Akun Facebooknya Doni, disana saya banyak nemu foto Dia sama cewek itu.  Dan itu foto yang memperlihatkan Kemesraan, Foto yang kalau menurut saya, Seandainya itu adalah mantannya Doni. Maka itu adalah Mantan yang Sussah banget buat Dilupain. Sayapun sempet Kepo-kepoin Akun Facebook tu Cewek. Dan Yang buat saya cukup percaya, tu mantannya Doni rumahhnya di Kaban Jahe. Sedangkan Doni di Namorambe. Cukup jauh jaraknya.

Lihat Fotonya saja, Aih cemburu. Apalagi setelah tau, Panggilan sayang doni ke dia juga MAMA.
Kampret, sanking Cemburunya Saya sama sekali gk berfikir buat Nambahkan facebook mereka di pertemanan. Gimana enggak, Di Facebook saya gak ada foto Mesranya. Gak ada yang panggil saya MAMA. Boro-boro.

Melihat kedekatan mereka saya jadi ngerasa sedih dan iri gimanaa gitu ! Dibandingkan dia, Saya pasti belum ada apa-apanya dihidupnya doni. Tapi yaudalah. Mantan.
But..An Ing Engg...
Tapi ternyata itu ingatan saya, Acak adut semua.
Wanita itu bukan sang Mantan, tapi statusnya  Masih pacaran -jarak Jauh-. Doni bilang Bulan Januari terakhir  pacaran. Bukan. Itu terakhir dia berada di Kaban jahe. Sampai mutusin kembali ke Namorambe, Rumah Keluarganya.
Dulu mereka satu kerjaan. Dan sempat bertengkar karna 'masalah mereka'.
Tapi ya enggak pernah ada kata Putus.

SHiTTTTT……
Inilah pengakuan Doni. Inilah kenyataannya. Selama ini Doni gak berani bilang karna takut kalau saya bakalan meninggalkan dia. Dia juga minta maaf, Udah menutupi kenyataan ini. "Maaf, udah bohongin Mama" Katanya

"Oke Don, Aku gak kan ninggalin kamu. Sekarang Mama udah sayang banget sama Papa. Apalagi papa udah Lulus tes kemaren.
Papa Doni satu-satunya, enggak ada Murid Cadangan. karna Yang tidak lulus Tes Udah Mama depak semua demi Papa. Mama gak mau Goyah.
Gak mungkin juga kita Putus. Hubungan lagi Baik-baik gini.  Kalau sampai kehilanganmu, mama pasti bakalan susah nyari lagi yang Pengertiannya sama besarnya seperti mu Don."

OhDoni, Oh Doni…

Saya berasa jadi Tiang Penghalang di tengah padang golf yang kalian tanami Rumputnya bersama. Padahal dari dulu saya paling gak mau dibilang PHO (Perusak Hubungan Orang). Tapi sekarang saya merasa jadi orang kedua.  Cemburu saya yang kemaren waktu liat foto Doni sama ayu, berubah jadi bulir-bulir air mata. 'ya Tuhan.. Kenapa doni.. Kenapa harus Doni ..'

Aku nangis di ujung Telfon. Saat Headset masih ditelinga dan saat telfon itu belum berakhir.
"Mah" Panggilan doni tak lagi saya gubris.
'Pa, Haruskah mama nyalahin kebohongan papa. Tapi kalau dulu papa enggak bohong gitu. Mama gk akan merasakan perasaan Sesayang ini sama orang'

Ini lebih besar rasanya dari Cemburu, karna Mereka udah jalan setahun lebih, sedangkan saya baru seumur jagung. Pasti posisinya ini saya yang salah, Kesannya saya yang udah merebut Doni.
..
Tapi lalu Doni enggak bisa memilih. Dihatinya melepaskan salah satu diantara kami adalah hal yang berat. Ya, iyalah Berat.
Kalau dia melepaskan Ayu, ceritanya udah Panjang. Kalau ngelepasin Aku, Dia juga udah sayang..
Dan aku juga enggak bisa melepaskan Doni. Sayang Juga.
Mau gak mau, ya aku harus terima Kenyataan ini.

Kututup Telfon itu, dan kufikirkan satu celah Positifnya.

Karna Aku sayang Doni. Hal yang buat dia bahagia, Walaupun itu harus melukai diriku sendiri. Maka itu akan ku lakukan. 'begitu fikirku'

Ini Berat. Tapi saya akan belajar  untuk mengIkhlaskan sesuatu yang mungkin tidak ditakdirkan buat saya.
Jadi seandainya Doni meninggalkan saya  karna Ayu. Saya tidak apa-apa.
Yang Pasti jika saya sampai meninggalkan Doni, itu bukan karna ayu.
Malah kalau Ayu lebih bisa membahagiakan Doni, saya akan berterima kasih padanya.

..
Obrolan Berlanjut keesokan harinya.
Saya penasaran tentang ayu dan bertanya. "mama sekarang udah tau tentang dia. Dan mama terima  kenyataan. Tapi apa pacar papa itu tau tentang mama"

"iya, Dia yang lebih dulu tau".

WTF !!

Itu jawaban yang kampret sekali papa..
Bagaimana perasaan ayu ketika tau, papa pacaran dengan orang lain lagi.

"Papa bilang sama ayu, kita dulu emang pernah pacaran, dari kelas 3 Smp. Enggak pernah Putus, dan sekarang masih menjalani"

Oke, jadi papa bohongin Dia. Trus dia bilang apa.

Ya, gini, sama kayak mama. Dia menerima kenyataan.

Sekali Lagi WTF

Doni bilang, Karakterku dengan dia itu sama.
Lugu-lugunya, Tinggi badannya, sikapnya, cara bicaranya suka inggris2  gitu.
Mungkin karna itu Doni gak bisa milih.  Atau karna itu saya dan Ayu sama-sama bisa menerima kenyataan.

Aku tau, ayu juga pasti merasakan Sakiitt Yang sama sepertiku.
Tapi di satu sisi dia juga gak bisa ngelepasin Doni. Doni itu sangat Penyayang orangnya.
Mungkin jika dia ingin mengenal wanita yang lain lagi, Dia bisa saja membuat wanita yang lain itu bergantung padanya. Seperti kami.

"Pa, Seandainya mama bisa ketemu sama dia, mama mau ucapin makasih. Mama penasaran, Kenapa  Dia mau membagi papa"

Dan ini jawaban Doni. Seandainya nanti mama nelfon, dan diangkat sama dia. Mama bilang aja 'ini temennya Doni'. Dia pasti akan langsung Ngerti, dan dia juga pasti akan bilang dia temennya papa. Dia juga kan menghargai perasaan mama. Kalaupun nanti misalnya kalian saling kenal, papa mau kalian mikirnya "eh, dia orangnya baik ya".

Oh Doni, Oh Doni.

"Kadang sok Ganteng kali dirimu, Punya pacar sampe 2 gini. Dan dua-duanya udah sama tau. Dua duanya dipanggillnya Mama, Sama-sama pengertian."

"Tapi buat papa. Enggak ada yang Kedua. Dua duanya itu Nomor 1. Karna;;Sama;;"
Saya & Doni
Tapi biar bagaimanapun juga, Hanya waktu yang akan membuktikan kenyataan yang sebenarnya. Saya Penasaran dengan Akhir Kisah ini.

Akankah Happy Ending !!