Featured Post

Sakit

July 08, 2015

Namanya RIDHO GUSTI

Aku berjalan menusuri malam, Dengan Dirinya yang baru 2kali Kutemui.
Duduk dibelakangnya tanpa banyak bicara.

Kuperhatikan rambutnya yang hitam dan tebal.
Dan tiba-tiba tercium wangi yang mengembang dari kerah bajunya. Wangi pelembut pakaian.

Tuhan, Aku sedang  berada sedekat ini dengannya.
Aku tak tau siapa dia?
Aku hanya ingin mengikuti kata hatiku malam ini. Ketika kuiyakan ajakannya untuk pergi jalan berdua.

Dan sekarang, kami melewati jalan ini.
Jalan yang sama, keadaan dan perasaan yang sama, Tapi bersama waktu dan orang yang berbeda.

---

Aku ingat Ridho Gusti.
Ketika jalan yang hampir seluruhnya rusak itu tidak dilalui banyak orang.  Kami malah memilih untuk melaluinya. Membiarkan Ridho membawa keretanya dengan Satu Tangan, Karna tangan kirinya menggenggam erat tangan kiriku. Ridho sangat luwes mengendalikan keretanya di jalan seancur ini, dia pengendara motor paling lihai menurutku.

Seseorang berteriak "WOY"melihat kami yang tampak tak peduli, lewat- aku tetap menggenggam tangannya dan menyandarkan kepalaku dibelakang pundaknya. "Bisakah bawa kereta ini seperti ini, sampai depan rumahku?" Aku tak ingin melepaskan genggaman ini. Aku ingin ini menjadi kenangan antara kita yang semoga takkan kau lupakan.
Dia tertawa, Di iringi cerita, di iringi nyanyian dan Pujian.
'Eh,Nama lengkap abang siapa?'
'Ridho gusti'. Dia tersenyum.
 Aku menyukainya sejak saat itu. Sejak kutatap matanya yang bulat dan penuh bingung, Ketika pertama kali kami berjumpa di bawah pohon nangka.
Dia duduk dan menatapku aneh, Nih cewek rambutnya Gaul abis 'katanya.

Hahah..
Rambutku masih Funky dan gonjes ketika jalan bersama Gusti. Aku memakai baju putih khas cewek apa adanya. Aku sama sekali tidak merapikan penampilanku. Aku sungguh apa adanya, Dengan Sepatu Sneaker dan Celana Ketat hitam.
Oh, ini toh Ridho.

Apa? WTF? Tanggal Lahir Kita Sama… (Tai… Matilah kita)
Hanya bedanya dia tahun 1993 dan aku tahun 1994.

__entah kenapa aku sering berfikir jika tanggal lahir yang sama menandakan akan ada takdir Jodoh__

--
Cukup singkat aku mengenal Ridho. Kurang dari hitungan Bulan. Kami sering berkirim pesan lewat Sms. Sesekali telfonan dan hanya jumpa beberapa kali. Dia sama sekali tidak melakukan perubahan besar dihidupku.

Satu hal yang mengejutkan darinya, ketika aku tau bahwa dia seorang Pecandu Narkoba. Dia mengakuinya suatu waktu dari obrolan via Ponsel. Hidupnya tak ada lagi apa-apa selain Hasratnya untuk nyimeng dan ngisep. Ntah apalah itu istilahnya yang kutau.

Aku terlanjur Memikirkannya ketika pulang di malam hari itu,Kami telah saling Jatuh hati sebagai anak manusia. Aku mencium tangannya, dan membiarkan dia terdiam, menatapku di balik kejauhan.

Saat itu aku telah Terbuai. Aku lupa bahwa Cinta saja tidak Cukup.
Butuh banyak pertimbangan rumit untuk memulai sebuah hubungan.

Aku ingat pertemuan terakhirku dengan Ridho. Ketika dia ingin mengajakku kerumahnya.
Kulewati jalan asing yang baru sekali itu kulalui. Ternyata di Daerah itu sedang mati lampu.
Ridho menepikan keretanya, menunjuk sebuah rumah 'ini tempatku bernanung' katanya.
'Tapi karna mati lampu dan enggak ada orang dirumah, kita disini aja' lanjutnya.

'ya' aku hanya mengangguk pelan.
Kuperhatikan Rumah Gelap itu, Beratapkan tembikar dan berdindingkan bambu.
Saat melihat kondisinya, Terlintas difikarnku jika ridho dan aku takkan bisa bersama. Sekarang Aku mengerti kenapa tatapan mata ridho sering terlihat kebingungan.
 Itu efek Pengguna atau Efek Kondisi Keluarga.

 lagi-lagi dia bercerita, bagaimana kehidupan tak memberinya kesempatan untuk mengenal cinta. Dan dia bilang, dia tak ingin melukai perasaanku. Aku dan dia takkan jadi apa-apa.
'ya aku tau' Tapi malam ini alam semesta seakan menunjukkan kebaikan hatinya untuk kita.
Bagaimanapun hati kita pernah saling terpaut.

Kau penasaran kan. Tentu !
 Beberapa detik saling menatap, Kami Berciuman. Ciuman yang dingin dan Kelu.
Aku bisa merasakan 'bibir seorang pecandu yang menyedihkan'  tapi aku menyukai rasa itu.
Sekali lagi, kupeluk dia erat.

Hanya Gelap dan Sepi Saksi cinta Kami. Mungkin juga Tuhan menyaksikan. Melaknatkah ! Atau memberi Restunya !

Setelah ciuman itu berlalu.
Kami tak lagi pernah bertemu.

Sesekali dia menghubungiku, tapi obrolannya tak jauh seputar kondisi kesehatannya yang kian memburuk. "Sayang.. Aku Sakau.."
"Sayang, Aku Rasanya mau Mati digebukin orang sekampong"
"Tolong cinta, Badanku Sakit Semua. Obatnya Cuma ambil Pisau dan Tusuk Kejantungku"

F*ck D*mn Sh*tt… Aku mengumpat dalam hati. Hanya itu yang bisa dia katakan.

Menyaksikan orang yang kita sayangi menderita setiap malam seperti itu.  Mendengarnya mendesah kesakitan di ujung telfon akibat ulahnya sendiri. Dimana dia sakau dan kita tak bisa ada disana..

OH TUHAN>> APA YANG HARUS KULAKUKAN..
AKU BUKAN MALAIKAT  TUHAN..
aku ingin menyadarkannya. Ingin membantunya bertahan, Sembuh dan terobati dari semua lukanya.
Tapi tak banyak, aku tak bisa menyambangi kediamannya.
Selain Kami, tak ada yang tau hubungan kami.

OH RIDHO >> INILAH YANG AKHIRNYA KULAKUKAN
AKU MENYERAH
kuputuskan untuk meninggalkanmu.
aku tak bisa membantumu, aku hanya bisa mendoakanmu.
Semoga kau Sembuh dari Sakit yang Kau Buat Sendiri itu.

Aku Membencimu.

--
Dan Setelah bertahun lalu, tak lagi tau tentang Ridho.
Aku duduk dan merenung. Kusaksikan kembali hidupku yang penuh liku.
Kukondisikan diriku dan kupastikan perasaanku akan tetap sama seperti saat sebelum mengenal seorang Ridho gusti.
Karna tak tau harus berbuat apa. Kubiarkan Keadaan menjadi biasa seperti awak,. Sampai akhirnya perlahan waktu kami berpisah, dan kembali pada kehidupan masing-masing.

Dan cerita indah tadi, hanya akan menjadi Pertemuan Singkat Bagiku.
 
-----
Tapi lalu, malam ini aku lewat jalan ini lagi.
Tidak bersama Ridho Gusti. Tapi bersama Dion Sembiring.
 
Kau Tau, Kulakukan hal yang sama padanya, agar aku bisa mengenangmu. Kugenggam tangan kirinya dan bercerita beberapa hayalan gila -tentang hidup Anak manusia - di masa depan nanti.
Dia sama baiknya denganmu. Tatapan dan Ciumannya sama gilanya denganmu. Dia Memiliki Suhu Tubuh yang hangat untuk dipeluk. Dia juga seorang mantan Pecandu. Dan anehnya, Tanggal Lahirku dan Dia juga Memiliki Kesamaan.

Oh Waktu, Inikah Yang dinamakan De Ja Vu itu.


Apakah Aku dan Dion akan Berakhir seperti Aku dan Ridho ??

Semoga Tidak Waktu.