Featured Post

Sakit

February 19, 2015

Terserah 'Katanya'


"Yaudah, sekarang Terserah kamu mau Jadi apa. Itukan Hidupmu"

What is that ??

Mungkin kata yang pas jika seorang anak yang selama ini terlalu dibatasi orang Tuanya. Ketika mendengar  kata itu -langsung dari orang tuanya-.Itu adalah kata kebebasan yang paling membahagiakan!

Setiap Kita mungkin pernah merasa 'ah, gue kan udah gede, kenapa masih banyak hal yang enggak boleh gue lakuin'.
 Ya, pasti ada saja hal yang buat kita penasaran. Tapi sama sekali enggak boleh kita Lakukan. Gue juga dulu gitu. Sehingga kita berandai-andai jika kehidupan adalah sesuatu yang tidak boleh dibatasi oleh siapapun kecuali diri kita sendiri.
Dan kita bahkan berharap dengan jahatnya jika Orang Tua. Akan membebaskan kita ketika kita merasa sudah dewasa.

Tapi berbanding ribuan derajat sama pikiran orang tua.
Orang tua, tentu tidak akan mengatakan "Yaudah, Terserah kamu mau Jadi apa!!"
Hah. Itu tidak mungkin. Orang Tua yang mengatakan hal itu pada anaknya pasti tidak punya pilihan lagi untuk mengatasi Anaknya. Itu seakan menjadi kata terakhir yang paling mujarab, sebagai kata Ganti. Aku -Sebagai Orang tuamu- telah menyerah.

 ~~~
Gue pernah baca di sebuah situs berita.
Katanya di Negara Bebas seperti Cina dan Amerika. Orang  tua akan dianggap melanggar Hukum apabila mencampuri Kehidupan Anaknya yang Sudah dewasa.

You Know This News. Tahun lalu pernah gempar. Seorang gadis lari dari rumah bersama pacarnya dan tinggal bersama di sebuah villa, gadis itu berusia 20tahun dan pacarnya 21tahun. Mereka saling Cinta, tapi merasa masih terlalu dini dan belum siap untuk menikah.
Mereka tau jika ingin berlibur bersama dan minta izin pada orang tua, sang gadis tidak akan diizinkan. Hingga mereka 'kabur' dari rumah. Walaupun mereka hanya berniat liburan. Tapi ibu dari gadis itu tidak terima, ketika tau kemana putrinya pergi sang ibu langsung menjemputnya. Di villa itu, ya, mereka telah tidur bersama. Sang ibu kecewa dan memaksa anaknya pulang bersamanya. Sang anak karna merasa memiliki hak sebagai 'makhluk dewasa' merasa  tidak terima dengan perlakuan ibunya. Sampai ia melaporkan tindakan ibunya ke Polisi.
Anehnya, si ibu bukannya dibela, tapi dikenakan sanksi oleh pihak kepolisian karna dianggap telah melanggar Hak Asasi Manusia. Hak kebebasan yang 'katanya' di Negara Bebas harus dimiliki oleh setiap Manusia. Meskipun itu haknya sebagai Ibu, tapi sang anak yang usianya sudah dewasa. Dianggap memegang penuh hak kebebasan tersebut. Sehingga ia boleh  memilih hidupnya, bahkan melaporkan orang yang dianggapnya mencampuri kehidupan pribadinya.


 Mungkin hidup akan indah rasanya jika 'remaja' berada dalam posisi Negara bebas. Karna itu tadi, Orang tua sendiri bahkan tidak boleh mencampuri urusan pribadi anaknya. Jika anaknya merasa keberatan, maka itu dianggap sebagai pelanggaran HAM. Gila itu kan anaknya sendiri ya.

Tapi pasti berbeda cerita jika Kita berada dalam posisi Orang Tua. Bahkan ini  untuk semua Negara, kita ingin tetap selalu mengawasi anak-anak kita. Entah ketika masih kecil, atau ketika usianya sudah dewasa.
Karna di mata orang Tua. Setua apapun usia anaknya, mereka tetaplah bocah-bocah kecil yang harus diperhatikan dan disayangi. Tidak ada orang tua yang ingin anak-anaknya celaka. Dan bagaimanapun alasannya, tidak pernah ada Ikatan yang mengalahkan Kedekatan antara Orang Tua dan Anak.

Kita terbentuk dari darah dan daging mereka. Orang Tua dan kita adalah dua hal yang menjadi Satu. Darah yang dulunya hanya mengalir dalam tubuh ayah dan ibu kita. Kini darah mereka menjadi satu dan mengalir di dalam darah kita.

Masihkah Acuh pada orang tua?

Masihkan berharap orang tua mau membebaskan kita. ketika Kita merasa sudah dewasa. Merasa sudah tidak butuh orang Tua?
Ingatlah bahwa setiap orang Tua memiliki Time limit untuk bisa bersama-sama dengan kita. Mungkin masa depan kita masih bisa dikejar nanti, tapi bahagiakan orang itu tidak bisa nanti. Itu ada batas waktunya.

Untuk itu,  Mari Sisihkanlah Ego diri kita sendiri untuk membahagiakan mereka.