- Orang baik semakin dimusuhi
- Orang Jahat malah dijadikan teladan
Well, aku kasih Quote -standar- seperti di atas karna menyadari satu kenyataan.
Kenyataan bahwa di lingkungan tempat tinggalku kini, Ada seorang ustad yang dihindari tetangga karna terlalu sering berceramah di tempat dan waktu yang tidak tepat.
Dan ada seorang Preman tak beragama yang kini jadi Kepala Dusun karna dia lebih bisa diandalkan menjaga keamanan lingkungan dibanding satpam komplek.
Intinya apa. Bukan soal status kita mentri, pejabat, ustad, guru, tukang sampah, bahkan pengemis sekalipun.
Ini bukan soal Jabatan, ini juga bukan soal keimanan.
Aku merasa satu modal untuk hidup di dunia ini semacam 'Kemampuan Bersosialisasi' itu jauh lebih penting daripada apapun.
Kita bisa jadi apa saja Besok, Siapa yang tau.
Kadang Takdir mencari peruntungannya sendiri untuk orang-orang yang Kurang beruntung Kemarin, hingga dia menjadi beruntung hari ini.
Karna kita gak bisa NgeJudge (Ngehakimi) yang mana manusia Baik dan yang mana Manusia buruk, dari satu sudut pandang saja.
Yang berkeyakinan dirinya adalah pengikut Tuhan paling Taat. Ketika seolah dapat menghindari segala macam larangan Tuhan.
Dan karna hanya satu kasus kecil semacam menyakiti hati seorang anak kecil. Apakah itu juga disebut tidak apa-apa.
Kelihatannya sepele memang.
Tpi kita kurang peka jika itu bisa berdampak sangat besar.