Featured Post

Sakit

February 24, 2019

A Plan (Sebuah Rencana)


Aku datang kerumahmu siang ini, dan berharap ibumu ada disana.
Aku berusaha sekuat tenagaku untuk tidak meneteskan air mata, apapun yang terjadi nanti dan bagaimanapun kelanjutan hubungan kita, aku harap itu adalah yang terbaik. 

Sebelumnya aku juga bisa tanpamu. Karna itu jika di masa depan aku juga tanpa kamu, aku yakin bisa.
*Semoga*

 Meski hari tak akan pernah sama lagi. Tapi seiring waktu cinta akan menghapus jejak-jejak kenangan itu.
Aku selalu bisa melihatmu sebagai sosok yang kuat.
Dan aku juga lebih sering kalah dalam perdebatan yang terjadi antara aku dan kamu.
Jadi karna aku tau diri, sadar diri, maka kuberanikan diriku untuk melangkahkan kaki kerumahmu hari ini.

..
Akupun bertemu Ibumu, dia masih Nampak muda dan Cantik.
Meskipun tak pernah kulihat rasa suka dimatanya sejak pertama mengenalku.
Akupun langsung menyatakan isi hatiku, tanpa berfikir panjang lagi.
Dengan ekspresi yang gak pake natap wajah ibumu lama-lama, pastinya.
“Jadi gini bu, maksud kedatanganku kesini. Aku mau ngasih tau ibu, kalau aku sama anak ibu udah ‘Putus’ (ganti kosakata lain kalau muncul kosakata yang lain).
Jadi udah seminggu ini aku mutusin ido. (yeahh abang ido, bisa jadi). Dan ini adalah aku yang mutusin. Ini keputusanku.
Jadi disini aku mau minta maaf sama ibu, seandainya selama ini aku ada salah atau ada dari sikapku yang kurang berkenan di hati.
Aku sayang sama anak ibu, aku sayang sama ido anak ibu. Tapi setelah kufikirkan sayang aja ternyata gak cukup untuk mempertahankan hubungan ini.
Banyak hal yang kurasa, enggak cocok antara kami..
Aku udah bilang sama anak ibu untuk enggak usah lagi datang ke tempatku dan ketemuan sama aku lagi.
Dan karna kemarin ada ikut jula-jula disekolah samaku, guru-guru disekolah. Mungkin abang akan datang ketempatku, tapi itu urusannya sama mama.
Aku akan berusaha jauhin abang. Aku bahkan udah hapus semua nomor telfonnya.
Nanti kalau ada Rezeki, keluargaku. InsyaAllah 3-3 bulan lagi aku sama adekku mau berangkat ke Bali, Ada kerjaan di Bandara Ngurah Rai.
Aku udah bilang berkali-kali sama Abang ido, kalau aku udah gak mengharapkan apa-apa lagi dari dia. Aku enggak ingin lagi melanjutkan hubungan ini.
Seandainya di masa depan kami ketemu lagi, mungkin memang kami jodoh. Tapi untuk sekarang aku mau menegaskan kalau kami udah enggak ada hubungan apa-apa.
Aku tau siapa diriku, dan aku tau kemana tujuanku. Jadi menjauh dari anak ibu, adalah keputusanku. Mohon dihargai.
Aku enggak ngejar2 abang, bahkan nelfon diapun udah gak pernah. Ngobrol lama2 juga udah males.
Kalau ditanya alasannya, ada hal yang gak bisa kujelaskan. Tapi yang pasti aku juga udah minta pendapat sama orang tuaku, dan mereka juga setuju sama apapun keputusanku.
Aku minta sama ibu, bilang keabang kalau aku udah menganggap hubungan ini tidak ada apa-apanya.

Minta dia untuk melepaskan aku. Jangan pernah menemui seseorang yang udah gak mau lagi jumpa sama dia.
Karna selama ini aku Cuma ngomong ini sama abang, jadi abang gak percaya kalau aku serius ingin berpisah, Jadi mohon maaf kalau aku bilang ini ke ibu. Ini untuk membuktikan kalau keinginanku untuk melepaskannya adalah serius, dan aku nggak main-main.
Seandainyapun abang datang kerumah untuk ada maksud tunangan, melamar dan lain-lain. Sebelum itu terjadi. Disini aku mau jelaskan sama ibu. Aku nggak akan terima.
Aku nggak mau hal semacam itu terjadi.
Umurku bertambah, dan aku enggak mau ada urusan yang akan memperpanjang perkenalanku dengan anak dan keluarga ibu.

Lebih kurang aku ucapkan Terimakasih.
Demi Tuhan, Kebahagiaan singkat saat aku mengenal Kalian takkan kulupakan.

Salam hangat dari Calon menantumu yang tak kesampaian.