Aku datang kerumahmu siang ini, dan
berharap ibumu ada disana.
Aku berusaha sekuat tenagaku untuk
tidak meneteskan air mata, apapun yang terjadi nanti dan bagaimanapun
kelanjutan hubungan kita, aku harap itu adalah yang terbaik.
Sebelumnya aku juga bisa tanpamu. Karna itu jika di masa depan aku juga tanpa kamu, aku yakin bisa.
*Semoga*
Meski hari tak akan pernah sama lagi. Tapi seiring waktu cinta akan menghapus jejak-jejak kenangan itu.
Aku selalu bisa melihatmu sebagai
sosok yang kuat.
Dan aku juga lebih sering kalah dalam
perdebatan yang terjadi antara aku dan kamu.
Jadi karna aku tau diri, sadar diri,
maka kuberanikan diriku untuk melangkahkan kaki kerumahmu hari ini.
..
Akupun bertemu Ibumu, dia masih Nampak
muda dan Cantik.
Meskipun tak pernah kulihat rasa suka
dimatanya sejak pertama mengenalku.
Akupun langsung menyatakan isi hatiku,
tanpa berfikir panjang lagi.
Dengan ekspresi yang gak pake natap
wajah ibumu lama-lama, pastinya.
“Jadi gini bu, maksud kedatanganku
kesini. Aku mau ngasih tau ibu, kalau aku sama anak ibu udah ‘Putus’ (ganti
kosakata lain kalau muncul kosakata yang lain).
Jadi udah seminggu ini aku mutusin ido. (yeahh abang ido, bisa jadi). Dan ini adalah aku yang mutusin. Ini
keputusanku.
Jadi disini aku mau minta maaf sama
ibu, seandainya selama ini aku ada salah atau ada dari sikapku yang kurang
berkenan di hati.
Aku sayang sama anak ibu, aku sayang
sama ido anak ibu. Tapi setelah kufikirkan sayang aja ternyata gak cukup
untuk mempertahankan hubungan ini.
Banyak hal yang kurasa, enggak cocok
antara kami..
Aku udah bilang sama anak ibu untuk
enggak usah lagi datang ke tempatku dan ketemuan sama aku lagi.
Dan karna kemarin ada ikut jula-jula
disekolah samaku, guru-guru disekolah. Mungkin abang akan datang ketempatku,
tapi itu urusannya sama mama.
Aku akan berusaha jauhin abang. Aku
bahkan udah hapus semua nomor telfonnya.
Nanti kalau ada Rezeki,
keluargaku. InsyaAllah 3-3 bulan lagi aku sama adekku mau berangkat ke Bali,
Ada kerjaan di Bandara Ngurah Rai.
Aku udah bilang berkali-kali sama
Abang ido, kalau aku udah gak mengharapkan apa-apa lagi dari dia. Aku enggak
ingin lagi melanjutkan hubungan ini.
Seandainya di masa depan kami ketemu
lagi, mungkin memang kami jodoh. Tapi untuk sekarang aku mau menegaskan kalau
kami udah enggak ada hubungan apa-apa.
Aku tau siapa diriku, dan aku tau
kemana tujuanku. Jadi menjauh dari anak ibu, adalah keputusanku. Mohon
dihargai.
Aku enggak ngejar2 abang, bahkan
nelfon diapun udah gak pernah. Ngobrol lama2 juga udah males.
Kalau ditanya alasannya, ada hal yang
gak bisa kujelaskan. Tapi yang pasti aku juga udah minta pendapat sama orang
tuaku, dan mereka juga setuju sama apapun keputusanku.
Aku minta sama ibu, bilang keabang
kalau aku udah menganggap hubungan ini tidak ada apa-apanya.
Minta dia untuk melepaskan aku. Jangan pernah menemui seseorang yang udah gak mau lagi jumpa sama dia.
Karna selama ini aku Cuma ngomong ini
sama abang, jadi abang gak percaya kalau aku serius ingin berpisah, Jadi mohon maaf kalau aku
bilang ini ke ibu. Ini untuk membuktikan kalau keinginanku untuk melepaskannya
adalah serius, dan aku nggak main-main.
Seandainyapun abang datang kerumah
untuk ada maksud tunangan, melamar dan lain-lain. Sebelum itu terjadi. Disini
aku mau jelaskan sama ibu. Aku nggak akan terima.
Aku nggak mau hal semacam itu terjadi.
Aku nggak mau hal semacam itu terjadi.
Umurku bertambah, dan aku enggak mau
ada urusan yang akan memperpanjang perkenalanku dengan anak dan keluarga ibu.
Lebih kurang aku ucapkan Terimakasih.
Demi Tuhan, Kebahagiaan singkat saat aku mengenal Kalian takkan kulupakan.
Salam hangat dari Calon menantumu yang tak kesampaian.
Lebih kurang aku ucapkan Terimakasih.
Demi Tuhan, Kebahagiaan singkat saat aku mengenal Kalian takkan kulupakan.
Salam hangat dari Calon menantumu yang tak kesampaian.