Gak seperti
kebanyakan Orang. Aku tidak melakukan sesuatu karna mengikuti pilihan orang
lain. Aku melakukan sesuatu atas keinginan dan pilihanku sendiri.
Aku bahagia dengan
keputusanku sendiri.
Apapun itu Jika sudah kuputuskan, Maka segala resiko akan
menjadi tanggunganku. Cukup aku saja. Jika belum mengancam nyawa, Orang lain
tidak perlu mencampuri.
-
Aku bertemu denganmu
dalam keadaan Putus asa, Dan hampir tenggelam dalam ketiadaan. Aku tak tau
apa yang harus kukatakan lagi untuk ketertarikanku
yang Cuma sesaat ini. Besok aku yakin kekaguman ini akan kembali semula. Aku
terpaku kaku dalam tembok yang kubuat sendiri.
Meskipun ingin berhenti flirting di depan orang lain. Di depanmu, aku masih belum terbiasa dan takut akan apa adanya aku - Kau bisa lihat.
Meskipun ingin berhenti flirting di depan orang lain. Di depanmu, aku masih belum terbiasa dan takut akan apa adanya aku - Kau bisa lihat.
Maaf jika aku
akhirnya harus kembali belajar mengikhlaskan yang sudah tak ada. Dan tetap
berketakutan akan mengulang kesalahan yang sama.
Aku menyukaimu, kamu
menyukaiku. Untuk malam ini.
Tapi itu tidak cukup untuk membuatku dan kamu bisa menyatu kembali di malam-malam yang akan datang. Aku sudah menebak sejak dini, tidak ada yang Oke dari Pertemuan kita malam ini dan masa depan nanti.
Tapi itu tidak cukup untuk membuatku dan kamu bisa menyatu kembali di malam-malam yang akan datang. Aku sudah menebak sejak dini, tidak ada yang Oke dari Pertemuan kita malam ini dan masa depan nanti.
Untukmu, Iaini
Ramadhan
-
Tidak terasa jika
besok sudah mulai memasuki Bulan Ramadhan kembali. Ya, satu dari sekian banyak
yang kurindukan di Bulan ini adalah, Kau.
Awal pertama mula
kita bertemu adalah di Bulan ini. Tepatnya tiga tahun lalu.
Itu saat pertama di hidupku kudengar suara penuh kasih memintaku untuk bangun dan makan Sahur. Saat dering telfon darimu kuterima dengan leluasa.
Itu saat pertama di hidupku kudengar suara penuh kasih memintaku untuk bangun dan makan Sahur. Saat dering telfon darimu kuterima dengan leluasa.
Bisa kubayangkan
alasan itu nyata dan pekat di ingatan, Kenapa aku bisa dengan mudahnya menerima
kehadiranmu saat itu !
Kamu adalah Malaikat
tanpa sayapku. Sosok impian yang kunantikan sejak masa kanak-kanakku.
Tapi lalu cinta, membutakan mata hatimu dan membuatmu berubah menjadi Iblis bertameng Tongkat api berbentuk Love.
Andai semua yang
pernah kulewati bersamamu itu nyata. Biarkan bulan Ramadhan ini menjadi Bulan
yang Khitmat kuibadahi dengan penuh rasa syukur dan Ikhlas.
Biarkan Allah yang
maha Pemurah yang menjadi Hakim atas Semua Dosa dan kesalahanku. Aku akan
perbaiki setiap detaknya atas Kemampuanku sebagai hamba. Dengan segala
kekurangannya, yang hampir tak bisa sempurna.
Aku mengenangmu
sepanjang hidupku, mendoakanmu disetiap ibadahku. Dan menjadikanmu sebagai
kiasan ‘pelajaran bermakna’ di setiap Bulan Suci Ramadhan yang kulewati.
Untukmu, Dionis S.