Aku Bahagia menjadi Anak ke2 dari Pasangan Suyatin Asmarani
(Mamaku) dan San Alwi(Papaku).
Aku tidak pernah menemukan sebuah ketulusan di muka bumi ini
kecuali ketulusan mama dan papaku. Aku tidak pernah merasakan sebuah cinta yang
teramat besar kecuali rasa cinta yang telah diberikan oleh mama dan papaku.
Mereka sepasang Manusia yang hebat.
Mereka telah mendidikku menjadi seorang anak yang luar biasa.
Mereka telah mendidikku menjadi seorang anak yang luar biasa.
Pemikiranku yang tak
rasional dipahami.
Sampai Pilihan Hidupku yang sangat berbeda dengan Halayak.
Itu semua takkan kudapat dan kunikmati, jika aku bukan anak mereka.
Sampai Pilihan Hidupku yang sangat berbeda dengan Halayak.
Itu semua takkan kudapat dan kunikmati, jika aku bukan anak mereka.
Aku sangat Luar Biasa Bahagia menjadi Anak dari Pasangan Suami Istri ini.
Mamaku begitu manja, Peduli, dan Mandiri. Memangsih kata-kata mama sering
terdengar sangat menyakitkan hati. Tapi di balik itu, mama sangat mudah
simpati, sangat memahami tanggung jawabnya sebagai Ibu. Ketika aku sakit,
disentuh oleh tangan mama adalah Obat terbaik di dunia.
Aku tau dia adalah
Ibuku saat tangan halusnya membelaiku. Aku merasakan dia adalah manusia
satu-satunya yang menyayangiku Tanpa Batas waktu. Di matanya, aku tetaplah
gadis kecilnya yang lugu –setua apapun usiaku.
Aku menyayanginya, aku membutuhkannya. Walau ketika, diusiaku yang beranjak Dewasa kini aku sering berdebat dan melawannya. Aku tau, Tanggal lahir kami sama –kalau kata orang jawa- secara adat, sulit untuk akur. Memang ya, kami selalu berbeda pendapat, berbeda pilihan dan kesukaan. Tapi disitulah letak poin penting antara Ibu dan Anak. Kami sama-sama harus belajar mengendalikan Ego. Untuk setiap pilihan harus ada yang mengalah, agar tidak jadi Cekcok tak bermanfaat di kemudian hari.
Aku menyayanginya, aku membutuhkannya. Walau ketika, diusiaku yang beranjak Dewasa kini aku sering berdebat dan melawannya. Aku tau, Tanggal lahir kami sama –kalau kata orang jawa- secara adat, sulit untuk akur. Memang ya, kami selalu berbeda pendapat, berbeda pilihan dan kesukaan. Tapi disitulah letak poin penting antara Ibu dan Anak. Kami sama-sama harus belajar mengendalikan Ego. Untuk setiap pilihan harus ada yang mengalah, agar tidak jadi Cekcok tak bermanfaat di kemudian hari.
Lalu Papaku, dia seorang yang lebih Pintar daripada Sarjana,
Meskipun hanya lulusan SMP. Papa seorang Pemikir yang Cerdas. Kata-kata yang diucapkannya
selalu berbobot. Karna papa sedikit
pendiam, Begitu berbicara biasanya papa akan memikirkan kata apa yang ingin
dikeluarkan. Tidak asal Bunyi –tong kosong-.
Karna dia Ayah kandungku, dalam darah dagingku juga mengalir
darahnya. Aku sangat ingin memiliki
sifat sabarnya Papa yang kelewat batas.
Instingnya sering tepat, Tidak pernah berbohong, pekerja keras dan Bertanggung Jawab.
Instingnya sering tepat, Tidak pernah berbohong, pekerja keras dan Bertanggung Jawab.
Berbagi cerita dengan papa adalah anugrah yang diberkati
Tuhan di Dunia kecilku. Papa tidak pernah Menghakimi siapapun. Bahkan jika
sudah Terbukti bersalah.
Jika sudah benar-benar kecewa, Papa lebih banyak diam. Memandangi anaknya penuh Cinta, dan Lalu memeluk dan mendoakan anaknya agar bisa secepatnya Berubah dan kembali ke jalan yang benar.
Jika sudah benar-benar kecewa, Papa lebih banyak diam. Memandangi anaknya penuh Cinta, dan Lalu memeluk dan mendoakan anaknya agar bisa secepatnya Berubah dan kembali ke jalan yang benar.
Sungguh, Kupertaruhkan semua yang kumiliki jika ada kutemukan seorang ayah yang semulia Papaku.
Aku bahagia menjadi Anaknya. Aku selalu bermanja dan memeluknya sampai hari ini jika berada di dekatnya. Aku selalu merindukannya. Dia adalah Imamku, Yang disatukan bersama Wanita Mulia yang telah melahirkanku.
Aku Mencintai Mama dan Papaku. Mereka pasangan yang saling
Mencintai, setia, tidak pernah bertengkar, Terkadang ada Gokil dan
Kocaknya serta Romantis sampai detik
ini.
Keluargaku terasa hampir sempurna di Dunia karna ayah ibuku, Doaku, semoga ini sampai ke Akhirat –Keluarga kami kembali disatukan- Insya Allah.
Mama dan papa. Aku rela kehilangan semua yang kumiliki, kecuali Mereka.
Keluargaku terasa hampir sempurna di Dunia karna ayah ibuku, Doaku, semoga ini sampai ke Akhirat –Keluarga kami kembali disatukan- Insya Allah.
Mama dan papa. Aku rela kehilangan semua yang kumiliki, kecuali Mereka.
Maaf, Jika Sebagai Anak. Aku Sudah dan Masih saja, menyakiti
Hati tulus Kalian.
Aku sangat Bangga Menjadi anak Kalian.
Aku sangat Bangga Menjadi anak Kalian.
I love you so Much. Muach, Muach..
My Father |
My Mother |