Featured Post

Sakit

March 24, 2017

Sedikit Tentang Kedua Orang Tuaku

Aku Bahagia menjadi Anak ke2 dari Pasangan Suyatin Asmarani (Mamaku) dan San Alwi(Papaku).
Aku tidak pernah menemukan sebuah ketulusan di muka bumi ini kecuali ketulusan mama dan papaku. Aku tidak pernah merasakan sebuah cinta yang teramat besar kecuali rasa cinta yang telah diberikan oleh mama dan papaku.

Mereka sepasang Manusia yang hebat.
Mereka telah mendidikku menjadi seorang anak yang luar biasa.
Pemikiranku yang  tak rasional dipahami.
Sampai Pilihan Hidupku yang sangat berbeda dengan Halayak.
Itu semua takkan kudapat dan kunikmati, jika aku bukan anak mereka.
Aku sangat Luar Biasa Bahagia menjadi  Anak dari Pasangan Suami Istri ini.
Mamaku begitu manja, Peduli, dan Mandiri. Memangsih kata-kata mama sering terdengar sangat menyakitkan hati. Tapi di balik itu, mama sangat mudah simpati, sangat memahami tanggung jawabnya sebagai Ibu. Ketika aku sakit, disentuh oleh tangan mama adalah Obat terbaik di dunia. 
Aku tau dia adalah Ibuku saat tangan halusnya membelaiku. Aku merasakan dia adalah manusia satu-satunya yang menyayangiku Tanpa Batas waktu. Di matanya, aku tetaplah gadis kecilnya yang lugu –setua apapun usiaku.
Aku menyayanginya, aku membutuhkannya. Walau ketika, diusiaku yang beranjak Dewasa kini aku sering berdebat dan melawannya. Aku tau, Tanggal lahir kami sama –kalau kata orang jawa- secara adat,  sulit untuk akur. Memang ya, kami selalu berbeda pendapat, berbeda pilihan dan kesukaan.  Tapi disitulah letak poin penting antara Ibu dan Anak. Kami sama-sama harus belajar mengendalikan Ego. Untuk setiap pilihan harus ada yang mengalah, agar tidak jadi Cekcok tak bermanfaat di kemudian hari.

Lalu Papaku, dia seorang yang lebih Pintar daripada Sarjana, Meskipun hanya lulusan SMP. Papa seorang Pemikir yang Cerdas. Kata-kata yang diucapkannya selalu berbobot.  Karna papa sedikit pendiam, Begitu berbicara biasanya papa akan memikirkan kata apa yang ingin dikeluarkan. Tidak asal Bunyi –tong kosong-.
Karna dia Ayah kandungku, dalam darah dagingku juga mengalir darahnya. Aku sangat ingin memiliki  sifat sabarnya Papa yang kelewat batas.
Instingnya sering tepat, Tidak pernah berbohong, pekerja keras dan Bertanggung Jawab.
Berbagi cerita dengan papa adalah anugrah yang diberkati Tuhan di Dunia kecilku. Papa tidak pernah Menghakimi siapapun. Bahkan jika sudah Terbukti bersalah.
Jika sudah benar-benar kecewa, Papa lebih banyak diam. Memandangi anaknya penuh Cinta, dan Lalu memeluk dan mendoakan anaknya agar bisa secepatnya Berubah dan kembali ke jalan yang benar.

Sungguh, Kupertaruhkan semua yang kumiliki jika ada kutemukan seorang ayah yang semulia Papaku.
Aku bahagia menjadi Anaknya. Aku selalu bermanja dan memeluknya sampai hari ini jika berada di dekatnya. Aku selalu merindukannya. Dia adalah Imamku, Yang disatukan bersama Wanita Mulia yang telah melahirkanku.
Aku Mencintai Mama dan Papaku. Mereka pasangan yang saling Mencintai, setia, tidak pernah bertengkar, Terkadang ada Gokil dan Kocaknya  serta Romantis sampai detik ini.
Keluargaku terasa hampir sempurna di Dunia karna ayah ibuku,  Doaku, semoga ini sampai ke Akhirat –Keluarga kami kembali disatukan- Insya Allah.

Mama dan papa. Aku rela kehilangan semua yang kumiliki, kecuali Mereka.
Maaf, Jika Sebagai Anak. Aku Sudah dan Masih saja, menyakiti Hati tulus Kalian.
Aku sangat Bangga Menjadi anak Kalian.
I love you so Much. Muach, Muach..
My Father

My Mother