Hai namaku fauzi, aku seorang cowok melankolis yang
akan berbagi pengalaman dengan teman temanku di sini. Sesungguhnya tak ada
maksud apa apa selain berbagi cerita. Sebagai pelajaran agar kita bisa lebih baik
di hari kemudian.
=> Fauzi adalah sesorang yang taunya ‘now Just
for Fun and happy. Bahkan aku gk pernah berfikir buat masa depan. Usia Remaja ku habis
sama Masa pencarian JATI DIRI yang sampe sekarang bahkan aku gk pernah
menemukannya. Aku gk mau jadi orang jahat ataupun sampe temenan sama anak-anak
yang udah Rusak. Tapi sayangnya aku gk bisa menjadi orang yang baik. Buat aku
susah banget jika harus terus terusan menjadi manusia lemah dan gampang
diperdaya. Meskipun pernah beberapa kali aku coba Masuk dalam Dunia baru yang
penuh dengan Kebaikan. Tapi tetep aja gk bisa, semakin ku coba menjadi orang
baik, semakin lama aku Malah terlihat seperti orang yang Munafik. Tuhan, aku
hanya ingin menjadi manusia yang Netral antara hidup dan Mati.
ini lah aku..
Aku punya cerita Sebuah pelajaran berharga yang awal bulan ini aku alami. Semoga teman-teman ikut terhanyut ketika membacanya.
Ketika itu aku lagi banyak masalah (masalah sama
keluarga, sekolah, teman, dan diri aku sendiri) saat itu aku coba cari pelarian Buat ngelakuin hal yang mungkin belum pernah aku rasakan. Sempat
ngeDrugs tapi itu Cuma 2 bulan, Karna menurutku Drugs tidak enak dan butuh banyak
uang untuk memperolehnya. Sempat mau Nyakitin cewek, tapi untungnya gk jadi karna seumur hidup juga
aku belum pernah punya pacar. aku yang emang benci banget sama Dunia yang saat
itu ku tongkrongin, bahkan sempat berfikir untuk Mati saja. Sampaiku kirim
pesan kepada semua orang yang berisi ‘siapapun tTikam Gue’..
Aku sampai nangis diam diri dikamar. Mungkin aku satu
satunya cowok yang paling cengeng di Dunia. Apalagi aku juga lebih sering
menggunakan perasaan daripada Logika dalam bertindak ‘apakah aku laki2 normal
jika perasaanku sangat sensitive seperti ini. Aku bahkan Membenci diriku
sendiri.
Aku sering Ngelamun dan berhayal. Kata orang
tatapan mataku kosong dan aku sudah hampir gila. Aku hanya tinggal berdua di
rumah bersama kakak yang sangat sibuk bekerja. Beruntung dia selalu bisa
menerimaku apa adanya. Saat ini hanya Dialah keluarga yang aku punya. Dia peduli
padaku dan sering mencarikan ku pekerjaan. Dialah yang merawatku di saatku
sakit. di usiaku yang sudah kepala 2 ini. Sepertinya aku belum bisa membalas
budi baik kakakku. Tapi sayangnya kakak gk pernah ada di saatku butuh kehadiran seorang keluarga. Aku hanya di
rumah dan Melamun di balik alam sadarku. Tubuhku semakin kurus dan kulitku
semakin putih karna jarang keluar rumah.
Semua itu terjadi setiap hari. Sampai suatu hari aku bermimpi bayangan wajah evan. dia teman SMA yang udah setahun tak kutemui. Rasanya dalam kesedihan hatiku hanya dia yang ku ingat. Entah kenapa timbul perasaan Rindu yang menyesakkan dadaku. Tanpa fikir panjang saat itu aku pergi ke Rumah evan. Meskipun hati kecil ku melarangnya tapi aku tetap pergi menuju rumahnya. Seperti sesuatu mempengaruhi fikiranku, saat itu Aku hanya berharap dia bisa Menyelesaikan Masalahku.
Begitu di depan rumahnya Aku langsung bertemu evan
sedang duduk memakai baju putih. Dia kelihatan senang akan kedatanganku. Dia
menanyakan kabarku dan kenapa selama ini tidak pernah datang ke rumahnya. Aku hnya
tersenyum. terlintas di fikiranku kenangan selama disekolah dulu ‘aku dan evan
sangat akrab sebagai sahabat. Dan Belum sempat aku duduk Tiba2 evan menarik
tanganku dengan berjalan setengah lari. Sampai kami terhenti di sebuah Sungai
kecil berair deras. Aku seperti Mimpi, Aku bahkan tidak pernah tau ada sungai
di tempat ini. Di pinggir sungai kecil itu ada sebuah batang pohon tumbang dan
kami duduk di atasnya. Tak banyak kata terucap, hanya suara air yang terdengar
di antara kami.
Teman
lamaku itu sesekali menatap mataku dengan wajah nya yang sendu. Karna lama
tidak bertemu. Aku membuka pembicaraan dan bilang. “aku kangen sama evan”. aku
sandarkan kepalaku dibahunya dan tiba2 dia Mencium pipiku. Aku Tak banyak bicara
ini masih seperti mimpi.
Perasaanku lagi-lagi terkuak, Aku tak tahan lagi dengan
banyaknya masalahku. Aku menangis sejadi jadinya saat itu dan membiarkan evan
Memelukku. Aku tak ingin ini semua terlarut semakin lama. “zi, kita udah lama
sahabatan. Harusnya aku selalu bisa menjadi tempatmu menangis. Aku juga kangen
sama Fauzi”. Temanku itu mulai bercerita banyak hal dan sepertinya inilah hari
terakhir kami bisa bertemu. Ternyata dia juga sedang dalam masalah. Aku
terhanyut dalam suasana. aku menggenggam tangannya dan memeluknya dengan erat.
Rasanya baru kali ini aku menemukan teman yang bisa mengerti keadaanku.
Hari
semakin gelap dan suasana hati semakin reda. Tak terasa 4 jam sudah ku habiskan
waktu bersamanya di sini. Sepertinya Tak ada seorangpun selain kami. Sehingga
aku tak merasa ada yang aneh.
Mungkin benar pepatah yang bilang jika berdua di
tempat sunyi maka orang ke 3 adalah setan. Setan itu mulai mengusik pikiran ku.
Tapi di sini, Kami hanya ingin saling mengerti dan membebaskan masalah ini masing-masing.
bukan untuk hal lain.
Aku lihat
wajah evan yang tampan, membuatku Nafsu padanya. Saat itu kupeluk dia lebih
lama lagi, perasaanku bilang aku sayang padanya. ku dengar detak jantungya yang
semakin cepat beriringan, juga memompa detak jantungku. Aku seperti ingin tau
bagaimana rasanya Bercinta dengan seorang yang sama. Aku mendekapnya erat, tak
ada lagi air mata. Yang ada hanya rasa hangat tubuh evan membuatku terbenam dan
kubelai rambutnya. Kusandarkan seluruh tubuhku pada nya. Evan hanya diam,
sampai akhirnya dia mulai Menciumi wajah dan Bibirku, dia menggigit lidahku
sampai luka. mungkin evan juga berfikir untuk bercinta denganku. Kubiarkan evan
membuka pakaianku dan Mempermainkanku seperti kekasihnya. Pergulatan itu
dimulai sampai akhirnya kami melakukan hal yang tidak seharusnya. ‘apakah
perjakaku sudah hilang ?’ entahlah aku tak tau, yang pastinya aku Menikmati ini
semua.
Di
tengah Permainan evan yang membuatku melayang. Tiba-tiba seseorang memukul pundakku
sampai aku terjatuh. Rasanya sakit sekali sampai Aku tak sadarkan diri dan tak
tau apa yang terjadi lagi.
Saat
aku terbangun, aku sudah berada Di kamarku dalam Keadaan bahuku yang memar.
Kakakku yang sebenarnya bernama Jeva sedang memegang tanganku dan membacakan
Doa aneh untukku. Dia bilang aku sedang dalam pengaruh Evan. Ternyata selama
ini evan suka padaku, dia seorang homoseksual yang memakai ilmu tertentu untuk
dapat menarik mangsanya. Dan aku sudah terjerat dalam perbuatan jahatnya itu.
Aku hanya terdiam dan bisa pasrah menghadapi ini. beruntung kakakku memiliki
sedikit kemampuan untuk menolongku. Aku masih mengingat semua yang terjadi,
meskipun sedikit samar seperti mimpi. Sungai kecil itu, batang pohon tumbang
dan perasaan sayangku pada Evan. Semuanya begitu cepat terjadi. Sampai aku tak menggunakan
akal sehat lagi untuk berfikir jernih.
Mungkin ini hukuman buatku, Aku sudah berdosa besar
selama ini. Aku terlalu banyak mengeluh akan Masalahku dan terlalu banyak
menyesali hidup. Padahal masih banyak orang yang lebih menyedihkan keadaannya daripada
aku.
Dan saat keadaanku mulai pulih, kak jeva
menceritakan semuanya. Ternyata seseorang yang memukul pundakku adalah kakakku
sendiri agar aku tersadar dari bayang2-bayang evan. Aku tidak baleh membalas apalagi
dendam pada evan. Aku hanya perlu berdoa dan memaafkan evan atas perbuatannya.
Aku tak boleh lagi Melamun sendiri dan harus mendekatkan diri pada Tuhan yang
maha esa. Hidupku masih berlanjut. Aku punya Cita cita dan aku ingin semua itu
terwujud.
Note
buat temanku evan: Bukan karna tidak Menyayangi seseorang yang udah
Mencelakakan aku. Bukan juga karna ku Dendam. Tapi saat ini yang buatku bisa
bertahan hanyalah keinginanku yang besar untuk menggapai harapanku sendiri.
Biarlah saja aku mengenang ini semua sebagi pelajaran berhrga.
Aku
akan pergi darimu dan Mulai Melupakanmu. Hanya itu satu satunya Cara agr aku
bisa terlepas dari Pengaruhmu dan Mulai Mendekatkn diri pada sang pencipta. T e
r I m a k a S I h atas cerita yang
pernah kau beri padaku. Aku yakin ini semua bukan sepenuhnya salahmu. Dan suatu
saat kau kan
berubah menjadi lebih baik.