Featured Post

Dua

December 14, 2011

Tentang “murid cowok” di kelas

Di kelasku gak banyak siswa cowok, kebanyakan jumlah siswi ceweknya.

Diantara mereka ada Akbar, Erwin, Edi, Tri gusman, Sugianto dan Marwan.

Si akbar, belakangan ini jadi makin nyebelin guru. Wajahnya mengingatkan aku sama bg agus mantannya kakakku, pemong.

Gara-gara waktu jam istirahat aku lihat buku sama pulpen lagi nganggur dan kucoret-coret, eh gataunya itu buku si akbar. Tau ah, entah kenapa paling gak bisa lihat buku nganggur.
Tapi gegara itu si akbar tingkahnya kayak prang sarap yang lagi caper sama aku. Haha

Kalau erwin, si pendiam yang selalu memendam apapun, gatau sih kelihatannya aja begitu.
Karna gak pernah blak-blakan ungkapin pendapat. Dia Cuma akan ngomong kalau udah waktunya ngomong.
Khususna ngomong sama cewek, jarang sekali.
Meskipun aku duduk nya hanya terpisah satu kursi, bisa dihitung kali berapa kali kami ngobrol. Dan yang paling kuingat dari erwin itu tanggal lahirnya. 1 April, beda seminggu sama saya. Biasanya itu tanggal lahirnya orang-orang pinter. Hehe

Lalu, edi. Dengan parasnya yang ‘bodo-bodo’. Sekilas dilihat tidak menarik dan seolah tak ada isi.
Tapi itu seolah Cuma kamuflasenya aja, karna aslinya edi adalah master dari hal yang bahkan kamu belum tau. Ceila

Dan lalu, Namanya Tri gusmansyah. Biasa kami panggil trilung karna postur tubuhnya yang luar biasa tinggi.
Tapi dia juga bodo. Plus tolol plus gak nyambung goblok. Ups
Satu hal yang akan membuatku berterimakasih sama si Tri, dia pernah membantuku waktu sakit kepala di kelas, dia yang peduli dan belikan aku obat di warung.
Meskipun untuk kebaikannya, aku ganti bayar uangnya 12ribu. Huhe

Kalau Marwan sama sugianto itu sama-sama anak panti.
Secara fisik marwan itu kurang tinggi, kulitnya putih, senyumnya manis, tingkahnya bisa buat orang sekitarnya happy dan selalu enjoy dalam segala situasi.

Kalau sugianto itu unik, bisa jadi gak asik karna sifatnya yang sok tau, dan juga orangnya Santayy sekali.
Sesekali sugianto menggangguku, tapi masih lebih sering rustam yang membuat ku terganggu.

By the way. Marwan adalah satu-satunya yang bisa kuajak bicara soal bang Cakil.
Meskipun beberapa minggu terakhir marwan udah berubah gak seperti marwan yang dulu.