Aku gak tau atas
dasar apa aku jadi nulis tentang ini.
Karna aku juga gak
tau kalau masa remaja akan jadi serumit ini.
Mungkin aku bisa
berharap, tumbuh menjadi 2 kepribadian yang berbeda.
Dan saat ini usiaku
masih 17. usia yang ambigu antara remaja dan dewasa.
Terkadang juga saya
merasa aneh atas keputusan yang telah saya pilih sendiri.
Di tempat yang
berbeda,di kondisi yang berbeda. Biasanya saya bisa mendalami karakter yang
berbeda pula. Mungkin bisa dibilang bakat acting alami tanpa Cut sutradara. Dan
dalam berakting saya terkadang mendapati bahwa itu memang bukan saya. Tapi
tetap berjalan baik.
Saya sama seperti
mereka yang lain, bersekolah ditempat yang memiliki beberapa poin peraturan.di
tempat inilah saya sering merasa 'kekangan khusus'. Dan saya jadi tidak
tertarik pada segala yang ada di sekolah. Saya termasuk kalem dan menjadi orang
lain jika berada di sana.
Tapi kontras, semua
sering berbanding terbalik dengan apa yang saya jalani di luar sekolah.
Dirumah, dan juga lingkungan. Disini tidak ada peraturan tertulis yang sifatnya
mengekang. Sikap santun seolah alami mengalir jika itu diperlukan dalam
keluarga.
Saya juga sering
malas belajar kalau dirumah. Dan beberapa sahabat, mereka menjadi perokok berat
yang mempengaruhi saya.
Dan jujur, justru
dilingkungan inilah saya sering merasa tertarik.
Memang bukan cobaan
buatku. Mungkin lebih tepat disebut takdir. Ntah, dimana jati diri ini berada.
Dan entah kemana aku akan mengarahkannya nanti. Apakah hal yang kusukai namun
'menentang aturan' kata mereka. Ataukah pada hal yang sama sekali bukan saya tapi
'sesuai aturan'. Ya, sampai tulisan ini selesai
aku masih tetap mencari.
Saat aku mencoba
membuat komitmen. Komitmen itu terkesan bodoh karna aku ingin hidup bebas tanpa
terikat oleh siapapun. Menjadi seorang yang bukan siapapun, lalu percaya diri
apa adanya. Aku ingin melakukan yang terbaik untuk sang cita-cita. Hingga endingnya
aku tau apa artinya kasih dan apa artinya sayang. :-)