Featured Post

Dua

July 08, 2010

Cinta Atau Islam (Cerita Pendek)

Azan subuh mulai berkumandang dan ibu asrama membangunkan kami untuk segera bergegas sholat subuh berjamaah.
Ayam mulai berkokok bersahutan terdengar suara, seakan menyambut mentari pagi.

Aku sedang bersiap akan berangkat kuliah, saat kulihat ririn adik perempuanku yang sholeha sedang mencuci piring.
Aku tersenyum dibalas sapapan ririn "pagi mbak". ririn telah membuatku bersyukur karna memilih agama Islam.
tidak seperti adikku Andre dan Leni, mereka lebih memilih ikut agamanya ayahku yaitu Kristen.
Aku sendiri tidak terlalu memikirkan mereka sejak orang tua kami berpisah dan memilih agama berbeda.

Sewaktu di Kampus, aku bertemu dengan andre. Ya, biarpun kini keyakinan kami berbeda.
Tapi kami terlahir dari orang tua yang sama. Dulu, banyak sekali yang bilang aku dan andre mirip.
Aku menanyakan kabarnya yang hari itu terlihat begitu semangat. 
Ternyata andre baru saja diterima bekerja di sebuah perusahaan.
Perusahaan itu jika tidak salah milik ayahnya evan, temanku semasa sekolah yang sudah 5 tahun tidak kudengar kabarnya.

Aku memutuskan makan siang bersama adikku andre.
kami berjalan bersama menuju restauran. Sampai tiba-tiba,

"Santi" 
"Evan"

Dia benar evan temanku dulu. kami bertemu di sini. Aku ingat betul wajahnya.
Saat itu kami saling memperhatikan, kini semuanya telah berubah.
Evan melihatku memakai baju muslim dengan kerudung panjang.
dan kulihat sebuah kalung salib tergantung di lehernya.

Evan bertanya soal kabarku dan keluargaku, disitu evan juga baru tau jika andre adalah adikku.
Ternyata kini evan sudah menjabat sebagai direktur di perusahaan.

'Santi, kamu ingat dulu.. kita...'

Ingat, Aku ingat semua kenangan antara aku dan pemuda ini.
lima tahun lalu, sama-sama pakai putih abu-abu. kami sangat dekat.
Aku mengaguminya, dia cerdas dan berprestasi.
Dan aku hanya pernah membawa nama sekolah untuk mengarang puisi.
Jika tidak salah mengartikan, Puisi terakhir yang kubaca di hari guru, sebenarnya kutujukan untuk evan.

Aku, Andre dan evan.
kami berbincang penuh canda di bawah pohon chery, Sesekali dedaunan kuning gugur tertiup angin.

Rasa bahagia muncul dibenakku. Aku rindu akan masa itu.
Masa dimana Saudara dan Cinta tidak dibatas oleh dinding agama.

Dulu, Kami dekat, Makan di piring yang sama.
tapi hari ini sejak keyakinan jadi sesuatu yang utama.
Kami memiliki batas tertentu.

Sejak pertemuan hari itu. evan selalu berusaha menghubungiku.
Alangkah kagetnya hati ketika mendengar evan mengungkapkan perasaannya padaku.

Ternyata evan sudah mencariku sejak lama. Dia tau agamaku tapi dia tidak perduli.
Berulang kali dia coba jalan dengan yang lain. Tapi itupun tak sanggup menepis bayanganku.

Sampai kuterima sepucuk surat ini.
Aku masih Ragu akan dirimu. Cintaku.

-
Untukmu, bidadariku..
Aku benar-benar mencarimu, sampai aku bertemu kembali denganmu di kampus, sore itu.
Aku benar-benar tidak ingin mengganggumu dengan menyatakan perasaanku ini.

Tapi sungguh,  aku punya ketulusan hati yang luar biasa besar untukmu.
Aku tidak ingin kau ragu pada keyakinanmu.
Aku ingin memilihmu menjadi bidadariku.
Masuk dalam Dunia dan agamamu.
Walau aku tau Resikonya, aku harus diusir dari keluargaku.

Bersamamu, semuanya akan menjadi Indah. 

Santi.
Aku ingin bahagia bersamamu, selama ku bernyawa
dan sampai nanti kita di syurga.


//Evan Alesandre
Cerpen Pertamaku
Ditulis Bulan januari 2009