Featured Post

Dua

December 26, 2022

Post Foto abis Potong Poni

 

Meskipun sudah ibu-ibu sesekali ingin juga berpenampilan Gadis. 
Hehe..  

December 10, 2022

Sumpek

Aku sumpek dan kehabisan semangat.

Hari ini, seharian bahkan tak mandi. Tak juga cuci baju dan menyapu rumah.
Suamiku, membuat semuanya makin sumpek dan meng-Gondokkan. Gara-gara Dompet yang penuh Dokumen hilang, kereta rusak, dan kerjaan di pabrik kian berat.
Tutur katanya tak lembut lagi, hanya merayu saat ada maunya. Kosakatanya juga luar biasa kotor. Saat ini, aku sudah mulai terbiasa. Tapi tetap saja masih terasa sakit saat mendengarnya, sering-sering begitu.
Seolah dia sedang menerima akibat dari Dosanya sendiri, tapi itu juga melibatkan aku. Kesusahannya, adalah hal yang juga ‘harus’ membuatku susah. Dan kesialannya ‘harus’ kutanggung juga.
Geram !
Sanking geramnya, tak sekali dua kali aku berdoa agar orang sepertinya mati saja lebih dulu.
meskipun azal tak ada yang tau, doa istri yang teraniaya, apakah berlaku ?
--
Sebelumnya, hidupku luar biasa nyaman dan bahagia. Meskipun sendiri, tapi  aku punya impian dan kebahagiaan dari hal-hal remeh yang kulakukan di setiap aktifitas harianku.
Sampai  akhirnya, manusia sebijik itu muncul seperti benalu.
Dia tumbuhan tak berguna yang menempel dan menumpang hidup pada inangnya. Tanpa nutrisi dan vitamin dari inangnya, maka parasit itu tak bisa bertahan hidup.
Aku tau !
Manusia  semacam itu takkan bisa berubah. Bisa ! tapi tak sepenuhnya.
Hanya membuat hidupku makin susah dan berantakan. Aku muak. Titik.

December 07, 2022

Di Atas Makam Ibumu

Satu alasan yang membuatku memutuskan untuk menikah adalah, "janjimu di depan makam ibu".

Pemakaman yang sudah nampak tua, terhimpit di antara beberapa kuburan baru, -dan yang sudah terbengkalai.

Di sinilah Ibu mertua yang tak pernah kukenal dikuburkan.


Waktu itu aku sedang patah hati, dan bertemu denganmu.

Entah bagaimana kata hatimu, sampai memutuskan untuk membawaku berziarah ke makam ibumu.

Kita tidak pernah terikat dalam sebuah hubungan, hanya masih saling suka.


Tapi begitu sampai di makam ibumu, yang kau katakan adalah "Mami, Midun datang sama calon menantumu.."


'hening sesaat'


dan jatuhlah air matamu.

Laki-laki asing yang begitu ceria luar biasa. Hari ini kulihat dia menangis di depan kuburan ibunya.


Entahlah,

Seorang wanita satu-satunya di hidupmu, yang membesarkanmu seorang diri selama 22tahun.

Pasti tak tergambarkan lagi kesedihanmu, saat wanita itu meninggalkanmu selamanya.


kau bilang, akulah wanita pertama yang pernah kau bawa kesana.

Karna kita akhirnya menikah, artinya ibumu merestui kita.


Well, IBU MERTUA.

Seorang yang tak pernah kudengar suaranya, kujabat tangannya, dan kucium pipinya.

Aku hanya pernah melihat fotonya satukali.


--

Waktu itu kita membacakan Al-fatihah, membersihkan kuburan seadanya, lalu pulang.

Tak banyak yang kau ceritakan soal ibumu.

Hanya caranya mendidik anaknya dengan keras, dan juga Wanita Setia karna tak pernah menikah lagi sejak ayahmu meninggal.

Sampai akhir hayatnya.


Itulah kenapa suamiku tak pernah mengenal sosok ayah seumur hidupnya.

Karna ayahnya sudah meninggal sejak masih usia 3bulan.


Beberapah hari sebelum menikah kita datang lagi, untuk membacakan Yasin.

"15 Februari 2015" adalah hari wafatnya ibumu.

dan "7 april 2020" adalah hari pernikahan kita.


Satu hal yang kusesalkan, adalah Takdir yang tidak mempertemukan kita lebih cepat, agar aku bisa mengenal ibumu.


///

"Mami" adalah mamak midun.Panggilanmu untuk ibumu.

Selalu bercerita ini dan itu dikala kenangan demi kenanganmu bersamanya berlalu di ingatanmu.


Suamiku, benar-benar anak yang manja.

Kata-katamu yang kuingat, adalah 'aku adalah sosok wanita paling berarti buatmu, setelah ibumu'


apakah aku harus bahagia ?


--

Pada saat bertengkar denganmu.

Terkadang terbayang sosok ibumu dan akupun kecewa pada hidupku.


Tapi biar bagaimanapun juga, ibumu adalah seseorang yang telah melahirkan Takdirku.

mau tak mau kuterima, dan hanya doa yang bisa kuberikan padanya. Al-Fatihah..

 

December 04, 2022

𝚆𝚊𝚝𝚊𝚔

Aku rindu menjadi stabil dan tenang. Terkadang perasaan itu bisa kudapatkan kembali di rumah ini.

Tapi tak jarang, kondisi kesehatan dan keuangan, membuat kepala ‘goyang’.

Aku selalu berdoa, semoga hati suamiku menjadi lebih lembut. Jujur saja aku mencintainya,karna itu masih bertahan berada di sampingnya. Dan juga semoga hati dan pikiran buah hatiku makin baik dan lembut.
sungguh, anakku punya watak yang mirip ayahnya.