Featured Post

Dua

March 26, 2021

Kabar, Meninggalnya Nenek

Haii..

Hari ini ada berita Duka yang terjadi “masih” seperti mimpi. Saat mama tidak pulang kerumah, dan membiarkanku tidur berdua dengan putriku. Dan ketika pintu rumah diketuk wak Budi jam setengah 2 pagi.

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.. Segala milikNya akan kembali padaNya.
Satu-satunya Nenek yang kupunya telah dipanggil oleh yang Kuasa jam 1 dinihari tadi.
Ingin rasanya menangis keras, tapi ketabahan hati ini telah kurengkuh demi putri kecilku. Aku tak ingin energi yang ada habis untuk menangis. Kujaga perasaanku agar tidak Stress.

Subuh menjelang pagi, aku dan suamiku datang kerumah mbah. Rumah yang biasanya kumasuki setiap hari karna beraktifitas di sana. Rumah yang di dalamnya selalu ada sosok mbah dan suaranya yang takkan terganti. Yang disetiap sudut ruangannya mengandung ‘Mbah’.

Aku menatap mbah tak begitu lama-lama, karna putri  kecilku sedang kutinggalkan dirumah. Kupeluk tubuh mbah yang masih terlihat seperti tertidur, raut wajahnya putih pucat, tak lagi terlihat rona ‘beban’ di wajahnya.
Aku ingat saat masih Gadis aku tidur disamping mbah menemaninya.
Terkadang ia minta dipijit, mengeluhkan rasa sakit di tubuhnya. Menceritakan pengalaman hidup yang ia bisa bagikan padaku. Atau hanya sekedar membahas masalah kecil ‘besok mau masak apa?’

Nanti, seiring waktu, akan semakin banyak kenangan bersama Mbah yang terlintas difikiranku.
Aku akan semakin rindu, dan sayang sama Mbah. Dan satu-satunya cara untukku berkomunikasi dengan mbah, saat ini adalah dengan DOA.

Sepeninggalnya mbah, Tidak ada pertanda dan firasat apapun yang kurasakan.

Tapi kedatangannya ke Rumah di pagi hari –tadi-, masih terngiang jelas di ingatanku.
Aku bahkan gak mengajak mbah bicara sepatah katapun.
Aku bahkan tidak menatap wajah mbah yang tengah duduk di ujung tempat tidur mama.
(kelak, ini akan kusesali di kemudian hari, karna ini adalah hari terakhir aku bisa bertemu mbah semasa hidupnya)

Aku ingat kata-katanya, saat bilang ‘Ndi raine ra ketok’ sambil mendekatkan wajahnya ke wajah anakku.
Dan kalau tak salah ingat, mbah sempat menggendong putri  kecilku sebelum mama memandikannya.

Ya Allah, kehadiran mbah dirumahku pagi itu, seolah ucapan selamat tinggal secara tidak langsung.
Ingatanku melayang soal anak-anak mbah yang selalu bikin mbah susah dan kepikiran. Pembicaraan singkat itu terlontar juga bersama mama.
Kufikir, mama satu-satunya anak yang sudah bisa menyenangkan mbah walau tak sepenuhnya.

Nenek Jumiah

Semoga mamaku tabah dan sabar menerima kenyataan kini kedua orang tuanya Telah pergi ke Rahmatullah.

Ya, Aku sendiri sudah Ikhlas, karna ini sudah takdir Allah.
Semua yang terjadi tak ayal adalah jalan terbaik . Sudah cukup bagi Mbah merasakan sakit, dan beban pikiran yang diakibatkan oleh anak-anaknya.

Semoga Amal Ibadah mbah diterima oleh Allah, diampuni segala dosanya dan ditempatkan di tempat terbaik disisinya. Amin

--

Sewaktu di rumah, kakak tertua papa dan karib-karibnya suamiku datang.

Wak uwas memberiku banyak pesan penting untukku sebagai Ibu. Menyadarkanku bahwa Asi adalah yang terbaik. Dan mulai hari ini aku harus semangat memberikan asiku pada bayiku.

Dan juga hari ini adalah hari pertama aku memandikan anakku. Dia tidak menangis sedikitpun, membuatku merasa lega.

Suamiku tak banyak membantuku mengurus Baby. Tapi kehadirannya disisiku rasanya sudah lebih dari cukup. Karna aku mencintainya, dan biar bagaimanapun aku Membutuhkannya.

March 24, 2021

Curahan hati Istri

 Tidak banyak yang bisa kuharap. Laki-laki tidak berpendidikan dan kurang sopan santun seperti kau. 

Hanya ibadah mu yang sedikit bisa kusyukuri. 

Aku tidak boleh kecewa berlebihan agar terbuka pintu rezekimu. Setidaknya kau sudah berusaha memenuhi kebutuhan keluarga kecilmu. Patut disyukuri walau tak seberapa, karena hanya sebatas itu kemampuan mu. 

Terkadang, ingin kembali meledak emosi ini. Tapi logika masih harus terjaga di kepala. Putri kecilku butuh ayahnya. Lingkungan ku harus menjaga mata orang-orang fasik, dan menutup mulut orang-orang syirik ( dengan adanya suami disampingku). 

Ya. Well. 

Kesabaranku ada karna hatiku ada Allah. Aku harus selembut tetesan air, samai bisa melubangi hatimu yang terlanjur keras -seperti bongkahan- batu. 

Semoga aku bisa sesabar ayahku pada sosok istri dan anaknya, kelak. 

Semoga tak ada perceraian, meski setan kerap kali mewujudkan perpisahan antara aku dan suami. 

Hidup terus berlanjut, banyak yang masih harus diperjuangkan. 

Sedikit solusi, mungkin dengan mengurangi rasa suka dan cintaku pada CiptaanNya. 

March 21, 2021

Back of

 Akhirnya kau kembali ke rumah. 

Kau pulang untuk mengatakan kalau kau itu suamiku, bukan cowokku. 

Karna tak semudah itu meninggalkan hati yang sudah menjadi rumahmu. 

Kau memelukku saat sudah selesai mandi. Duduk, mungil punggungmu dan bugil. Sesuatu yang indah yang memenangkan jiwa. 

Aku tak pernah menikmati yang seperti itu -secara nyata- dari orang lain. Ku pandangi keindahan itu cukup lama di balik pantulan cermin.

Lalu, malam hari, kita bercanda canda di kamar berdua. Sudah lama rasanya, saat kau mencium ku. Aku masih takut untuk "itu".

Tapi, kita sudah lama. Aku bisa merasakan kembali kerinduan yang membara di hati kita. 

Kau menarik seperti saat pertama kita bertemu, masih menjadi sosok indah dan mengagumkan di mataku. 

I love you.. 

Love you too.. 

Saling melontarkan cinta., masih. 

Perasaan ku masih tetap sama. Semoga kaupun begitu. 

Percaya Part 2


Abanga..
Adek’a..
Tayanga..
Boto..na..
Ingat itu, Panggilan sayang kita.
Syafridun Rambe,
Aku tak pernah bertemu Cinta sebesar perasaanku padamu, yang mampu membuatku benar-benar setia hanya pada satu orang, yaitu Kamu.
Aku tak peduli sebesar apa kesalahanmu di masa lalu, aku gak mau ingat kalau kau pernah hampir menikah dan punya anak dengan wanita lain. Aku gak mau menyakiti dirimu dengan mengingatkanmu pada kisah indahmu di masa lalu.
Meskipun kadang kamu gak bisa begitu.
Masih saja kau mengingatkanku pada masa lalu, dan gak menerima kenyataan itu.
Tak taukah kau, kesalahanku yang kau ungkit, nyatanya itu menyakiti diriku sendiri.
Karna kau adalah diriku juga.
..
Jika memang kita harus berpisah selamanya. Percayalah aku masih mencintaimu sampai akhir hayatku.
Dan kau,
jika kau benar-benar kecewa padaku karna amarahku hari ini.
Silahkan carilah wanita yang lain,
Yang lebih cantik dan lebih baik. Semoga bisa menandingi kesabaranku dalam menghadapimu.
Atau carilah wanita yang masih Suci dan belum pernah disentuh oleh orang lain, apakah hatinya akan setulus dan sebesar kasihku  padamu.
Dan juga, maukah wanita itu berkorban sebesar pengorbananku padamu.
Terimakasih Sayangku.
Bersamamu aku benar-benar merasakan kebahagiaan.
Meskipun tak lama.
Terimakasih sudah membantuku memiliki seorang Putri Cantik yang kita panggil dia Micher.
Aku janji akan menjaganya sampai aku Mati.

March 20, 2021

“Percaya”

Aku yakin aku bisa lebih bersabar daripada kau.

Menunggu waktu berputar, dan menemukan jawaban atas kisah pernikahan kita ini.

Ya, tulisan ini akan membantuku bertahan.
Buah hati kita akan membantuku untuk tetap kuat dan tegar.
Gak boleh nangis dan Stress demi putri kecil, Nak Gadisku.

Hari ini dan malam kemarin gak ada ketemu dan gak ada cerita. Mungkin ini pertama kalinya, selama kita menikah.
Aku yakin bukan hanya aku yang dipenuhi rasa sesak dan sakit. Kau juga.
Hari ini hanya berkabar satu kali. Itupun aku yang telfon kau duluan. Kau tanya ini siapa ?
padahal jelas-jelas aku menelfonmu pakai nomor mama.

“ini cery, gak mau pulang lagi”
“adek dah ngusir abang” jawabmu.

“Jadi biarin aja micher gak punya bapak”

“Ya”

“Yasudah, Assalamualaikum”
“Walaikum salam”

Dan kututup telfon menyakitkan itu, Ingin rasanya menangis kejer. Tapi untuk apa. Kasihan Putri Kecilku.

Oya, Nanti malam aku yang akan ngidupin api ari anak kita.
Sedihnya menyadari kalau anak kita belum selapan –belum diberi nama- kau sudah kehilangan kesabaran untuk menghadapiku.

Aku ingat berapa kali aku pernah marah padamu, dan  kau tak mau membujuk.
Kau pernah memohon dan meminta maaf. Tapi itu sudah lalu, aku hanya menahan sesak mengingat kenangan itu.

Kau terlalu layas, Percuma ibadah sholatmu jika kau sakiti istrimu ini sedemikian rupa. Kata-katamu tidak sopan, meskipun hanya sekedar kata tapi doa yang akan terkabul terkandung dalam kata jahanam dari mulutmu itu.

Aku sudah cukup menahan, sekarang tak terbendung lagi, anggap saja ini kita hanya istirahat sementara dari tatap muka.
Biarkan rindu dan kecewa meronta.

Sepatu bola, Pakaian, Benda, bahkan dirimu, semuanya masih ada disini, aku masih membawanya bersamaku. Mungkin itu bisa sedikit menenangkanku, memberiku sedikit keyakinan bahwa kau akan kembali.

Sekali ini aku ingin kau yang mengalah dan meredam Egomu. Aku ingin kau yang membujuk dan memohon karna rasa cintamu padaku.

Jika Tuhan sayang padaku, aku yakin Tuhan akan mengabulkan Doaku setiap malam, agar rasa sayangmu sebesar rasa sayangku, atau harus lebih besar.

Jikapun itu tidak terjadi, berarti aku bisa menilaimu, kaupun sudah bisa menilaiku.


_+_+

Cerita Pertengkaran Part 2


Putri kita, biar menjadi teman penggantimu jika kamu benar-benar pergi dan tak kembali.
Aku jadi teringat kata-katamu di subuh hari sebelum kau berangkat kerja, kau izin ingin pergi untuk selama-lamanya-kan. Hah, ternyata Tuhan akan mengabulkan itu.
Kau tak punya sifat sabar. Padahal aku minta kau untuk bersabar sebelum akhirnya kita balik lagi ke kios. Tidak terlalu lama-lama, paling tidak sampai anak kita punya nama.
Kau tau kenapa aku minta waktu, karna aku tau sifatmu. Di kios kau juga tak bisa membantuku apa-apa. Dan kau itu semena-mena. Membayangkannya saja, sudah jelas, aku akan lebih lelah dan capek di kios, karna harus mengerjakan semuanya sendiri ditambah mengurus anak kita.
Saat malam tiba, dan ada sedikit waktu, putri kita masih tertidur dan aku membuka laptop untuk menulis ini.
Entah kemana kau pergi, tadi ibuku sempat menelfon dan bilang kau ada di kios. Itu cukup menenangkan hati dan fikiranku. Tapi saat telfon kedua kalinya ibuku bilang kau sudah tak ada lagi di sana.
Kubilang pada mama, kau ke tempat kak Tina.
Tapi entahlah, kemanapun kau pergi, aku yakin kau bisa menjaga dirimu dengan baik.
Tidurlah kemanapun kau mau tidur malam  ini.
Aku harus belajar tanpa dirimu yang selalu kurindukan setiap malam untuk tidur disampingku. Sampai mama marah-marah karna aku pindah ke tempat tidur kita demi untuk tidur didekatmu.
Biar aku tidur dengan putri kita yang mungil ini.
Jika pertemuanmu pada mereka yang kau datangi di kepergianmu ini hanya untuk menjelek-jelekkan aku.
Gak apa, aku ikhlas.
Berarti memang tujuanmu selama hidup denganku memang tidak setulus yang aku bayangkan.
Kau tidak penuh mencintaiku, hanya butuh hubungan badan, numpang hidup dan butuh tempat tinggal.
Jika memang iya, aku sudah sangat banyak membantu hidupmu.
Terimakasih untuk kisah Rumah Tangga yang indah ini.
Jika saja kukira-kira, Ada banyak hal yang bisa kulakukan tanpamu.
Projek-projek dan impianku yang belum selesai kini bisa aku lanjutkan jika kamu benar-benar pergi.
well, yah, malah aku akan kecewa jika aku mencarimu kemana-mana untuk memohon kau agar kembali padaku. Haha, lucu sekali.
Kaulah yang harusnya memohon untuk kembali padaku.
Karna kau itu sangat perlu dididik dari awal lagi untuk semuanya.

Sekarang, Aku harus fokus pada putri kecilku yang cantik dan berharga.
Terimakasih banyak Syafridun Rambe, karna kau sudah memberiku Putri Cantik seperti bidadari ini.

March 19, 2021

Believe is percaya


“Percaya”
Memilikimu adalah sebuah keindahan dihidupku, aku benci harus terjadi hal seperti ini, ini akan membekas di ingatan dan perasaan. Seandainya pun keadaan membaik, pasti sudah berbeda dari semula.
Apakah ini yang dinamakan bunga Rumah Tangga.
Tadi malam aku begadang dan baru tertidur saat lepas subuh.
Ada yang berbeda di pagi ini, gak ada senyum ceriamu, Ciuman di kening dan punggung mungilmu di atas kereta saat akan berangkat kerja.
“Boto..” Aku memanggilmu dan itu memberikanku rasa rindu akan sosokmu.
Lalu, siang tadi papa melihat kakiku, Hancur babak belur, penuh bintik jorok dan menjijikkan. Aku tak bisa menjelaskan apapun pada papaku selain bilang, “Gatal” dengan hati tersayat.
Aku ingat baru-baru ini. Aku membelai wajah putihmu dan melihat tanganku yang penuh bekas luka seperti monster, aku tercengang pada pemandangan itu, sangat tidak cocok. Kulit hancur sepertiku bersanding dengan kulit putih sepertimu.
Muncullah rasa syukur karna kebesaran hatimu selama ini menerima bintik memalukan di kulitku.
..
Lanjut, setelah menulis ini aku ingin menyelesaikan untuk menghapus semua kenangan di Hp Samsung, Mencuci baju dan sarungmu, menjaga anak kita dan lalu menelfonmu jika aku berkenan. CkCk

Cerita Pertengkaran


Aku mencintaimu Suamiku, Syafridun Rambe.  Setiap kau tertidur aku selalu suka berada di sampingmu, memeluk punggungmu yang hangat, membelai rambutmu yang lebat, atau hanya sekedar menatap wajah manismu untuk kucium pipinya.
Setiap kali menatapmu yang sedang terlelap, hatiku berkata-kata, “Aku akan menjagamu semampu yang aku bisa. Aku akan melindungi dan membelamu dari semua orang disekitarku, karna aku yang telah membawamu masuk ke dalam hidupku.”
Hanya itu, Tapi untuk saat ini bisakah kau bersabar beberapa bulan.
Anakku, dia menangis dan terus saja menangis sejak pagi sampai jam 3 sore. Dia tak mau tertidur nyenyak, dan susah tenang.
Dia baru bisa tenang setelah mamaku pulang dan memandikannya.
Aku tak tau ada apa gerangan.
Tapi seolah pertanda, bayi suci ini mungkin tau jika ibu dan ayahnya  akan bertengkar sore ini.
Aku lelah, dan semuanya bermula saat aku minta tolong padanya mencuci popok bayi kami.
Dia memintaku memijak pingganggnya karna pegal, sesekali aku ingin melawan dan membalas, karna dia juga tak pernah mau jika aku minta tolong untuk memijat badanku yang kelelahan sehabis melahirkan.
Tapi ternyata –lagi dan lagi- suamiku melontarkan kata-kata yang sungguh menyakiti hatiku.
“benci kali aku nengoknya” dengan nadanya yang merendahkanku.
Aku terbayang betapa sering suamiku menghinaku dengan kata-katanya yang tak terdidik.
Apakah dia tak pernah belajar bagaimana tutur kataku padanya.
Akupun menangis dan masuk kamar mandi. Ingin kucuci popok itu sendirian, sebelum akhirnya suamiku memaksa masuk kamar mandi  dan membuatku berteriak spontan.
Aku takut dan aku trauma, karna dia begitu ingin menagajakku berhubungan badan beberapa hari ini, dia tak memahami keadaanku yang baru saja melahirkan dan masih mengeluarkan darah nifas.
Akupun marah dan membuatku tak bisa lagi menahan diri, tapi suamiku malah berbalik marah dan mengancam akan pergi.
Aku berteriak sekencang yang aku bisa, amarahku memuncak, dan aku tak peduli lagi bahwa aku mencintainya. Bagiku, sikapnya hari ini sudah membuatku kehilangan kesabaranku.
Aku memupuk sedikit demi sedikit kekesalanku padanya, dan hari inilah puncaknya, aku menyuruhnya pergi dengan berteriak dan aku tak peduli jika dia benar-benar pergi. Saat aku berteriak, ibuku masuk dan menenangkanku, seperti seorang malaikat, aku langsung luluh saat mama memeluk dan menempelkan wajahku di lehernya. Aku benar-benar masih diperlakukan seperti putri kecilnya yang dulu.

Dia sungguh tidak pengertian, membiarkan aku menjaga putri kecil ini sendirian, di saat aku butuh support dari seorang suami, dia hanya peduli pada dirinya sendiri yang selalu kecapek’an karna pekerjaannya.
Seolah gajinya yang seuprit itu mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Aku tidak begitu peduli pada nominal uang yang dia berikan, dia sudah bertanggung jawab itupun cukup.
Tapi aku kesal juga pada diriku, karna tak bisa melayaninya seperti kemarin setelah aku melahirkan putri kecil kami.
kepergiannya setiap pagi tanpa pernah kubuatkan sarapan, atau hanya sekedar teh manis. Makan siangnya yang selalu beli karna tak pernah kubuatkan bekal, dan makanannya sehari-hari yang tak terurus karna akupun kesulitan mengurus makanku sendiri. Beruntungnya mamaku yang hebat mau memenuhi kebutuhan makan kami secara ajaib.
Akupun Mandi,  membersihkan diriku cepat2 sambil mencuci semua baju dan popok anakku.
Berharap aku dan suamiku bisa bicara baik-baik setelah aku Mandi.  Aku bahkan sudah menyusun kata-kata.
Dan lalu, kulihat dia terduduk seperti anak kecil yang baru saja kena hukuman di balik lemari.
Wajahnya disembunyikan dibalik lengannya.
Aku ingin sekali bicara, tapi dia tak memulai pembicaraan sedikitpun. Dan aku tak ingin membujuknya seperti biasa.
Karna aku lelah, dan dia juga tak pernah membujukku dengan gigih. Aku takut jika kami berbaikan saat itu, dia akan mengajakku berhubungan badan lagi.
Kulihat dia sudah menyusun dan memilih semua pakaiannya di tempat tidur. Lucunya, baju adik dan ayahku, lalu baju-baju yang didapatnya saat sudah bersamaku diambilnya juga.  Diadakannya baju itu ke dalam goni dan aku hanya menanggapi itu sebagai hal bodoh dan tidak dewasa. 
Tingkahmu, benar-benar membuatku terdiam membisu.
Jika benar-benar ingin pergi kenapa tidak bawa baju yang benar-benar milikmu saja. Terlihat sekali dia ingin dibujuk atau ditanyai, ingin pergi kemana. But, I don’t care.
Dia mencari Hp Samsungnya, menanyakannya padaku, tapi aku diam saja.
Tapi dia membawa kunci kiosku.
Apakah dia mau pergi ke kios ?
Ya Tuhan, mau pergi kemana suamiku itu ?
Siapakah yang kekanakan di sini, aku atau suamiku ?
Apakah dia fikir bisa semudah itu pergi dari hidupku.
Jika memang sesuai kata-katanya, -apabila sudah pergi dari hidup seseorang tak kan mau kembali lagi- ayo saja kita lihat apakah kau takkan kembali lagi padaku.
Jika iya, berarti Cintamu hanya segitu.
Dan aku juga kan pernah bilang, jika kau pergi maka aku takkan mencarimu lagi.

March 15, 2021

S E M O G A

 Saat sedang dalam posisi sekarang, aku sangat butuh perhatian, dukungan suami, dan bantuan penuh untuk mengurus putriku. Putri kecil yang baru umur sebulan. 

Tapi nonsen, nihil, nyehe. Suamiku malah nambahin kerepotan ku. Jangan kan untuk membantu, mengurus dirinya sendiri pun tak bisa. Apapun mau dilayani seperti saat sebelum punya bayi. 

Aku takut, ketika kembali ke rumah kios, aku akan stress. 

Kuncinya cuma 1, yaitu ikhlas. 

Hal tak menyenangkan dari suami, anggap saja karma dari masa lalu. Mau tak mau harus kuterima. Aku harus tabah melayani nya, karna bisa jadi itu adalah "cuci dosa" dari seorang wanita pendosa seperti ku. 

Saat nanti semuanya terlalui, aku harap suamiki akan berubah. Semoga cintanya sebesar cintaku, ketabahan dan keikhlasan hatinya lebih tinggi daripada aku. 

Dan seandainya keikhlasan hati itu berwujud, semoga orang-orang disekitar suamiku bisa melihat wujud itu dari hati suamiku. 

Ya, semoga. 

😀aminkan saja ya! 

Tak ada yang tak mungkin jika Allah menghendaki. 

March 14, 2021

Malaikat di hidupku 😘


15 Hari sudah berlalu sejak hari pertama aku melahirkan putri kecilku, dan hari ini badanku terasa berat, berharap dikusuk seluruh badan, tapi batal karna tidak ada yang bisa menjemput si nenek tukang kusuk.
Suamiku pergi ke siantar, menjadi supir untuk keluarga besar mama ‘syukuran ke rumah baru citra’.
Dan mamaku –kau tau- semua hal sudah cukup repot ditanganinya sendirian. Dan aku hanya harus pengertian, karna tanpanya, banyak hal yang tidak bisa tertangani dalam keluarga besar ini.
Well, aku belum pernah sekalipun memandikan anakku, aku masih butuh banyak sekali belajar dalam merawat bayi.
Suamiku, bukan Sesuatu yang bisa diharapkan dapat membantu banyak dalam menjaga anak bayi kami, sampai terkadang aku berfikir benarkah memiliki bayi ini lebih menjadi beban buatnya, dibanding menjadi sebuah kebahagiaan.
Aku bersyukur mama mau membantuku merawat putri kecilku, sekarang hanya ada 3 malaikat dalam hidupku. Mama, Putri Kecil dan juga suamiku.
Kalau papa, aku tidak tau kenapa, dia seolah sudah berhenti menjadi pahlawanku sejak aku menikah dengan suami yang tidak sesuai dengan harapan besarnya.
Aku tidak nyaman setiap kali mendengar suara kereta papa pulang kerumah. Dan sifatnya yang tidak bisa ditebak, plin plan setiap kali berjumpa, membuatku bingung harus senang atau tidak jika mengahadapinya setiap kali ia pulang kerumah.
--
Suamiku, aku masih mencintainya, masih menyukai ekspresi lembutnya ketika sedang tidur itu.
Tapi entah kenapa, nasehat orang tuaku membuatku berfikiran buruk tentangnya soal kepeduliannya sejak aku punya anak bayi.
Ya, suamiku memang gak punya pendidikan tinggi, dia kolot, bodoh dan tidak sopan untuk banyak hal. Terkadang dia bisa berakting dan bersikap normal di depan papa, tapi akan kembali menjadi kurang dididik ketika hanya berdua berhadapan denganku. Dia bilang, dia suka menjadi dirinya yang bebas dan tidak dilarang ini itu begitu.
Tapi well, hidup ini kan ada aturannya, ingin sekali rasanya mengajarinya banyak hal soal aturan dalam menjalani hidup. Tapi itu seolah diluar kesanggupannku, jika aku memaksakannya, yang ada aku hanya akan sakit hati sendiri. Memintanya melakukan sesuatu atau memerintahnya, seolah lebih baik aku lakukan sendiri saja semua hal itu.
Aku tau ini semakin lama akan memanjakannya, membuatnya lupa akan sedikit tanggung jawabnya dalam membantu istri, tapi tak mengapa, karna aku mencintainya, dan selama ini –sebelum bertemu dengannya- aku sudah banyak berbuat hal yang mengecewakannya. Mungkin inilah saatnya aku mencuci Dosa dengan baktiku pada suami.
Hanya dengan Doa, aku berharap bantuan dari Allah, agar sifat dan Watak buruk dari suamiku bisa diubah perlahan-lahan, sedikit-sedikit demi menjadi permanen kedepannya. Amin Ya Rabb..
Dan special untuk putri kecilku, Semakin hari dia semakin Cantiik sekali..
Aku ingin dia selalu sehat, dan tumbuh dengan baik tanpa ada kekurangan sedikitpun. Amin..
Mama Sayang Kamu, Micherr, Jauh sebelum kau Ada.

March 07, 2021

Curhat si ibu baru

 Aku lelah, karena aku sedang belajar banyak hal untuk merawat bayi kecilku dengan baik dan benar. 

Suamiku bilang, sejak melahirkan aku makin cantik, makin muda, kembali gadis dan langsing. Lagi. 

Alhamdulillah jika dia berfikir begitu. Mungkin setelah melahirkan hatiku menjadi lebih lembut. 

Karna aku ingat -takkan pernah lupa- hati bayi yang lembut hanya bisa ditaklukkan oleh orang yang berhati lembut juga. 

Aku selalu berzikir dalam hati "laa haula WA laa quwwata illa billah" 

Tiada daya dan upaya, kecuali atas izin Allah. 

Ku percayakan semuanya pada Allah. Berharap Allah akan bukakan lebar-lebar pintu rezeki keluarga ku setelah kehadiran bayi kecilku ini. Amin ya rabb 🙂🙂🙃