Featured Post

Dua

July 20, 2016

Setuju Gak Setuju


Susah Banget Ngungkapinnya. Kadang ini bikin aku Gak habis pikir sendiri.
Seolah gak akan ada Cinta yang disetujui oleh Kedua Sisi. Ya, sisinya aku dan sisinya Bapak Ibu.

Dulu aku jatuh cinta sama yang Beda Agama, Aku Nyaman, Aku Bahagia sama dia, dan kitanya menjalani hubungan yang  enjoy. Tapi Bapak sama Ibu ngelarang aku buat Nikah sama Dia, Malah sempat muncul ancaman Bapak gak akan menikahkan kami, seandainyapun dia Masuk ke Agamaku. Well, Carilah yang Agamanya Islam sejak dia Lahir ke Muka Bumi. Setidaknya dia bisa Jadi Imam Agama yang membimbingmu, Bukan Imam yang harus dibimbing lagi dari awal.

Ya,Wajar!

Itu hal yang sangat wajar muncul dipikiran seorang ayah. Meski tadinya aku berfikir akan masih ada banyak waktu untuk meyakinkan hati bapak, bahwa pilihanku buat aku bahagia. Tapi Nyatanya takdir yang terjadi berubah haluan,  Aku kehabisan cara dan mulai nyerah buat memperjuangkan -dia.
Cinta memang bukan melulu soal kebahagiaan. Saat ingin Menyatu, Konsekuensi terasa begitu Berat. Kalau bukan dia yang dicampakkan keluarganya, ya aku yang akan dicampakkan keluargaku.

So, Dengan berember-ember air mata. Akhirnya aku Putuskan hubunganku dengan dia - Dan dia tau- gak ada alasan baginya untuk menolak keputusanku-. Semuanya Fix.

Saat itu aku hanya Yakin, Jika aku bisa terus berjalan tanpa lagi pernah noleh kebelakang maka aku akan temukan yang sepertinya yang agamanya sama.

..
Dan lalu, Tanpa kucari dan kutunggu. Bagian tubuh ini menuntunku untuk ketemu Orang Itu.
Ya, Sebut Orang itu Karna aku belum begitu mengenalnya. Dia masih tampak asing, dan baunya masih tercium seperti Orang Lain.

Kehadirannya masih sangat baru. Aku sampai tak menyangka, Jika Orang inilah yang akan menggantikan Dia. Sang Masa Lalu yang Beda Agama.

Kami bertemu di tempat kerja, dan mulai menjadi teman -tanpa Syarat-. Aku tak yakin jika hatiku telah kembali terbuka, Sampai suatu hari dia main kerumah dan memperkenalkan diri pada keluargaku. Ayah, Ibu dan Adikku, Entah kenapa,  Menyukai Sosoknya.
Dan itu membuatku berfikir ulang. Mungkin dialah yang akan menikah denganku. Meski belum Jatuh Cinta padanya dan merasa Sepenuhnya Nyaman berada di dekatnya. Tapi setidaknya, Dia Baik, dia seagama, dan gelagatnya terbaca sebagai seseorang yang bertanggung jawab di mata keluargaku.

Well, Siapapun yang berada di posisiku mungkin akan memikirkan hal yang sama. Setidaknya tidak perlu memperjuangkan hal-hal sulit, yang membuat Bapak kembali merasa berat menikahkan kami.

Baginya, Cinta itu bisa ditumbuhkan, dan jika aku mau menerima kehadirannya, dan serius dengannya, maka dia akan mencintaiku. Ya, itulah dia.

..
Dan hari ini setelah kami menjalin hubungan, dan aku mulai merasa nyaman.

Entah kenapa Bapak dan Ibu malah memintaku untuk tidak bersamanya.
Mereka Takut orang sepertinya akan menyia-nyiakan aku.
Semuanya seolah kembali seperti dulu.

Saat aku mencintai, Maka Keluargaku akan menentangnya.
Tapi saat aku belum menginginkannya. Seolah keluargaku begitu mendukung.

Aneh !
Kok gak ada yang Pas Gitu.

Mungkin suatu saat aku harus pasang Strategi untuk membenci seseorang yang Kucintai di Depan keluargaku. Supaya kekhawatiran mereka berkurang, dan supaya aku Dapat restu. Haha

July 11, 2016

KESALAHAN DI MASA LALU

Tanggal 16 Desember 2015
Masih Ingatkah waktu itu di Simpang Pos. Kau memasang raut muka Jelekmu dan membuatku merasa Kacau.
Waktu itu kita baru saja selesai makan di Rumah Makan Langgananmu.
Kau tau, Bahkan makanan dirumahku Rasanya seratus kali lebih enak dibanding makanan yang baru saja kita beli disini.
Pelayannya melayanimu dengan sangat tidak hormat. Bahkan tidak memberikan senyumnya sedikit saja untukku.
'Sial, Tempat Makan Kimak' Pikirku.
Makanan yang dimasak dengan rasa tidak enak lengkap dengan pelayanannya yang tidak pantas.

Tapi itu tempat yang kau rekomendasikan untukku.
Aku tau tak ada tempat yang lebih layak. Atau tempat yang menawarkan makanan yang lebih enak.
Karna kau Pria Miskin yang tak punya Uang. Bahkan hanya untuk makan.

Seperti ada sesuatu yang membuatku mampu menerima kehadiranmu sebagai Kekasih. Aku tak mengerti ?
Kau tak pernah memberiku hadiah apapun. kau tak pernah membahagiakan aku dengan kabar kesuksesanmu.
Malah sebaliknya kau membuatku kecewa berkali-kali selama kita bersama.

Mungkin Manusia sepertimu hanya akan ditakdirkan Gagal dan Gagal seumur hidup.
Bagaimana dulu aku bisa bertahan, aku sendiri tak habis pikir.
Kau Hanya membacot soal Cinta, Kesetiaan, dan Kasih Sayang yang itupun tak bisa kau Pahami.

Kau memeriksa Telfon genggamku.
Aku fikir tak ada masalah, aku mengizinkannya karna aku percaya padamu.
Tapi lalu ekspresimu berubah jadi Tai. Hanya karna ada Sms yang mengatakan aku berjumpa dengan 'Yang Lain'.
Itu bukan masalah, Aku menentukan pilihanku sendiri.
Maksudku, kau memang kekasihku. Tapi aku belum menjadi Istrimu. Ikatan antara kita ini bukan apa-apa.
Maaf jika aku tidak menghargainya. Tapi bukankah itu yang kau ajarkan. Kau juga sama sekali tidak menghargai AKu.

Kalau mau meluangkan sedikit waktu. Coba pikirkan kenapa aku melakukan ini.
Itu semua kan karna sebabmu juga kan. Kau yang ajarkan -----------------------Aturan Main-------------------- seperti ini padaku.

Kau marah, Ngomel-ngomel sendiri, Menuduhku yang tidak-tidak.
Bahkan menginginkan kita untuk berpisah.

Hey !
Ayolah..
Bagaimana aku bisa berdiam diri dan terbodoh, sedangkan saat bersamamu aku bahkan tak pernah merasa dihormati.

Aku sampai Bolos dan Berbohong pada teman dan Bos ditempat kerjaku.
Sampai saat malam tiba, aku harus mengalami kesulitan karna harus diam-diam menemuimu.
Kenapa, Mencintai sampah sepertimu jadi terasa sangat menyulitkan.

Aku tak punya banyak pilihan saat itu. Karna tak mungkin membujukmu, atau menemanimu. Jadi Aku meninggalkanmu sendiri.
Jika Kufikirkan kembali, sebenarnya Aku ingin sekali menampar dan meludahi wajahmu.
Karna ekspresimu yang seperti tai itu, sudah cukup membuatku merasa Kacau.

Aku kacau, dan terus kacau jika bersamamu. Tak merasakah kau akan hal ini.
Hidupku sebelumnya yang tanpa ada kamu, terasa jauh lebih indah seperti Surga.

----
Terkadang, Manusia rela membayar Mahal, atau malah melakukan kesalahan untuk menyakiti dirinya sendiri.
sampai lalu menyesal di kemudian hari.

Seperti diriku yang dulu. Yang pernah memilih kamu yang jelas-jelas hanya akan menyakitiku.
Yang pernah begitu percaya pada kata-kata dan Janjimu yang Kosong.
Yang Jelas-jelas tak memberikan aku keuntungan Apapun.

Tapi di samping itu semua.
Aku hanya bisa percaya satu Hal.
Setiap Manusia yang pernah hadir di hidup kita, sebentar atau lama.
 Mereka tetap memiliki porsinya masing untuk mengajarkan sesuatu di hidup kita.

:D