December 25, 2021

Watafak


Semakin lama, aku semakin lemah dan lelet, dan akupun muak menyadari hal ini.
-
Semalam datang ke arisan, and I can see everything not like ago, when I still child.
Semua orang tua sudah menua, yang sebaya baya sudah beranak pinak dan yaa,,, begitulah adanya.

Aku tak lagi menarik, tak lagi diperhatikan, tak lagi punya andil.
But, Niatku hanya ingin menyambung silaturahmi karna Allah, Just it.
Daan asiknya aku tak bawa uang dan keluar sepenserpun untuk membayar segala keperluan dan cengkonek. Uhuy.
Donaturnya ya.. KAPIA DONG.
Malamnya tempat kak dedek, rumahnya mewah dong !”serius miapa”
Untuk semua makanan enak, kampretnya tak ada yang bisa kunikmati dengan baik, gara-gara bibir dan mulut yang hancur akibat Panas Dalammm..
--
So, kembali sama hari ini.
Alhamdulillah pada Allah, aku udah Sehat hari ini, sudah baikan. Hanya saja masih malas. 
Aku akan perbaiki ibadah. Semoga Allah juga memperbaiki hidupku.

December 23, 2021

Nikmatnya Cobaan


Hidupku sekarang ini benar-benar kacau balau tanpa celah.
Dan aku tetap berusaha menjaga kewarasan pikiranku dengan menulis disini. Gimana tidak.
Saat ini aku dikelilingi hutang, Mesin Fotokopi rusak dan membutuhkan biaya jutaan untuk perbaikan, Suamiku selalu minta dilayani pagi siang, malam. Kalau untuk kerepotan diakibatkan seorang bayi, akusih tak masalah, tapi kalau suami dan dunia.
“Aaaarrggghhh”
Satu-satunya yang bisa kulakukan hanyalah menikmati Cobaan ini. 
Huhu hihi “sambil nangis bombay”

December 19, 2021

Melepas Cincin Nikah

 

Hari ini, Aku bangun siang, Belajar agama, lalu males gerak, dan semuanya berantakan. Satu-satunya waktu istirahat adalah ketika main android lama-lama.
Ya, once again.
Kunci dari semuanya ada padaku. Rumah ini, Usaha kecil ini, Anak, dan suamiku, semuanya ada di tanganku.
Aku hanya bisa bergantung pada diriku sendiri.
Suami yang tak tau diri itu, hanya minta dilayani saja, tak pernah berfungsi melayani.
Syukur-syukur sekali duakali masih mau megang anakku.
Hutang koperasiku masih ada. Beban banget.
Kayaknya udah saatnya untuk tidak menerima gaji dari suamiku lagi. Biar dia sadar fungsinya di rumah ini gak ada sama sekali.
HIDUPKU AKAN JAUH LEBIH BAIK, TANPA KEHADIRANNYA.
Entah !
Mungkin sejak melepaskan cincin kawin itu, yang sakral dalam ikatan pernikahan itu auranya memudar dari sukma.
Aku jijik, dan muak sama tingkah suamiku.
Tiap malam minta dilayani, seperti binatang saja.
Nanti kelak kalau udah tersudut, kujual saja cincin itu.
Kalau biayaku sehari-hari itu mudah dan murah, tapi kalau untuk melayani dan membiayai seorang suami, itu sama saja judulnya membunuhku pelan-pelan. DAMN !
Anggap saja ini sebuah bentuk kesombongan, tapi memang aku bukannya lebih layak bersombong diri, jika diposisi ini. Ketimbang laki-laki yang datang di hidupku membawa janji-janji tapi tak satupun yang ditepati.
Bagaimana ??

Not income


Aku sudah coba untuk semangat menjalani hari. Ya, aku masih mencoba, belum menjadi.
Tapi aku patah dengan sendirinya.  Aku terpuruk dan terluka.
Rasa cintaku, hanya sebatas fisiknya saja. Pemikiran, tingkah laku dan wataknya, benar-benar memuakkan. Membayangkannya saja, cukup membuatku kesal setengah mati.
Berawal dari pagi hari saat meminta membeli lontong untuk sarapan, 10,000, memintaku belanja tahu, 12,000 lalu beli gorengan untuk ganjal perut 6,000 dan masih kusisihkan lagi untuk bayar hutang, 35,000. 
Lalu minta ini itu, membuat kepala mau meledak. Memikirkan pengeluaran makin banyak, pemasukan sodikitt..

December 12, 2021

Hatiku ingin Cerita 😢

 

Hai, apa kabar hatiku?
Kabarnya sedang sedih, terluka, kecewa dan nyaris putus asa.
Hatiku langsung tergores begitu aku membuka mata, melihat wajah sang suami dan mendengar kata-kata itu.
Suamiku bilang aku perempuan pemalas, pemboros dan bodoh.
Ya, well, setelah menikah kata-kata hinaan semacam itu adalah makananku sehari-hari. Jika diucapkan sambil tersenyum akupun melewatkan kata-kata itu dan menganggapnya sebagai Guyonan.
Tapi pagi ini, kata-kata itu diucapkan tanpa dipikirkannya, terdengar serius, dan akupun sakit hati.
Setelah menikah mungkin sudah ditakdirkan jalannya, Cobaannya untukku adalah yang jenis ini. 
Suamiku bisa marah, bisa minta ini itu, dan menghinaku sesukanya.
Sakit hati, Air mata yang keluar, semua itu sama sekali gak ada nilainya.
Jika perasaanku tak sesuai aku hanya bisa diam dan menyimpannya dalam diri ini sendirian. Jika tubuh dan pikiranku lelah, Obat dan Semangatku adalah putri kecilku. Ya, senyuman dan pelukan putriku adalah obat segala luka.
Aku ingin membalas sekecil apapun rasa sakit yang dibuat oleh suamiku. Tapi demi Tuhan, aku tidak bisa.
Aku punya etika dan tata krama yang kupegang sejak masa sekolah. Berbeda dengan suamiku yang tidak punya itu, karna kebodohannya yang tidak pernah menempuh bangku pendidikan.
Orang-orang yang datang dihidupku, silih berganti, setiap hari. Takkan ada yang tau, tentang apa yang kurasakan.
Aku tak punya seorangpun untuk mengungkapkan keluh kesah  dan berbagi cerita. Aku khawatir beban di dada yang kian menumpuk akan meledak secara dahsyat sewaktu-waktu.
Dan setelah aku memiliki anak, aku tak ingin emosi itu meledak lagi.
Aku hanya perlu mengingat kenangan ketika  emosiku pernah meledak, suamiku ketakutan dan meminta maaf atas kesalahannya, lalu mencium keningku.
Aku harus mendeskripsikan posisiku dengan tegas, tentang siapa dan harus apa aku sekarang.
Aku adalah istri, yang harus menjaga anakku dengan sebaik mungkin. Aku tidak mencintai siapapun secara berlebihan, dan satu cara agar aku tetap bisa menjaga kestabilan emosiku adalah dengan menulis dan mencurahkan isi hatiku di sini.
--
Jika suamiku marah, atau mengatakan sesuatu seenak jidatnya, maka aku cukup menganggap itu sebagai angin lalu. Karna  dibutuhkan jiwa yang besar untuk menghadapi seseorang yang tidak dididik dari kecil seperti dia. 
Jika aku malas-malasan dan suamiku mengungkitnya, maka aku tidak boleh marah jika dia juga malas-malasan, karna sekali lagi, dibutuhkan rasa maklum yang besar untuk menghadapi suami yang tidak berotak seperti dia.
Tak ada gunanya menangis, air mataku hanya terbuang percuma.
Aku susahpun tak ada yang bisa bantu, yang bisa kuandalakan hanya diri sendiri saja.
Satu-satunya cara hanya mendoakan agar suamiku dapat hidayah dan berubah, juga dilembutkan hatinya oleh Sang Maha Besar. Amin
--
Sering ku berfikir, kenapa aku harus menganggung susah untuk suatu kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. Orang lain yang berhutang, kenapa harus aku yang kesulitan –kepala jadi kaki-kaki jadi kepala- untuk melunasi hutang orang lain.
Saat orang lain meminta tolong dibayarkan hutangnya, kenapa aku jadi orang yang bersalah karna tak bisa membantu.
Orang lain yang mengkonsumsi narkoba dan merusak masa depannya, kenapa harus aku yang menanggung dampak dari kebodohan itu.
Semua orang hanya ingin memaksakan kehendaknya. Tapi aku-bagaimana denganku- apakah aku hanya bisa menjadi pihak yang dipaksakan, karna sikap diamku ini.
Sialnya,  kenapa juga selama ini aku merasa bersalah untuk kesalahan  yang tidak kulakukan.
Tuhan,  Mentalku masih lemah. Di kondisi seperti ini aku pasti akan kalah menghadapi siapapun. Tempalah aku agar menjadi seseorang dengan mental dan jiwa yang lebih kuat.
Aku ingin Tegas, dan punya pendirianku sendiri.
Hanya karna aku yang terkecil, bukan berarti aku akan menciut setiap kali ditindas. Aku ingin berubah menjadi yang terkuat di kondisi paling mendesak sekalipun.
Bantu aku Tuhan, Aku percaya, karna Hanya Engkau yang bisa membantuku.

December 07, 2021

Cemas (Paranoid) _Gejala, penyebab dan pencegahan

 Cemas merupakan perasaan yang wajar, dan sering terjadi pada orang yang mengalami tekanan masalah. Namun kecemasan yang berlebihan adalah hal yang tidak wajar, bila selalu merasa cemas terhadap hal-hal yang sepele, hal-hal yang tidak realistis, dan cemas terhadap hal yang belum terjadi dan selalu menghantui selama 6 bulan lebih.

Cemas seperti ini akan menyebabkan gangguan kepribadian dan merusak kesehatan badan.

Gejalanya :

-          Selalu cemas akan hidup yang selalu befikir akan tertimpa masalah

-          Cepat tersinggung sehingga sulit untuk berteman

-          Stress dan sulit tidur

-          Tangan berkeringat banyak, denyut jantung berdetak kencang (palpitasi), perut sakit dan diare, sering pusing dan sering buang air kecil

-          Kadang sampai sesak nafas

Penyebabnya :

Masa lalu yang selalu menghantui kehidupan dan ketakutan yang berlebih,  dan juga selalu berfikir negatif

Pencegahannya :

Istirahat yang cukup, kurangi kerja sampai larut malam, dan hindari stress berat.

sekian