May 31, 2019

Bukan Niatku


Dulu, aku tidak berniat Mencintaimu, Semuanya Mengalir Begitu Saja

Entah mengapa aku tak berdaya. Dan aku tak kuasa menyatakan perasaanku padamu.
Kini, bicara denganmu hanya akan menghasilkan pertengkaran yang sia-sia.

Well, memang tidak akan pernah terasa mudah berbicara pada manusia sekeras -kepala batumu- itu. Aku hanya sudah terlanjur untuk melafaz cintamu sebagai "My Last Lover"

Dan ketika menulis catatan ini, aku telah memBlacklist dirimu dari hidupku. Rasa bahagia itu kini hanya tinggal sisa-sisa. Dan rasa yang tertinggal dihati hanya rasa lama yang belum sempat kuhapus.
Mungkin rasa ini tidak akan berkembang dan berbunga lagi, tinggal menunggunya untuk layu perlahan dan Mati.

Ibarat seorang karyawan yang sudah ingin berhenti bekerja, namun karna sudah terlanjur terikat kontrak, mau tidak mau karyawan itu bertahan bekerja di sana sampai kontrak itu selesai.

Maka, seperti itulah perasaanku sekarang. Perasaan yang sudah terlanjur berjanji dan tak bisa lepas dari janji itu, sampai kontrak 'kedatangan keluargamu' tiba.
Ketika mereka Melamarku tahun ini. Maka itulah akhir kontrak yang akan kuputuskan untuk kedepannya.
Tahun ini selesaikah hubungan ini, Atau malah berlanjut ke pelaminan.

_-_ Kamu memang tidak pernah memukul tubuhku dengan batang kayu atau besi. Tapi rasa sakit yang telah kau torehkan di hatiku, jauh lebih membekas daripada sekedar memar dan lebab kulit.

Dengan harapan yang sama, memar dan luka akan menghilang seiring waktu -dimanapun letaknya-.

Kau telah menyadarkanku betapa tidak berharganya diriku sebagai wanita. Betapa hina dan cacatnya aku, karna sebuah kesalahan di masa lalu.
Sebuah kesalahan satu kali, yang menghapus puluhan kebaikanku dulu.

--
Maaf, Bukan Niatku Semua jadi begini.