March 30, 2024

m e

 Di saat aku baru saja memejamkan mata

Bolehkah yang terbayang di ingatanku, Wajahmu.




March 28, 2024

HUFT

Judul postingan ini huft, yang mewakili kata lelah.

Lelah pada pemikiran negatif yangg sering muncul tanpa kuhendaki.


Baru aja kakak suamiku kirim WA dan bilang, naikkan zakat fitra sm kk aj ya.

*haha hahaha. aku hanya tertawa akhward*


Belum lama aku teringat hari pernikahanku, dimana keluarga dari pihak suamiku hanya hadir dan membuat tragedi.

tapi lalu hari berlalu, semuanya membaik. kondisiku dan suami.



apakah Tragedi itu harus kulupakan begitu saja.

March 09, 2024

Pulang Ke Namorambe

 Sejak papa meninggal dunia dan aku keguguran anak kedua.
Ini adalah kali pertama aku pulang kerumah namorambe lagi.

Rasa pedih selalu menyelimuti setiap kali aku kembali ke tempat dimana aku pernah tinggal dan tumbuh besar seperti sekarang ini.

Bayangan papa masih terlihat jelas ada disana.
Papa yang sedang duduk, makan dan tidur. Semuanya masih terasa segar di ingatanku.

Aku rindu papa yang masih hidup T_T

--

Dan melihat kondisi mama. Rasa kasihan dan kesal masih bercampur jadi satu dalam ingatanku.

Aku tak tau bisakah mengiba, mengikhlaskan, dan marah di saat yang bersamaan.
Tapi itulah yang kurasa saat ini. 

March 08, 2024

'Darah Preman' Ajaran Suamiku

Selama dibesarkan dan tumbuh dalam didikan mama dan papa, mereka mewarisiku darah orang jawa. 

Maksud darah jawa yaitu sifat lemah lembut, Kalem, Gak gampang emosian dan legowo. Oiya satu lagi sifat Nrimo, yaitu pasrah akan keadaan, Iklas akan takdir yang diberikan Tuhan.

Sehingga selama hidup aku seringkali memendam emosi, bahkan ketika tau dizolimi aku lebih sering diam tanpa melakukan apa-apa.

Prinsipku saat itu, ketika seseorang memukul dan aku balas memukul maka persoalan telah selesai, tapi ketika seseorang memukul, dan aku memilih untuk tidak membalas. Maka aku akan tampak lebih mulia dari orang itu.

Dan lagi aku percaya, untuk setiap tindakan jahat, tanpa harus kita membalas, ada yang lebih kuasa dan berhak membalasnya yaitu Tuhan.

Orang-orang mempercayai itu sebagai Karma.

Dan bagiku, setiap karma dalam hidupku adalah tugas Tuhan untuk menyelesaikannya, bukan tugasku karna aku lemah.

Begitulah kira-kira!

<><>

Sampai akhirnya, aku menikah dengan laki-laki berdarah batak.

Laki-laki yang prinsipnya jauh berbading terbalik dengan yang kuyakini selama ini.
Entah bawaan darahnya yang 'gampang panas' atau mudah terpancing emosi, karna dulunya pernah bertahun-tahun hidup di jalanan, bersama anak-anak jalanan.
Atau karna didikan keluarganya yang cukup keras, akupun tak tau.

Tapi bagi suamiku, jika sesuatu yang menjadi haknya, maka akan tetap dia tuntut untuk didapatkan sesuai haknya.

Baginya, sesuatu yang memang miliknya maka mutlak adalah miliknya -tak boleh diganggu  ataupun diambil sembarangan oleh orang lain.

Karna itu jika ada sesuatu yang tak sesuai maka suamiku akan bicara, melawan, dan kalau bisa baku hantam, sampai semuanya akan menjadi sesuai sebagaimana mestinya.

Baginya, hidup ini harus punya kekuatan, Power atau Taji agar tidak diinjak orang lain.
Jika kita terlalu lemah, maka orang lainpun akan sepele dan mudah memanfaatkan kita.

Setidaknya bicara jika merasa tak cocok, jangan diam saja.
Tuhan memang memegang kuasa untuk memberikan karma pada mereka yang bersalah.
tapi Tuhan juga menganugrahi kita pikiran dan kekuatan untuk membela dan mempertahankan Hak dan Harga diri kita sendiri.

Jadi selama menjalani 4tahun pernikahan, aku belajar untuk lebih berani dan melawan jika ada sesuatu yang tak cocok. Tidakpun harus berkata kasar, setidaknya utarakan saja baik-baik lebih dulu.

><><
Seandainya !
Inipun hanya seandainya.

Seandainya suatu hari aku tak bersama suamiku lagi, satu ajarannya yang bisa kuterapkan dalam hidup yaitu, dalam diri harus ada Darah Preman.

Anak dan suamiku