September 30, 2023

Ibuku Ditipu Dukun

 Rambutnya pirang tak terawat, kulitnya hitam, bobotnya kurus dan pakaiannya tidak sopan.

Begitulah kesan pertamaku saat melihat perempuan itu.

Namanya Leni. Tak banyak yang kutau soal dia, tapi dia menipu ibuku.

Leni, bersama sekutunya mengaku bisa menggandakan uang, menarik harta dari dunia Gaib.

Naifnya, ibuku yang lugu percaya padanya.


Tak ada jaminan lulusan perguruan tinggi menjadi manusia yang cerdas.

karna nyatanya ibuku yang lulusan S2 sarjana pendidikan, dan kakakku yang S1 sarjana ekonomi, percaya pada dukun.

Sudah sejak agustus 2022 sampai hari ini, dukun itu memberikan syarat-syarat tak masuk akal demi uang gaib.

Tapi hasilnya Nol, Nihil, Kosong.


Aku tak bisa mengatakan lebih detailnya, karna aku sama sekali tak terlibat disana.

Tapi dari yang kusaksikan sendiri, dukun itu meminta sejumlah uang untuk syarat. 

Membeli daging hewan-hewan tertentu, memasak makanan tertentu, belanja bunga dan obat-obatan aneh, sampai mengamalkan amalan tak berdalil.

Ibu dan kakakku menuruti itu, membaca yasin sampai 1000x. Puasa mutih, dan berikir kalimatullah.

Secara kasat mata, itu baik dan beramal pada Allah.

Tapi mengingat tujuan mereka melakukan itu demi mendapat uang gaib, aku fikir udah salah kaprah.

Pengetahuan agamaku juga tak dalam. Apakah yang seperti itu termasuk syirik. We Never Know.


Bukankah, percaya dan meminta pada selain Allah adalah syirik.

Tapi dengan cara mereka yang rajin sholat dan berikir, dengan tujuan tertentu, apakah benar atau salahkah ?

Kembali pada niat.

Niat di hati mereka yang beribadah, adalah antara mereka dan ALLAH. karna itu bukan ranahku menghakimi.


Yang terbaik yang bisa kulakukan adalah mendoakan mereka (ibu dan kakakku) agar tidak berjalan semakin jauh menuju kemusrikan.

Dan posisiku sekarang sama seperti papa, tinggal jauh dari mereka. Menghindar dan menepi agar terkena dampak dari apa yang mereka lakukan.



Aku jadi teringat teman sekolahku dulu namanya fika.

Nada bicaranya Gemetar, di kelas termasuk yang tidak cerdas.

Dia hanya unggul di pelajaran menggambar dan kesenian.

Jika ada lomba 'menghayal' fika pasti juara 1, karna imajinasinya yang terlalu jauh menembus cakrawala.

Melihat leni, mengingatkanku pada fika.

Gaya bicaranya gemetar dan bahasa tubuhnya tidak sopan.

Ketika makan dia sangat rakus seperti orang kelaparan, tapi badannya sangat kurus seperti orang yang tidak doyan makan.

Mungkin, imajinasi leni menembus jauh kedalam dunia gaib, hingga berfikir bisa menipu ibuku dengan memeras hartanya.


Aku tidak suka leni. Dia membuat ibuku jadi seperti orang hampir gila.

Semua waktu dan uangnya sudah habis dikorbankan untuk memenuhi persyaratan leni.

Sampai kabar terakhir, seluruh kampung tau banyaknya hutang ibu dan ibu sudah tak punya apa-apa untuk membayar hutang itu.

Ibu masih mengharapkan uang gaib dari leni.

Dia sudah habis-habisan, jika berhenti sekarang ibu takut akan sia-sia.

Tapi jika dilanjutkan, kehancuran pasti akan datang cepat atau lambat.


Aku selalu berfikir logis di tahun 2023 ini, mana mungkin ada uang gaib.

atau harta gaib.

Jikapun leni punya kemampuan mengambil uang gaib itu dari dunia lain, kenapa tidak lakukan ritual itu sendiri.

dan nikmati harta itu sendiri.

Kenapa harus dengan mendekati ibuku dan mengatakan hal-hal tidak masuk akal untuk memeras uang ibuku.

Ibuku yang Lugu, dan juga baik. 

dunia ini terlalu tak seimbang untuknya. ibu masih saja berfkir, jika semua orang itu baik dan tak memanfaatkannya.


Lalu aku sebagai anak, aku tak pernah bicara serius soal ini pada ibu.

Selama ini aku hanya terkesan mendiamkan.

Karna aku tau, bicara dengan ibu adalah sia-sia.

Papaku saja tidak pernah diacuhkan kata-katanya.

Pemimpin tertinggi dalam rumah tangga saja ditentangnya demi leni.

Sampai papa menyerah dan pergi.


Aku yang anaknya, yang bukan kebanggannya ini 'apalah daya'.

Berhadapan dengan ibu adalah hal yang sesulit itu. Aku menghargai perasaannya sampai mengatakan fakta soal leni, akupun masih berfikir.

Ya, Siapa yang memahami perasaanku, pasti juga kesulitan menjabarkannya.


Terkadang, aku masih bicara sedikit.

Ibu langsung menyalak dan bicara panjang lebar lebih banyak.

Bicara kemana-mana dan tidak nyambung.


Lagipula sudah sejak sangat lama, kalau bicara ibu tak pernah memikirkan perasaanku.

Karna itu aku tak suka bicara pada ibu.


Aku lebih suka keadaan seperti sekarang ini.

Tinggal jauh dari ibu, merawat suami dan anakku dengan sebaik yang kubisa.

Tidak terlibat dalam persoalan apapun di rumah ibu.

Karna pada dasarnya setiap persoalan yang muncul, bukan disebabkan oleh ulahku.


Adikku yang dikejar deptkolektor karna hutang kereta dan pernikahanhya, itu adalah tanggung jawab adikku.

Kakakku yang bertengkar soal harta dengan suaminya, itu juga persoalan kakakku.

Dan ibu yang berhutang kemana-mana demi leni. Itu bahkan aku tak mau bertanggung jawab sedikitpun, karna aku pure tak tau apa-apa.


Terkadang ibu menelfonku, tapi aku sengaja tak menjawab.

Aku bahkan menghilangkan kontak dengan kakak dan adikku, karna aku tak suka mereka.

Aku terlihat bodoh dan lemah di mata mereka.

Aku juga tak bisa bicara banyak ini dan itu dengan mereka karna itu pasti sia-sia.

Lebih baik aku menulis di catatan ini, walau tak di dengar, tapi setidaknya aku lebih lega.


Dan catatan ini juga akan menjadi bukti jika di masa depan terjadi sesuatu yang tidak kuinginkan.

Dan jika hal-hal buruk merugikanku, aku juga bisa menunjukkan catatan ini pada orang yang tepat.

September 29, 2023

ToDay

Sampai hari sudah maghrib suamiku belum pulang.

padahal hari ini tanggal merah dan dia tetap kerja agar tetap dapat gaji.

ya, beginilah kadang gambaran perasaanku.

Kalau suami pulang kerja telat, akupun bertanya-tanya. Kemanakah dan apa gerangan terjadi?

Tapi kalaupun pulang cepat, yang ada aku juga yang merasa  gak enak.


karna kalau suami dirumah, pergerakanku jadi terbatas.

sedikit-sedikit dipanggil, diminta nemenin, melayani ini itu, ambilin makan, even mandiin.

mungkin beberapa wanita merasa senang-senang aja jika suaminya bermanja begitu.

tapi bagiku gak ada bedanya, malah seperti merawat disabilitas.


Bukan bicara soal uang,|

Bukan juga karna soal siapa yang cari uang.

Tapi ini soal perhatian yang gak ada untukku yang dirumah saja.


Sekali lagi, aku mensyukuri hari-hariku yang seperti ini.

Karna mungkin diluar sana ada banyak sekali wanita mendambakan hidup seperti yang kujalani saat ini.


Dan yang tetap membuatku Normal bisa menjaga kewarasan adalah Tulisan

dan Karyaku yang lagi Ready on Now.




September 28, 2023

Nyenangin Anak

Anakku gak jauh beda hobinya dengan ayahnya
Suka jalan-jalan, suka main di taman bermain

Jadi sesekali kami ajak dia main-main ke Mega City
 yang didalamnya ada beberapa permainan anak dengan harga 10ribu, main sepuasnya.
main bola trampolin sendirian



September 27, 2023

pil pahit yg harus ditelan (2)

 Aku tidak bisa melalui semuanya sendirian, karna itu aku meminta Allah yang membantuku.

stay +++



-=-=-

Entah apa yang terjadi dengan suamiku.

Malam ini, dia terus saja mengatakan masakanku tak enak dan tak layak.

Padahal aku selalu bangun duluan di pagi hari agar bisa memasakkan makanan untuk bekalnya.


Aku memang kurang pandai memasak makanan yang mewah seperti dirumah makan.

Tapi setelah menikah, setidaknya aku selalu belajar masak makanan yang layak.

Aku tulus masak untuk dimakan keluarga kecilku.

Tapi suami sering kali lupa menghargai itu.


Ada kalanya dia menghinaku gara-gara makanan yang terlalu asin.

Mengataiku orang Paok dan Goblok bukan sekali duakali.

Hampir setiap hari.


Aku selalu menganggapnya angin lalu, agar hatiku tak terluka.

Tapi dikala aku sedang rapuh, kata-kata itu nyatanya juga menusuk dan melukai perasaan.


Resiko punya suami yang kurang pendidikannya.

Yang pendidikan hanya sampai SD, yang bahkan tidak tau adab dan tata krama.


Kalau pesan ayahku.

Sifat yang sudah jadi watak, mau tak mau harus diterima dalam diri suami.

Iklhkaskan itu sebagai pil pahit yang harus di telan.


September 26, 2023

Tujuan Menulis (apa,kenapa, ada apa, ya gak apa-apa)

 Dulu, tujuan awalku membuat blog, adalah menyalurkan hobi menulisku yang terbendung.

Aku tidak perduli ada pembaca yang mengunjungi atau tidak.

Yang penting bisa nulis dulu aja.


Sampai akhirnya mulai banyak yang aku post di blog.

Mulai dari curahan hati yang tidak penting, informasi yang kuanggap perlu disimpan, sampai pada lirik-lirik copast.

Dan disini tujuannya untuk ngeblog jadi berubah, yaitu ingin berbagi.

Tak peduli orang suka atau tidak, yang penting ada yang buka blog_ku, dan dapat sesuatu dari sana.


Tapi ya tapi. Sampai detik aku menuliskan ini, ada sesuatu dari dalam blog yang ternyata bisa menghasilkan Cuan.

Namanya "Adsens".

Akupun yang cuma belajar otodidak ini, tidak pernah tau cara mengoprasikan adsens.

Kulihat ada sekitar 9.020 rupiah penghasilanku disana.

Secara ajaib, akupun takjub. 

Entah bagaimana cara menambah Penghasilan dan mengelola Adsense dengan lebih baik.


Apakah tujuanku ngeblog nanti jadi berubah karna udah tau bisa ngasilkan duit.

Tapi kayaknya enggak deh.

Yang ngasilkan duit, teman-teman yang lain yang lebih pro aja.

Karna aku juga masih bego dan butuh banyak belajar.


Kalaupun seandainya blog ini menghasilkan, ya syukuri alhamulillah aja ya.

Tapi aku gak mungkin ngoyo dan ngejar target juga.

Karna ngeblog masih sekedar hobi. Bukan Bisnis.

Aku mah apa atuh >,<




September 24, 2023

hari ini..

Hari ini aku pusing, oyong, dunia terasa bergoyang.

Mungkin aku terkena anemia, atau darah rendah atau dehidrasi. tak tau, segala kemungkinan ada.

Pekerjaan rumah tak ada selesainya.

Anak nangis merengek, efek samping tadi malam terlalu lama main hp.


Aku emosi dan melampiaskan tamparan pada anak. Setelah nangis dan reda, barulah merasa menyesal.

Sering terulang, tapi sering terlupa -tak dijadikan pembelajaran.


Aku melakukan hal yang sejatinya tak ada untungnya -selain karna hobi-.

Kufikir, jika aku bisa menyelesaikan tulisanku, membereskan karya-karyaku, lalu membuatnya tertata sesuai tempatnya.

 maka hidupku juga akan tertata dan terbereskan satu satu.


Aku tak ingin meninggalkan bekas apapun lagi, mengenang hal tak penting sekecil apapun lagi.

Dan juga membuka lembaran baru yang lebih besar dalam waktu dekat.


Segalanya sudah lebih dari cukup, sekarang bagiku, begini saja dulu cukup.

Sampai terbereskan dan seluruhnya terselesaikan.


Tunggu anakku makin besar dan bisa dididik disiplin, baru aku bisa merancang dan memulai sesuatu yang besar.

Semoga belum terlambat.



//Karna perbuatan burukku pada anak, akupun bertemu orang yang juga 'buruk' saat aku beli Magic com.

Hahh.. Karma instan sekali hari ini.

September 23, 2023

Curhatan Seorang Ibu

Hari minggu  menjadi hari yang tak kusuka karna sekarang aku seorang ibu rumah tangga.

So well, suamiku akan dirumah sejak pagi dan itu membuat pekerjaanku lebih repot dan riweh.

Karna mengurus satu suami dan satu anak, terasa seolah mengurus dua anak sekaligus.

Aku yang sekarang adalah aku yang jauh dari bayanganku dulu.

Dulu, saat masih gadis aku hanya mengurus diri sendiri tapi itupun sulit. Padahal tanpa masak, dan belanja kebutuhan rumah.

Punya segalanya, tapi tak punya tujuan dan gambaran hidup.

..

Sekarang, aku sudah punya tujuan karna sudah melahirkan seorang anak.

Dan anehnya aku bisa mengurus dua orang lainnya dalam hidupku. Aku bahkan memasak dan belanja kebutuhan hidup.

Secara otomatis aku yang santay dan malas berubah menjadi rajin dan cekatan.

Mau tak mau aku tak bisa bergantung pada siapa-siapa.

Satu hari saja aku bermalasan, maka keesokan hari aku akan merasakan akibatnya. 

hahh riwah


September 21, 2023

Enggan

 Mama menelfonku semalam 2x, tapi aku enggan menjawabnya.

Masih sangat sulit menjauhkan prasangka buruk dari setiap yang mama lakukan padaku.

Dirinya hancur dan terpuruk karna pilihan dan keputusannya sendiri.

Aku, untuk kesekian kalinya hanya bisa menghindar dan menjauh dari masalah.


Tidak bisa meluapkan kebencian, meskipun aku sangat benci.

Kalian tau rasanya, saat kekesalan, marah dan kecewa sudah menumpuk sesak jadi satu.

tapi sama sekali tak terluapkan karna perasaan itu bersumber dari Ibu yang melahirkanmu.


Aku susah tidur semalaman, suamiku terbangun sekitar jam 3 pagi, dan mengatakan juga susah tidur.

Apakah cuaca, penat pikiran, atau aura negatif yang membuat rasa kantuk tak kunjung datang.




>>

Aku masih sedih dan 'rindu' dengan tempat dimana aku pernah berharap "punya masa depan lebih baik".

Kenangan itu bergelanyutan satu persatu. Muncul silih berganti dalam mimpi dan ingatan yang ada.

Rumah ukuran 3,5x 7 meter, tapi menorehkan banyak cerita dan kisah hidupku di dalamnya.

juga Rumah nenek T_T


Terbayang fikiran itu.

'kufikir dulu nenek tidak sayang padaku'.

Tapi nyatanya saat aku pergi dari tempat dimana dia tinggal, dia benar-benar pergi untuk selamanya.

Dan beberapa jam sebelum kepergiannya, almarhumah masih sempat datang kerumah dan memangku putri kecilku yang berusia 2 bulan.


HUft, Aku harap segalanya semakin cepat terselesaikan. 

September 11, 2023

H A K I K A T I K A T A N

 Ayah dan Ibuku tidak pernah bertengkar hebat.
Selama menjadi anak mereka dan tinggal serumah, satu-satunya pertengkaran 'ribut' yang kuingat adalah ketika ibu ingin memotong rambut ayah, tapi tidak sesuai.
itupun kejadiannya saat aku masih SD kelas 2.

Lalu, seingatku ibu selalu merepet dan ngomel dirumah, pekerjaan rumah seperti mencuci dan beberes, nyaris gak pernah dilakukan ibuku.
Bahkan kala itu, rumah kami terkenal sebagai "Kapal Pecah" karna berantakannya itu.

Tak jarang kalau mau berangkat sekolah, aku mengambil baju sekolah langsung dari jemuran dan memakainya.

Ya, seperti itulah nyatanya masa kecilku -tanpa mengurangi atau menambahi-. Dan bukan bermaksud membuka aib.

Seingatku juga ayahku selalu mengalah dan menghindari pertengkaran. Karna itu rumah tangga ayah ibuku selalu harmonis tanpa kebisingan yang berarti.

Tapi seiring beranjaknya aku Dewasa, aku menyadari satu hal. Sebenarnya dari cara ayah yang selalu melakukan "penghindaran" ketika sebuah konflik muncul, adalah sesuatu yang amat sangat salah.
Karna pada akhirnya ayah dan ibuku tidak pernah menyelesaikan masalah mereka sampai tuntas.

Masalah dan problem rumah tangga mereka, jadi mengambang -menggantung- tanpa solusi dan penyelesaian.
Semuanya dianggap remeh, tak ada dan sepele. Hingga akhirnya Pecahlah itu di masa sekarang.

Masalah yang muncul dari sesuatu yang tak dituntaskan di masa lalu -seperti bangkai yang mulai tercium busuknya- akhirnya menjadi masalah di masa sekarang.

Satu persatu, sedikit demi sedikit, semuanya "naik".
Aku yang tak terlibatpun akhirnya ikut terkena dampak.

Aku ingin marah dan ngamuk, tapi aku tak punya porsi untuk itu karna posisiku hanya seorang anak.
Yang aku bisa lakukan adalah, Pergi dan mendoakan mereka bisa menyelesaikan sampai tuntas semua 'masalah' itu.

==

Lalu akupun menilik pada keluargaku yang baru.
Suami dan anakku, adalah keluarga kecilku yang seutuhnya sampai masa yang akan datang.

Tak seperti ayah ibuku yang tak pernah bertengkar ribut.
Dalam seminggu suamiku -dan aku- selalu saja ada yang diributkan.
Terkadang tidak sampai ribut hebat, tapi sebuah ribut yang bisa membuatku menangis.

Tapi bedanya, Suamiku selalu mencari solusi dan menuntaskan setiap masalah yang ada.

Meskipun perasaanku tak bisa selalu tuntas begitu saja.
Setidaknya selalu ada angin dingin setiap kali api  itu padam.

Aku memang full jadi "pembantu" di rumah, pagi-siang-malam.
Tapi dibanding harus mengeluh, membuat tengkuk leherku kaku. Aku lebih memilih mensyukuri semua yang ada sekarang.

Dan aku tak mungkin lagi membuat Drama-drama-drama seperti seorang anak remaja baru dewasa.

Hanya butuh memahami Hakikat dari Ikatan pernikahan.
Yang butuh kupelajari setiap hari,setiap detik.

p e a c e


September 08, 2023

Jam Tidur

Jam tidurku berantakan..

Jam malam awal tertidur ayam, tengah malam mata terbuka, subuh hari ngantuk berat, pagi hari bangun dan beraktifitas, lalu siang tertidur..

entah bagaimana polanya, tapi tidur siang juga tak bisa nyenyak karna di saat itu putri kecilku sudah terbangun dan bermain.

//

Berat badanku mulai naik, karna kurang olahraga.

Kepalaku sering pusing, gula darah juga tensi juga seing goyang.

Ah, tak tau lagi merasakan kondisi ini.

//

NIat hati ingin perbaiki, tapi lagi dan lagi depresi menghalangi.== 

Kejadian seminggu lalu masih memberikan rasa duka jika kuingat ingat lagi.

Putriku, aku anggap saja untuk semua mimpi dan harta yang raib, Tuhan menggantikannya dengan yang lebih baik, yang lebih berharga yaitu Putriku.

Karna seandainya diminta memilih itu semua, atau putriku. Jelas aku lebih memilih putriku.

//
Fokusku sekarang ingin perbaiki pola hidup dulu.
dimulai dari tidur teratur.

keep spirit


September 07, 2023

Because !!!

Sejak kecil aku selalu kurang percaya diri. Aku 90% Introvert.

Meskipun dalam setiap mata pelajaran aku tidak terlalu buruk, bisa mencapai nilai rata-rata.

Tapi dalam bergaul dan menjalin pertemanan, aku jauh di bawah standar rata-rata.

SD, SMP, SMA, KULIAH bahkan masuk dunia kerja, Temanku selalu bisa dihitung jari. Sedikit sekali.


Penyebabnya satu. Aku takut dihina soal kulitku yang sensitif.

 Gak harus dengan cacian, meskipun hanya dengan sebuah pertanyaan, terkadang aku sudah merasa terhina.


Tak tau semua bermula darimana, tapi sejak kecil aku memang tak mendapat support yang selayaknya, untuk kondisi berbedaku ini.

Aku selalu malu, minder sendiri, dan khawatir jika bagian kulitku yang sensitif -tanpa sengaja- terbuka dan dilihat orang lain.


Karna kebetulan aku selalu bersekolah di tempat yang menggunakan baju tertutup, terkadang kekuranganku ini tak terlihat.

tapi setelahnya, dimanapun dan kapanpun aku selalu merasa malu.


Hanya dilingkungan keluarga inti aku tidak merasa malu, Keluarga besar dan saudara juga sama.

Aku minder dan diam saja jika kebetulan berkumpul.


Seolah sudah Takdir, aku tercipta dengan kondisi seperti ini.

Semakin dewasa aku semakin terbiasa.

Tak ada yang bisa berubah, sekeras apapun aku berusaha.


Nyamuk dan serangga-serangga kecil selalu menggigit kulit dan meninggalkan bekas hitam dikulitku untuk waktu yang lama

Obat ini itu sudah kuminum.

Sabun ini  itu sudah kuhabiskan untuk mandi.

Perawatan kulit yang umum kuterapkan.

Tapi Takdir sudah begini, nasip juga tak bisa berubah.


Aku kehabisan cara.

Depresi juga sudah pernah.


Satu satunya obat terbaik, adalah Bersyukur dan mengambil hikmah nya.

Karna Kulit luarku hanya bungkus yang nampak.

Isi di dalamnya, we never know !




September 06, 2023

SUNDAY MORNING

hOAMs..

enjoyed morning

im easy wake up. My family still enjoy today.

Some boy  hurt and afraid me again T_T

But its no problem with me. Forgot him very easy.

I’m will starting my life tomorrow. I hope everything will be the good.

 

Btw, Mitch Luker he was death, in November 2012. I’m shock, im download this music at 2013 ago.
And i know her death in 2014. Late ya

But is enough to chance everything.
my mind, vertigo. Not my physically.




Terlahir Sampah

Kadang aku bertanya, Apa boleh aku jalani hidup senyaman ini ?

Ternyata jawabannya "tidak juga".


Ada saat sebuah pertengkaran kembali terjadi.

Mungkin, agar aku kembali sadar akan posisi.


Posisi diri yang seolah dilahirkan hanya untuk dibuang.

Ya, dibuang layaknya sampah tak berguna.


Suamiku adalah seorang manusia yang telah memungut sampah itu, dan menatanya kembali agar terlihat lebih berharga.

tapi terkadang -seperti hari ini-, suamiku juga yang mengingatkan aku, jika aku berasal dari sampah.


Bukan tanpa pemikiran dan asal jeplak. 

Bukan juga karna tak menghargai diri sendiri, sampai dengan entengnya kusebut diriku sampah.


Tapi menilik pada kisahku dulu, aku memang selalu 'digunakan' dan diabuang ketika tinggal ampas.

PERSIS SAMPAH.


Aku bukannya tak menyesal.

Berulang kali aku coba bangkit.

Tapi -seperti- ditakdirkan, sampah tetaplah 'sampah' hanya untuk dibuang ke tempatnya yang semestinya.


Mama, dia adalah orang pertama yang memperlakukanku seperti sampah. Tidak sampai membuangku, tapi perkataannya yang selalu menghinaku

seolah menegaskan jika aku adalah sampah -yang-tak-punya-perasaan-.


Lalu, Cinta pertama. Sosok pertama yang membuka hati dan perasaanku.

Dia juga sudah membuangku seperti sampah, tanpa pernah memikirkan jika sebelum membuangku, dia telah memberikan nilai tertinggi pada harga diriku.

Menawarku dengan harga tertinggi hingga aku merasa seperti intan permata dimatanya.

Tapi saat intan permata itu, menginginkan dihargai dalam arti sebenarnya.

Dia malah membuangku begitu saja.


Aku terluka dan berdarah dari dalam.

Butuh waktu bertahun-tahun untuk menempelkan perban dan kapas pada luka yang terkoyak itu.


Lalu, saat luka itu mulai sembuh.

Akupun mulai menata mimpi untuk masa depanku.

Karna sesampah apapun aku diperlakukan, aku tetap punya hati dan perasaan sebagai manusia.


Dan lagi-lalu lagi.

Kejadian demi kejadian, kembali menyadarkan jika aku memang pantasnya dibuang.

Mungkin kali ini karna sudah 'sering' berulang, aku tak terlalu kebauan dan sakit saat terlempar dalam tong sampah.

akupun terbiasa, dan mengobatinya hanya butuh hitungan hari.

Sembari tetap waspada, jika di masa yang datang sesuatu terjadi dan aku kembali terbuang.



September 02, 2023

Sedikit tentang Bill Gates

 Nah, ada yang tidak kenal Bill Gates? William Henry Gates III, atau yang lebih dikenal Bill Gates adalah pendiri (bersama Paul Allen) dan ketua umum perusahaan perangkat lunak AS, Microsoft. Ia juga merupakan seorang filantropis melalui kegiatannya di Yayasan Bill & Melinda Gates.



Ia menempati posisi pertama dalam orang terkaya di dunia versi majalah Forbes selama 13 tahun (1995 hingga 2007). Siapa sangka dia dulunya DO dari Harvard dan sebelumnya pernah bekerja sebagai Office Boy.


September 01, 2023

Belajar dari Thomas Alfa Edison

 Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. Ibunya pun membaca kertas tersebut yang berisi, "Tommy, anak ibu, sangat bodoh. Kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah." Sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, ”anak saya Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia.”

Tommy kecil adalah Thomas Alva Edison yang kita kenal sekarang, salah satu penemu terbesar di dunia. Dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju.



Siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? jawabannya adalah ibunya! Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya.