September 28, 2021

Karma itu Hadiah untuk mereka yang teraniaya

Di tahun 2014 aku pernah curhat singkat soal Sepasang penipu, Pak Amin dan Buk Nova.

Btw, spoiler aja. Aku ingin bahas kisah itu kembali sebagai bahan pembelajaran untuk kita semua.


So, siapa mereka berdua ini.

Mereka adalah pasangan suami istri yang sudah berpisah, tapi mereka bersekongkol dan bersatu kembali untuk menipu keluargaku.

Lebih spesifik, menipu ibuku.

Buk nova sendiri adalah seorang pegawai telkomsel. atau mungkin mantan pegawai telkomsel. aku juga gak tau pasti.

Yang memperkenalkan kami sama mereka adalah seorang tetangga jauh bernama pak agus, yang kebetulan anak laki-lakinya juga sudah bekerja di telkomsel.

Bagian teknisi, atau simpelnya manjat-manjat tiang tower.


Pak agus sendiri meyakinkan jika buk nova adalah "orang dalam" yang bisa membantu orang yang mau masuk kerja ke Tekomsel.

Kebetulan saat itu udah setahun tamat SMA, dan kakakku juga lagi cari kerja.

Di iming-iming gaji tinggi dan kerjaan di kantor, ibukupun tertarik untuk melamarkan aku dan kakakku kerjaan di sana.

Awalnya aku ogah, dan bilang, masukkan saja kakakku dulu.

Jika dia sudah mulai kerja, baru aku nyusul. Tapi ibuku yang menganggap ini kesempatan bagus, memutuskan untuk melamarkan kami berdua kerjaan itu.


Singkat cerita Buk Nova dan Pak Amin ngajak kami kopdar, ngobrol ina ini yang intinya minta sejumlah uang agar 'prosesnya lancar'.

Aku sendiri gak tau pasti berapa nominal uang yang mereka minta, dan kebetulan saat itu aku gak tanya sama ibuku.

Tapi demi memenuhi uang itu, papa sampai menjual kereta Vixion nya.

Kereta moge keren, yang dari awal beli sampai terjual aku bahkan belum sempat "belajar mengendarainya".

Papa ikhlas dan legowo saja kereta itu dijual, demi kedua anak gadisnya bisa kerja enak, gaji banyak.


Mama dan akupun ketemuan sama pak Amin di KFC titi kuning, kami bahkan gak pesan makanan dan minuman apapun.

Karna tujuan kami kesana adalah kasih surat lamaran dan sejumlah uang itu pada buk nova dan pak amin.

Kalau aku tak salah tebak, kurang lebih uang yang di amplop itu sebanyak 7juta.


Selama menyimak pembicaraannya, hati kecilku ini sebenarnya gak yakin sama kerjaan yang dia janjikan.

Satu-satunya bukti yang bisa mereka tunjukkan adalah sebuah kartu nama pudar milik buk Nova.

Yang menyatakan bahwa dia memang bekerja di tekomsel dan sudah banyak membantu orang buat masuk kerja disana.

Dan saat menerima amlop berisi uang dari Ibu, hati kecilku ini berkata "abis ini pasti mereka foya-foya".

Tapi karna saat itu aku belum 'paham orang', kuanggap hati kecilku sebagai prasangka tak mendasar.


Ibuku yang polos dan baik, selalu saja percaya.

Bahkan sampai sekarang masih saja percaya pada orang-orang yang datang hanya bertujuan menipu.

Sanking polosnya, ibu tak berfikir jika orang akan memanfaatkannya. Ibu hanya yakin semua orang itu baik seperti dirinya.


Singkat cerita, beberapa bulan pun berlalu, kabar kejelasan soal kerja di telkomsel itu tak juga datang.

Ibukupun mendatangi rumah pak amin, berdasarkan alamat di KTP nya.

dan ternyata, pak amin memang sudah sering menipu orang dengan modus yang sama.

entah berapa banyak korban dan jumlahnya, tapi intinya ibuku menjadi salah satu yang Tertipu.

Rumah yang didatangi ibuku juga ternyata rumah orang tua pak amin, yang kondisinya sederhana dan bapuk.

Orang tuanya juga sudah mulai renta. Pak amin sudah lama tak tinggal di sana.

Buk Nova sendiri adalah mantan istri pak amin, yang mungkin sudah kumpul kebo kembali, bersekongkol menipu orang.


Akupun mendengar kabar itu dari papa. Papa bilang "yang sabar ya, banyak doa, mama kena tipu".

Ekspresiku tidak kaget, karna sejak awalnya hatiku selalu membenarkan jika pekerjaan itu fiktif.

Aku malah menyayangkan karna mama gak mendengar waktu aku bilang, kakak saja yang dimasukkan kerja dulu, aku nyusul.

Mungkin kalau mama mendengar pendapatku, uang yang ditipu gak akan lebih besar.


---

Bla, bla, bla..

Pak Amin dan buk Nova pun menghilang tanpa jejak.

Karna kejadiannya sudah lumayan lama, aku juga tak ingat penipuan mereka itu dilaporkan mama ke polisi atau tidak.

Yang pasti sebelum ibuku, ada pihak lain yang juga sudah lebih dulu melaporkan penipuan mereka ke polisi.

O_O


Di tahun 2020 awal, ibuku kebetulan lewat di depan rumah orang tua pak amin.

Saat itu ibuku bersama laki-laki yang sekarang sudah menjadi suamiku.

Ibukupun singgah, berharap mendapat informasi terbaru soal pak amin. syukur-syukur mereka sudah bertaubat dan uang ibuku kembali.

Tapi ternyata kabar tak terduga yang didapat ibuku. Tetangganya yang  menyampaikan kabar itu.

Beberapa bulan sebelumnya pak amin sudah meninggal dunia.

Penyebabnya sungguh tragis, yaitu ditabrak Kereta Api.

Dan lokasi meninggalnya bukan di medan melainkan di ibu kota Jakarta.


Well, ibuku kaget dan menyatakan turut berdukacitanya.

Tapi suamiku bercerita, saat itu bisa saja keluarga pak amin mengarang cerita soal kematian pak amin.

Agar para korbannya berhenti mencari kerumah dan mengikhlaskan tindakan Penipuannya di masa lalu.


Tapi kalau didengar-dengar Karangan cerita semacam itu sungguh tragis ya, syukur-syukur kalau benar terjadi.

Karna bukti kebenaran ceritanya juga, We Never Know.


Seandainya memang sudah meninggal, semoga diampuni segala Dosanya.

Tapi jika masih berkeliaran hidup, semoga bertaubat dan menjalani kehidupan yang lebih baik.


Itu saja Doa Baik dariku.

Semoga kisahku ini bisa jadi pembelajaran.

terima kasih banyak sudah menyempatkan membaca.