October 10, 2018

Catatan Si jomblo yang Malas

Tidak seperti pagi yang biasanya.
Pagi ini aku sedang duduk di dalam kios dan mendapati diriku sedang benar-benar kesal.
Tanpa alasan yang pasti aku merasa diriku menjadi sangat malas dua hari terakhir ini.

But, cause im human too. I always have reason for something in my life.
First reason is, my family.

Yeah..  Keluargaku memang secara kasat mata terlihat enjoy dan adem ayem saja.
Tapi dibalik itu, ada sebuah story kampret yang membuatku mau tak mau merasa muak dan ilfell dengan keadaan keluargaku.
Meski sering bertemu. Tapi aku tau, aku dan keluargaku tidak pernah saling terbuka satu sama lain. Kami hanya menjalani hari seperti biasa dan saling cuek bebek untuk semua isi hati dan unek-unek yang tersimpan dalam diri.

Mama dan papa, seolah sedang memikul dunia di pundak mereka sendiri.
Selama usiaku 24 tahun, satu-satunya yang bisa kupelajari dan kupahami dengan baik dari apa yang mereka inginkan dariku adalah, 'aku harus menikahi seorang pria dengan kadar iman dan taqwa yang tinggi sekaligus memiliki harta berlimpah'.

Gimana ? Kampret sekali bukan !
Mereka mengharapkan aku mendapat pendamping dengan nilai terbaik. Sedangkan aku, diriku. Antara 1 sampai 10, kunilai diriku sendiri dengan poin 6.

Yeaahh.. Kau bayangkan saja sendiri. Bagaimana takutnya aku jika tidak dapat menemukan pemuda sempurna seperti harapan orang tua.
Aku tidak cukup sempurna di beberapa titik sebagai 'wanita'. Dan aku butuh support untuk dapat mengubah titik-titik lemah itu menjadi sebuah kekuatan.

Well, aku tau bukan saatnya bagiku menyalahkan orang lain untuk semua kegagalan dan ketidakberhasilanku selama ini.
Tapi setiap kali aku ingin merubah kebiasaan dan keadaan hidupku menjadi lebih baik. Aku juga seperti merasakan hal yang sama.
Setiap saat, Aku merasa benar-benar sendiri di dunia ini.

Sampai pada satu harap dan Doa. Ya Tuhan, Semoga kehadiranku di Dunia ini dapat memberikan arti bagi kehidupan orang lain.
Semoga sebelum kematianku tiba. Akan banyak orang yang menyadari, jika kehidupanku di dunia ini tidak sia-sia dan ada maknanya.

Ps : aku akan coba hilangkan kemalasanku hari ini.

October 01, 2018

Damn Think


Aku menarik Nafas panjang, dan atas nama kejujuran hati. Tertorehlah Catatan ini.

Aku terus saja berfikir pada keputusan yang kubuat akhir-akhir ini, Keinginan dan harapan Bahwa aku tidak mau hidup bersama dan menikah dengan seseorang yang kucintai. Jangan tanya kenapa, karna aku tidak tau kenapa ?
Seperti alasan aku tidak pernah tau kenapa aku jatuh cinta padanya. Seperti itu juga kenapa aku tidak tau kenapa aku tidak ingin hidup denganmu.

__
Aku bimbang dan sedikit kacau.
"kasihku, Ini semua bukan karna aku tidak suka kamu. Karna semakin lama aku sangat menyukaimu dari berbagai sudut pandang. 
Aku ingin terlepas drimu lebih karna Kenyataan dan Logika yang kukira benar selama ini.
Karna kamu begitu Pencemburu, dan cemburu itu juga menular padaku.
Kamu tidak suka aku melihat cowok yang lebih ganteng, karna itu aku juga benci jika melihatmu tertarik pada wanita cantik yang lain.

Sejujurnya wajah dan penampilanmu sangat jauh dari tipe cowok yang bisa membuatku senang memamerkan dan membanggakanmu di depan orang-orang. Tapi itu tak akan pernah menjadi masalah untukku.
Karna aku juga memiliki kekurangan dalam fisik. Meski secara kasat mata banyak orang yang melihatku sebagai wanita yang cantik.
Tapi dirimu, secara kasat mata saja sudah terlihat berantakan buat mereka.

Haruskah,aku mempertahankanmu lebih jauh lagi.
Aku berharap semakin aku Dewasa, logika ini akan semakin menuntunku untuk menyikapi perasaan dengan jauh lebih Realistis.
Aku tidak begitu suka ibumu, dia menayakanku soal materi ketika kami sedang bersama. Ayahmu, dia juga tidak begitu suka akan kehadiranku dan kufikir Keluargamu tidak ingin jika aku masuk dan 'ada' diantara mereka.
Kamu punya marga, dan silsilahmu masih kental. Aku tidak punya bagian dalam hal itu.

Sungguh, membayangkan aku harus membaur dalam adat istiadat yang begitu ribet dan tidak kupahami. Itu saja jauh dari kesan 'aku ini cocok' untukku.
Mereka banyak yang tidak seakidah, tutur katanya saja sukar kuterima.
Aku yang sensitive ini bisa berulang kali menahan sakit hati, kalau-kalau mereka bicara seenaknya tanpa mikir perasaanku.
Memang sih hatinya bisa saja baik dibalik kata-katanya yang ceplas ceploa, tapi ya mana aku tau isi hati orang. Aku bukan Tuhan, aku hanya bisa menilai prilaku orang.

Dan Satu lagi, Jika aku bersamamu itu artinya Aku harus melepaskan satu persatu impianku.
Kehidupan pribadiku yang semula Rahasia, harus kurelakan untuk menjadi bagian dalam hidupmu. Menjadi hal yang kamu hakimi, hal yang kamu tidak setujui dan mendapat pertentangan darimu.

Sungguh, aku sangat-sangat-sangat minta maaf.
Tapi daripada aku menyesal nanti. Lebih baik aku menyesal sekarang.

Aku tau kamu punya mimpi yang tinggi. Karna itu Gapailah impianmu yang segede Gaban itu.
Jangan libatkan aku untuk menjadi seseorang yang harus kau kekang kebebasannya. yang mau tak mau harus mengikuti inginmu. 

*Aku sungguh tak bisa*

Dibalik tatapan mataku yang sayu, suhu tubuhku yang hangat dan kasih sayang yang super tulus. Ketahuilah aku menyimpan Keegoisan di dalam kepala yang keras dan beball.
Aku benci ketidaksepahaman yang terus-menerus mengitari duniaku.

Aku benci dicintai dengan cara Pukimak, yang selalu buatku merasa ingin mati lebih cepat.

--
Bagiku kini, Cinta adalah Dongeng indah.